tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market update dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
› Masa Penawaran SBN ORI026 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,30%/tahun (ORI036-T3) untuk tenor 3 tahun dan 6,40%/tahun (ORI036-T3) untuk tenor 6 tahun.
› Kupon ORI026 dibayar setiap bulan, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
› Masa penawaran ORI026: 30 September – 24 Oktober 2024
IHSG Mengawali Pekan Dengan Kenaikan Tipis, Investor Asing Masih Melakukan Net Sell
IHSG ditutup menguat tipis 8,04 poin atau 0,11% ke 7.504,14 Senin (7/10) dengan nilai transaksiRp11,69 triliun. Investor asing terpantau masih melakukan net sell atau lebih jual Rp796 milyar.
Pasar memantau perkembangan kondisi di Timur Tengah yang semakin memanas, meningkatkan ketidakpastian ekonomi global dan mempengaruhi kinerja emiten di seluruh dunia.
Minggu lalu, Iran menembakkan sekitar 180 rudal ke Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, yang keduanya memiliki hubungan dekat dengan Teheran.
Atas serangan tersebut, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu merespons dengan pernyataan akan membalas serangan tersebut, sehingga situasi semakin memanas.
IHSG berhasil ditutup di zona hijau setelah dirilisnya data cadangan devisa Indonesia periode September 2024 yang sedikit mengalami penurunan USD0,3 miliar menjadi USD149,9 miliar dari bulan sebelumnya USD150,2 miliar. (CNBC Indonesia)
Rupiah dan Mata Uang Asia Lainnya Melemah Karena US Dollar Menguat
Rupiah turun cukup dalam hari Senin kemarin, ditutup melemah -1,26% ke level 15.680 per US Dollar. Rupiah sempat menyentuh level terlemah hari ini di Rp15.695/US$, namun intervensi Bank Indonesia sepertinya semakin besar sehingga di ujung penutupan pasar rupiah mengurangi sedikit pelemahan.
Pelemahan Rupiah menjadi yang kedua terburuk di Asia Senin kemarin setelah Ringgit Malaysia (MYR) yang melemah 1,44%, Baht Thailand (BHT) tergerus 1,21%, Peso Philippines (PHP) –0,92% dan Dolar Taiwan –0,5%.
Melorotnya nilai Rupiah berlangsung dan berbagai mata uang Asia lainnya terjadi karena sentimen pasar global yang berbalik arah melambungkan lagi pamor dolar Amerika Serikat (AS).
Sentimen pasar global terjadi setelah data pasar tenaga kerja AS yang dilansir pada Jumat (4/10) memutarbalikkan ekspektasi pasar akan prospekkebijakan bunga acuan Federal Reserve. Indeks dolar AS Senin sore kemarin berada di 102,51 pada penutupan sesi Asia.
Rilis data cadangan devisa RI pada September yang turun tipis dibanding Agustus juga tidak bisamembantu pamor Rupiah.
Cadangan devisa bisa kembali terkuras lebih banyak bila tekanan berlanjutpada Rupiah dan pasar obligasi dengan tensi seperti hari ini. (Bloomberg Technoz)
Harga Surat Utang Negara Tertekan dan Yield Naik Kembali
Pelemahan Rupiah juga disebabkan oleh aksi jual di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Pelaku pasar banyak melepas SBN dan harganya turun sehingga tingkat imbal hasil atau yield-nya naik tajam Senin (7/10).
Yield SBN-5Y naik 14,1 bps ke level 6,51%, sedangkan SBN-10Y melesat 8,3 bps ke 6,70%, disusultenor 2Y naik 5,7 bps ke 6,23%.
Tenor lebih panjang SBN-15Y dan 20Y naik masing-masing 7,6 bps dan 8,2 bps ke 6,87% dan 7,03%.
Nilai transaksi SBN tercatat Rp30,8 triliun, lebih tinggi dibanding hariperdagangan sebelumnya Rp20,2 triliun. (Bloomberg Technoz, BNI Sekuritas)
Harga Emas Turun ke Bawah USD2.650
Harga emas turun ke bawah USD2.650 per ons pada hari Senin (7/10), memperpanjang penurunannyadari rekor tertinggi karena indikasi pasar tenaga kerja AS yang kuat, yang mengurangi kemungkinan bagi Fed untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga yang agresif.
Walaupun demikian harga emas masih tergolong tinggi, harga emas sebagai asset safe haven berpotensi akan naik lagi.
Kenaikan harga emas terjadi karena meningkatnya kekerasan di Timur Tengah sehingga meningkatkan ketidakpastian ekonomi global dan membuat permintaan terhadap emas meningkat. (Trading Economics)
Risiko Perang Timur Tengah Meningkat, Harga Minyak Dunia Naik 3%
Harga minyak mentah ditutup naik lebih dari 3% pada hari Senin kemarin, dengan Brent melampaui USD80 per barel untuk pertama kalinya sejak Agustus karena meningkatnya risiko perang Timur Tengah di seluruh kawasan.
Sepanjang minggu lalu, Brent naik lebih dari 8% dan WTI naik lebih dari 9%, setelah serangan rudal Iran pada 1 Oktober terhadap Israel menimbulkan kekhawatiran bahwa respons dari Israel akan ditujukan pada infrastruktur minyak Teheran.
Jika serangan Israel terjadi lagi, harga minyak bisa naik $3 hingga USD5 per barel lagi. (Investing)
Ulasan
- Perang di Timur Tengah meningkat. Jika Israel merealisasikan ancamannya untuk membalas Iran atas serangan lebih dari 180 rudal Iran ke Israel, maka situasi khawatir akan meluas. Ketidakpastian ekonomi global akan meningkat, pasokan minyak dunia akan terganggu, dan harga minyak akan naik sehingga meningkatkan inflasi.
- Ekonomi Indonesia berada dalam situasi yang kurang kondusif, ditandai dengan deflasi 5 bulan beruntun, gelombang PHK yang cukup besar dan nilai tukar yang kembali menunjukkan pelemahan. Indonesia pun akan terdampak peperangan di Timur Tengah, berkaitan dengan impor karena nilainya akan menjadi mahal karena peperangan akan membuat nilai US Dollar menjadi meningkat.
- Bank Indonesia mempertimbangkan untuk menurunkan lagi suku bunga BI Rate sepanjang nilai tukar Rupiah tidak melemah.
- Pelaku pasar mengamati langkah bank sentral, Bank Indonesia, dan pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang akan dilantik pada tanggal 20 Oktober mendatang.
- Suku bunga US diyakini akan turun minimal 50 bps di sisa tahun 2024. Bank Indonesia akan mencermati dampak penurunan suku bunga US sebelum BI memutuskan untuk segera menurunkan suku bunga BI Rate, penurunan BI Rate hanyalah masalah waktu.
- Penurunan suku bunga ini akan berdampak positif terhadap kinerja emiten saham, termasuk di Indonesia. Trend kenaikan IHSG diperkirakan akan terus naik meskipun dengan perjalanan volatile.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia. Apalagi, saat US Fed masih akan meneruskan penurunan suku bunga di sisa tahun 2024 sebesar 50 bps, tahun 2025 sebesar 100 bps dan tahun 2026 sebesar 50 bps.
- Harga emas sudah berada di puncak tertinggi dan volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.