tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
Sentimen Negatif Pasca Kemenangan Trump
Pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia bereaksi negatif setelah Trump memastikan kemenangan pemilihanpresiden Amerika Serikat mengalahkan Kamala Haris dari Partai Demokrat hari Selasa 5 November waktu setempat atau tanggal 6 November di sesi kedua perdagangan.
Di sesi pertama pagi hari IHSG sempat naik menyentuh menyentuh 7.506,60 namun di sesi kedua setelah keunggulan yang hampirmemastikan kemenangan Trump IHSG berbalik arah turun dan ditutup turun 108,06 poin atau –1,44% ke 7.383,87. Nilai transaksi IHSG tercatat Rp11,99 triliun dan investor asing melakukan net sell sebesarRp1,15 triliun.
Dalam kampanye pilpres Trump berjanji akan menaikkan tarif impor dan menurunkan pajak di dalamnegeri sehingga sangat berpotensi memicu inflasi, menahan penurunan suku bunga US Dollar dan membuat mata uang US Dollar semakin kuat terhadap mata uang lainnya.
Hal ini akan membuat nilai ekspor Indonesia menjadi terancam turun, Rupiah melemah dan suku bunga Rupiah sulit turun dan selanjutnya membuat kinerja emiten saham di BEI juga terhambat dan yield obligasi juga sulit turun.
Saham-saham perbankan berkapitalisasi besar memimpin penurunan IHSG dan indeks-indeks lainnya, BMRI -5,42%, BBNI -5,09%, BBRI -2,34% dan BRIS -2,35% sedangkan BBCA turun lebih rendah-0,48%. (IDX, tanamduit)
Harga Surat Utang Negara Melemah
Harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah hari Rabu kemarin, ditandai dengan naiknya yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) sebesar 14 basis poin menjadi 6,76%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 7 basis poin ke level 6,77%.
Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp20,5 triliun, lebih tinggi dari hari sebelumnyaRp15,8 triliun. Sementara itu, nilai transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,9 triliun.
Donald Trump dan Partai Republican memenangkan US Presidential Election yang diselenggarakan pada 5 November 2024. Kemenangan Trump menjadi sentimen negatif bagi pasar obligasi, dimana yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 11bp menjadi 4,27%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar16bp menjadi 4,42%. (BNI Sekuritas)
Yield US 10 Tahun dan US Dollar Index Naik Signifikan Setelah Trump Memastikan Kemenangan
Yield US Treasury 10 Tahun melonjak naik 20 bps ke level 4,45. US Dollar Index juga naik tajam mendekati 2% ke level 105 hari Rabu (6/11) setelah Trump memenangkan lebih dari 270 suara elektoraldengan memenangkan suara di beberapa negara bagian.
Rupiah Melemah Setelah Kepastian Kemenangan Donald Trump
Rabu 6 November kemarin Rupiah dan mata uang Regional lainnya mengalami pelemahan setelahkepastian kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS tgl 5 November waktu setempat. KemenanganTrump membuat US Dollar Index naik 1,56% ke posisi 105,03 dan membuat mata uang negara lainnyatermasuk regional Asia dan Indonesia. (Business)
Harga Emas Dunia Turun
Harga emas dunia turun lebih dari 3% hari Rabu kemarin setelah kepastian kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS. Investor menilai untuk sementara kepastian politik telah mereda sehingga investor melakukan profit taking.
Namun, pelaku pasar masih memiliki keyakinan harga emas akan naik lagikarena Trump akan melakukan kebijakan tarif impor yang ketat dan kelonggaran fiscal denganmenurunkan tarif pajak dalam negeri sehingga akan memicu inflasi, sedangkan emas adalah safe haven untuk lindung nilai dari inflasi. (Bloomberg Technoz)
Ulasan
- Kemenangan Donald Trump menjadi sentimen negatif bagi harga saham dan obligasi Indonesia karena Trump akan menerapkan kebijakan tarif impor yang tinggi dan melonggarkan fiskal yang akan memicu inflasi, sehingga mata uang US Dollar semakin menguat dan suku bunga USD sulit turun. Hal ini akan menekan nilai ekspor Indonesia, membuat Rupiah sulit menguat dan membuat Bank Indonesia dalam posisi sulit untuk menurunkan BI Rate yang saat ini bertengger di 6%
-
Selain itu PMI Manufaktur Indonesia masih di zona merah di bawah 50 dan pertumbuhan ekonomi Q3-2024 4,95%, di bawah 5%, yang menandakan daya beli masyarakat sedang menurun.
-
Harga saham akan tetap volatile dan butuh waktu untuk kembali ke level tertinggi di atas 7.700
- US Fed diperkirakan akan menurunkan lagi suku bunganya di bulan November, paling tidak sebesar 25 bps. Pasar berharap Bank Indonesia mengikutinya dengan menurunkan BI Rate yang dapat menurunkan bunga bunga pinjaman.
- Pelaku pasar masih wait and see kejelasan program pemerintahan Prabowo-Gibran, terutama program makanan bergizi gratis yang akan berpengaruh besar terhadap berbagai sektor di bursa efek, kemudian program hilirisasi dan keberlanjutan IKN.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena ketidakpastian ekonomi AS dan kenaikan permintaan emas global di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia. Apalagi, saat US Fed masih akan meneruskan penurunan suku bunga di sisa tahun 2024 sebesar 50 bps, tahun 2025 sebesar 100 bps dan tahun 2026 sebesar 50 bps.
- Harga emas sudah berada di puncak tertinggi dan volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.
tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market update dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
IHSG Turun 5 Hari Beruntun
Selasa (29/10), IHSG turun lagi dan menjadi penurunan hari ke 5 secara beruntun. Penurunan IHSG sebesar -0,37% ke 7.606,60 dengan nilai transaksi Rp10,90 triliun dan investor asing masih melakukan net sell atau penjualan bersih sebesar Rp511 milyar.
Penurunan IHSG dipimpin oleh sektorperbankan yang secara sektoral turun -1,28% antara lain terdiri dari BBRI -1,26%, BBNI -3,64%, BBCA -0,94% dan BRIS -1,99%.
Penurunan saham-saham perbankan terjadi berkaitan dengan rencana pemerintah Prabowo untuk pemutihan atau penghapusan utang UMKM dan 6 juta nelayan, UMKM dan petani yang notabene adalah debitur-debitur perbankan yang memberikan memberikan kredit ke sektorusaha kecil menengah (UKM).
Namun, skema penghapusan utang ini belum jelas skemanya dan investor khawatir dapat merugikan perbankan. (CNBC Indonesia)
Rupiah Masih Trend Pelemahan Terhadap US Dollar
Rupiah kembali melemah terhadap US Dollar hari Selasa (29/10) yang ditutup turun atau melemahsekitar 0,3% ke level 15.770 per USD.
Pelemahan Rupiah terjadi berkaitan dengan arah hasil pemilu di AS. Pelaku pasar khawatir, jika Donald Trump menang Pemilu di bulan November ini, maka kebijakannya cenderung menaikkan tarif barang impor sehingga inflasi naik dan memperkuat mata uang US Dollar.
Saat mata uang US Dollar naik, mata uang emerging countries termasuk Indonesia akan melemah. (Bloomberg Technoz, Bisnis)
Harga Surat Utang Negara Masih Trend Melemah
Dilansir dari laporan riset BNI Sekuritas, harga Surat Utang Negara (SUN) kembali ditutup melemahpada sesi perdagangan hari Selasa kemarin. Harga SUN seri acuan turun pada kisaran 20-90 basis poindari level penutupan hari sebelumnya (Senin), sementara yield SUN bertenor 10 tahun (FR0100) naik 3 basis poin ke level 6,87%.
Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp28,03 triliun, lebih tinggi dari nilai transaksi harisebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,72 triliun. (BNI Sekuritas)
Harga Emas Kembali Naik dan Mencatat Rekor Tertinggi Baru
Harga emas menyentuh rekor tertinggi baru di level USD2.770 per troy ons pada hari Selasa (29/10). Kenaikan terjadi karena permintaan safe haven berupa logam kuning.
Adanya kenaikan juga didukung oleh data ekonomi yang lebih lemah dan ketidakpastian menjelang pemilihan presiden 2024.
Pasar memprediksi jika Trump memenangkan pertarungan pemilihan presiden AS maka hal ini akanmeningkatkan daya tarik emas mengingat meningkatnya kekhawatiran atas krisis utang AS yang meningkat.
Permintaan safe haven juga didukung oleh antisipasi seputar serangkaian pembacaan ekonomiutama minggu ini, yang kemungkinan akan menjadi faktor dalam rencana Federal Reserve untuk sukubunga. (Investing)
Ulasan
-
Pergerakan harga saham Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, antara lain data ekonomi AS yang menjadi sinyal perubahan suku bunga USD yang akan berpengaruh pada suku bunga Rupiah dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, perkembangan ekonomi China yang menjadi tujuan ekspor terbesar Indonesia serta perkembangan ketegangan politik di Timur Tengah yang semakin memanas.
-
US Fed diperkirakan akan menurunkan lagi suku bunganya di bulan November paling tidak sebesar 25 bps dan pasar berharap Bank Indonesia mengikutinya dengan menurunkan BI Rate yang dapat menurunkan bunga bunga pinjaman.
- Penurunan suku bunga ini akan berdampak positif terhadap kinerja emiten saham, termasuk di Indonesia. Trend kenaikan IHSG diperkirakan akan terus naik meskipun dengan perjalanan volatile.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia. Apalagi, saat US Fed masih akan meneruskan penurunan suku bunga di sisa tahun 2024 sebesar 50 bps, tahun 2025 sebesar 100 bps dan tahun 2026 sebesar 50 bps.
- Harga emas sudah berada di puncak tertinggi dan volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.