tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ST011, dijamin oleh negara. Masa penawaran ST011 berlangsung mulai 6 November–6 Desember 2023. Berikut adalah tingkat kuponnya:
- ST011-T2 tenor 2 tahun kupon 6,30% (5,67% per tahun setelah pajak)
- ST011-T4 tenor 4 tahun kupon 6,50% (5,85% setelah pajak)
Tingkat imbal hasil ST011 jauh lebih tinggi dari bunga deposito. Ini menjadi kupon SBN tertinggi di tahun 2023 dan kemungkinan besar akan menjadi kupon yang tertinggi pula hingga akhir 2024. Beli ST011 di tanamduit bonus saldo reksa dana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 1 Desember 2023:
Yield US Treasury Mulai Turun
Yield US Treasury 10 tahun yang di awal tahun ini berada di rentang 3,88% sudah melalui puncaknya di level 4,9% pada pertengahan Oktober 2023 yang lalu. Pada awal Desember ini, yield US Treasury mulai turun ke 4,21% karena tekanan inflasi mulai mereda.
Kenaikan yield US Treasury mendorong investor global untuk memindahkan investasinya dari emerging markets, termasuk Indonesia, ke Amerika Serikat yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi. Akibatnya, yield obligasi Indonesia terdorong naik dan harga-harga saham di BEI tertekan.
Selain itu, nilai tukar juga rupiah melemah sekitar 1,5%, hampir mencapai Rp16.000 per USD di minggu ke-4 Oktober 2023. Namun, rupiah telah kembali menguat ke Rp15.486 di awal Desember 2023, sehingga sejak awal tahun malah menguat terhadap USD sekitar 0,5%.
Turunnya inflasi AS di bulan Oktober 2023 menjadi 3,2% dari 3,7% di bulan sebelumnya menaikkan harapan bahwa tingkat bunga USD akan mulai turun di Q2 tahun 2024.
Yield obligasi US Treasury 10 Tahun yang mulai turun cukup tajam dalam waktu 1 bulan (-14,6%), mulai diikuti oleh yield obligasi rupiah 10 Tahun (-4,2%), walaupun tidak sesignifikan turunnya yield US di periode yang sama. Hal ini terjadi karena perbedaan antara real return USD (yield 4,2%-3,2% = 1,0%) dengan rupiah (yield 6,8%-2,9% = 3,9%) sekitar 2,9%, dirasakan masih belum “lebar”, dan belum cukup menggambarkan risk premium Rupiah yang umumnya diatas 3,5%.
Kenaikan Harga Minyak Pada Pertengahan September Tidak Mempengaruhi Inflasi
Pada pertengahan September 2023 lalu, harga minyak sempat naik ke level USD90-an dari level USD80-an per-barrel karena pecahnya perang antara Israel dan Hamas Palestina.
Meskipun demikian, hal ini tidak berlangsung lama karena negara-negara OPEC, khususnya Saudi Arabia, menjaga pasokan minyak dunia sehingga harga minyak kembali turun ke USD74 di awal Desember 2023. Pada akhirnya, hal ini tidak mempengaruhi inflasi dan tidak membuat inflasi dunia menjadi naik.
Apa yang Akan Terjadi?
Berdasarkan paparan data di atas, berikut adalah perkiraan mengenai kondisi pasar dalam beberapa waktu ke depan. Pertama, tingkat bunga US masih akan bertahan sampai dengan inflasi US turun ke 2%. Hal ini diperkirakan akan terjadi di Q2-2024. Selanjutnya, US Fed diperkirakan akan mulai menurunkan tingkat bunga dari 5,25-5,50% secara perlahan.
Hingga saat itu, tingkat bunga rupiah juga akan bertahan di level 6% hingga spread antara yield US Treasury 10 Tahun dengan yield SUN Indonesia 10 Tahun minimal 3% (angka ini adalah target inflasi Indonesia).
Kedua, turunnya tingkat bunga USD akan mendorong investor global mengalokasikan kembali portfolio investasinya ke luar dari AS termasuk ke Indonesia. Di bulan November 2023, telah ada aliran dana asing masuk ke Indonesia senilai lebih dari tujuh triliun rupiah. Hal ini akan mendorong naiknya harga obligasi (yield obligasi turun) dan naiknya harga-harga saham, khususnya yang berkapitalisasi besar.
Rekomendasi
Berikut adalah rekomendasi pilihan investasi yang dapat Anda lakukan.
- Overweight atau tambah alokasi investasi di reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana indeks saham dan reksa dana campuran.
- Pilihan produk:
- Reksa Dana Pendapatan Tetap, 3 teratas: Bahana MES Syariah Fund, Eastspring IDR Fixed Income, Syailendra Pendapatan Tetap Premium,
- Reksa Dana Saham: BNP Paribas Ekuitas Syailendra Equity Opportunity Fund, TRAM Consumption Plus,
- Reksa Dana Indeks Saham: Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Principal IDX30, Ashmore IDX30 Fund
- Reksa Dana Campuran: TRIM Kombinasi 2, Timegah Balanced Absolute Strategy, Sucorinvest Premium Fund
- Reksa Dana Pasar Uang: Danareksa Seruni Pasar Uang III, Syailendra Sharia MM Fund, TRIM Kas 2
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
Disclaimer
- Konten dari Monthly Market Update ini hanyalah informasi yang dapat digunakan oleh pembaca, nasabah, atau investor reksa dana sebagai referensi sebelum memutuskan untuk berinvestasi di reksa dana.
- Investasi di reksa dana mengandung risiko berupa berkurangnya nilai investasi karena beberapa faktor, seperti berita perkembangan indikator ekonomi dan geopolitik, serta kinerja perusahaan yang ada di dalam portofolio reksa dana.
- Nasabah atau investor reksa dana diwajibkan untuk membaca dan memahami isi prospektus dari reksa dana yang akan dibeli.