Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 4 November 2024

tanamduit Breakfast News: 4 November 2024

oleh | Nov 4, 2024

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market update dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

Inflasi bulan Oktober mengentikan deflasi bulanan 6 bulan beruntun.
PMI Manufaktur Indonesia bulan Oktober belum membaik.
IHSG melanjutkan penurunan setelah rilis berita PMI Manufaktur dan inflasi bulan Oktober.
IHSG terkoreksi hari Jumat (1/11) dan kembali mengalami kenaikan.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 1 November 2024:
Market Update 4 November 2024

Inflasi Bulan Oktober Menghentikan Deflasi 6 Bulan Beruntun

Laju inflasi tahunan Indonesia turun menjadi 1,71% pada Oktober 2024, menandai level terendah sejak Oktober 2021. Namun, tetap berada dalam kisaran target bank sentral sebesar 1,5% hingga 3,5%.

Harga pangan naik paling rendah dalam 15 bulan (2,35% vs 2,57% pada September), karena pasokan beras tetap melimpah menyusul penundaan musim panen hingga Mei dari yang biasanya bulan Maret.

Laju inflasi inti mencapai level tertinggi dalam 15 bulan sebesar 2,21%, naik dari 2,09% pada September.

Secara bulanan, inflasi naik tipis sebesar 0,08% pada Oktober, kenaikan bulanan pertama dalam enam bulan, setelah penurunan 0,12% pada September. (Bank Indonesia)

Manufaktur Indonesia Belum Membaik

PMI (Purchasing Managers’ Index) Manufaktur Indonesia dari S&P Global berada di angka 49,2 pada bulan Oktober 2024, bertahan stabil selama dua bulan berturut-turut sekaligus menandai bulan keempat berada di bawah angka 50 yang menandai terjadinya kontraksi.

Output (produk) dan pesanan yang baruturun sedikit, memperpanjang periode penurunan saat ini menjadi empat bulan di tengah kondisi pasar yang lesu.

Ketidakpastian geopolitik ikut menjadi penyebab penurunan penjualan luar negeri selama delapan bulan. Ketenagakerjaan menyusut untuk ketiga kalinya dalam empat bulan terakhir. (Trading Economics)

IHSG Melanjutkan Penurunan Setelah Rilis Data Inflasi dan PMI Manufaktur Indonesia

Jumat (1/11), IHSG turun 68,76 poin atau -0,91% ke 7.505,26. Nilai transaksi tercatat Rp11 triliun dan investor asing masih meneruskan transaksi net sell, kali ini sebesar Rp115 miliar.

IHSG merana di perdagangan akhir pekan lalu karena masih lesunya aktivitas manufaktur. Namun, di lain pihak inflasi Indonesia pada Oktober lalu cenderung membaik.

Berdasarkan data dari S&P Global Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur RI pada Oktober lalukembali kontraksi ke 49,2, tidak berubah dari posisi September lalu, sehingga memperpanjang masa koreksi manufaktur RI menjadi empat bulan beruntun dan mempertegas fakta jika kondisi manufaktur RI kini sangat buruk.

S&P menjelaskan manufaktur Indonesia mengalami penurunan marginal dan tidak berubah angkanya karena melemahnya output, pesanan baru, dan turunnya lapangan pekerjaan. Kondisi ini mencerminkanlesunya pasar manufaktur serta tenaga kerja.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalamfase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi. (CNBC Indonesia)

Harga Emas Turun ke Level USD2.735

Harga emas sempat bertahan di level USD2.750 per ons pada hari Jumat pagi (WIB) minggu lalu, namunturun ke level USD 2.730 di sore hari karena investor masih melakukan profit taking.

Namun harga emaskembali naik karena data lapangan pekerjaan di AS di bawah ekspektasi pasar ketidakpastian politik AS menjelang pemilihan Presiden tanggal 5 November besok mendukung kenaikan harga emas.

Apalagi, prospek Trump memenangkan pemilihan Presiden AS  dapat meningkatkan ekspektasi kebijakan fiskal ekspansif dan tarif yang lebih tinggi. Hal ini juga dapat menyebabkan investor memegang emas sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi jangka panjang.

Selain itu, ketegangan yang masih ada di Timur Tengah terusmengangkat daya tarik emas. (Trading Economics)

Ulasan

  • Pergerakan IHSG yang terakhir dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya, PMI Manufaktur Indonesia masih bertahan di bawah angka 50 selama 4 bulan berturut-turut menandakan ekonomi Indonesia masih mengalami pelemahan atau kontraksi, yang mencerminkan turunnya kinerja emiten Indonesia secara umum.
  • Adapun faktor eksternalnya adalah ekspektasi hasil pemilihan Presiden AS tanggal 5 November mendatang di mana pasar menilai Trump lebih unggul dari Haris, dan apabila hal ini terjadi Trump cenderung membuat kebijakan fiskal yang lebih longgar, pajak lebih rendah dan pinjaman lebih banyak, serta kebijakan impor yang ketat sehingga berpotensi meningkatkan inflasi.
  • US Fed diperkirakan akan menurunkan lagi suku bunganya di bulan November paling tidak sebesar 25 bps dan pasar berharap Bank Indonesia mengikutinya dengan menurunkan BI Rate yang dapat menurunkan bunga bunga pinjaman.
  • Pelaku pasar masih wait and see kejelasan program pemerintahan Prabowo-Gibran, terutama program makanan bergizi gratis yang akan berpengaruh besar terhadap berbagai sektor di bursa efek, kemudian program hilirisasi dan keberlanjutan IKN.
  • Harga emas diperkirakan masih akan naik karena ketidakpastian ekonomi AS dan kenaikan permintaan emas global di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.

        Rekomendasi

        • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
        • Untuk jangka menengah dan panjang,  pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia. Apalagi, saat US Fed masih akan meneruskan penurunan suku bunga di sisa tahun 2024 sebesar 50 bps, tahun 2025 sebesar 100 bps dan tahun 2026 sebesar 50 bps.
        • Harga emas sudah berada di puncak tertinggi dan volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
        • Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
        • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
        • Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.

        Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

        DISCLAIMER:

        Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

        PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

        Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

        tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market update dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

        Ringkasan Market Update:

        IHSG turun 5 hari beruntun Senin kemarin
        Rupiah masih trend melemah karena ketidakpastian akan hasil Pemilu November
        Harga SUN masih melemah Selasa kemarin
        Harga emas dunia rebound dan mencatat rekor tertinggi baru
        Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 29 Oktober 2024:
        Market Update 30 Oktober 2024

        IHSG Turun 5 Hari Beruntun

        Selasa (29/10), IHSG turun lagi dan menjadi penurunan hari ke 5 secara beruntun. Penurunan IHSG sebesar -0,37% ke 7.606,60 dengan nilai transaksi Rp10,90 triliun dan investor asing masih melakukan net sell atau penjualan bersih sebesar Rp511 milyar.

        Penurunan IHSG dipimpin oleh sektorperbankan yang secara sektoral turun -1,28% antara lain terdiri dari BBRI -1,26%, BBNI -3,64%, BBCA -0,94% dan BRIS -1,99%.

        Penurunan saham-saham perbankan terjadi berkaitan dengan rencana pemerintah Prabowo untuk pemutihan atau penghapusan utang UMKM dan 6 juta nelayan, UMKM dan petani yang notabene adalah debitur-debitur perbankan yang memberikan memberikan kredit ke sektorusaha kecil menengah (UKM).

        Namun, skema penghapusan utang ini belum jelas skemanya dan investor khawatir dapat merugikan perbankan. (CNBC Indonesia)

        Rupiah Masih Trend Pelemahan Terhadap US Dollar

        Rupiah kembali melemah terhadap US Dollar hari Selasa (29/10) yang ditutup turun atau melemahsekitar 0,3% ke level 15.770 per USD.

        Pelemahan Rupiah terjadi berkaitan dengan arah hasil pemilu di AS. Pelaku pasar khawatir, jika Donald Trump menang Pemilu di bulan November ini, maka kebijakannya cenderung menaikkan tarif barang impor sehingga inflasi naik dan memperkuat mata uang US Dollar.

        Saat mata uang US Dollar naik, mata uang emerging countries termasuk Indonesia akan melemah.  (Bloomberg Technoz, Bisnis)

        Harga Surat Utang Negara Masih Trend Melemah

        Dilansir dari laporan riset BNI Sekuritas, harga Surat Utang Negara (SUN) kembali ditutup melemahpada sesi perdagangan hari Selasa kemarin. Harga SUN seri acuan turun pada kisaran 20-90 basis poindari level penutupan hari sebelumnya (Senin), sementara yield SUN bertenor 10 tahun (FR0100) naik 3 basis poin ke level 6,87%.

        Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp28,03 triliun, lebih tinggi dari nilai transaksi harisebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,72 triliun. (BNI Sekuritas)

        Harga Emas Kembali Naik dan Mencatat Rekor Tertinggi Baru

        Harga emas menyentuh rekor tertinggi baru di level USD2.770 per troy ons pada hari Selasa (29/10). Kenaikan terjadi karena permintaan safe haven berupa logam kuning.

        Adanya kenaikan juga didukung oleh data ekonomi yang lebih lemah dan ketidakpastian menjelang pemilihan presiden 2024.

        Pasar memprediksi jika Trump memenangkan pertarungan pemilihan presiden AS maka hal ini akanmeningkatkan daya tarik emas mengingat meningkatnya kekhawatiran atas krisis utang AS yang meningkat.

        Permintaan safe haven juga didukung oleh antisipasi seputar serangkaian pembacaan ekonomiutama minggu ini, yang kemungkinan akan menjadi faktor dalam rencana Federal Reserve untuk sukubunga. (Investing)

        Ulasan

        • Pergerakan harga saham Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, antara lain data ekonomi AS yang menjadi sinyal perubahan suku bunga USD yang akan berpengaruh pada suku bunga Rupiah dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, perkembangan ekonomi China yang menjadi tujuan ekspor terbesar Indonesia serta perkembangan ketegangan politik di Timur Tengah yang semakin memanas.
        • US Fed diperkirakan akan menurunkan lagi suku bunganya di bulan November paling tidak sebesar 25 bps dan pasar berharap Bank Indonesia mengikutinya dengan menurunkan BI Rate yang dapat menurunkan bunga bunga pinjaman.
        • Penurunan suku bunga ini akan berdampak positif terhadap kinerja emiten saham, termasuk di Indonesia. Trend kenaikan IHSG diperkirakan akan terus naik meskipun dengan perjalanan volatile.
        • Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.

            Rekomendasi

            • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
            • Untuk jangka menengah dan panjang,  pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia. Apalagi, saat US Fed masih akan meneruskan penurunan suku bunga di sisa tahun 2024 sebesar 50 bps, tahun 2025 sebesar 100 bps dan tahun 2026 sebesar 50 bps.
            • Harga emas sudah berada di puncak tertinggi dan volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
            • Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
            • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
            • Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.

            Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

            DISCLAIMER:

            Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

            PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

            Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

            tanamduit Team

            tanamduit adalah aplikasi penyedia beragam produk investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

            banner-download-mobile