Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 30 November 2023

tanamduit Breakfast News: 30 November 2023

oleh | Nov 30, 2023

tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ST011, dijamin oleh negara. Masa penawaran ST011 berlangsung mulai 6 November–6 Desember 2023. Berikut adalah tingkat kuponnya:

  • ST011-T2 tenor 2 tahun kupon 6,30% (5,67% per tahun setelah pajak)
  • ST011-T4 tenor 4 tahun kupon 6,50% (5,85% setelah pajak)

Tingkat imbal hasil ST011 jauh lebih tinggi dari bunga deposito. Ini menjadi kupon SBN tertinggi di tahun 2023 dan kemungkinan besar akan menjadi kupon yang tertinggi pula hingga akhir 2024. Beli ST011 di tanamduit bonus saldo reksa dana!

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 29 November 2023:

 market-update

Ekonomi Indonesia Tumbuh Tinggi

Ekonomi Indonesia tumbuh tinggi walaupun ekonomi global masih penuh ketidakpastian. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia hari Rabu (29/11) kemarin mengungkapkan bahwa ekonomi global masih dibayangi oleh gejolak akibat kondisi geopolitik dan perang dagang. 

Dalam hal ini, ketidakpastian ekonomi global masih tinggi dengan lima karakteristik, yaitu: (1) Ekonomi global tumbuh rendah 2,8% pada 2024, meningkat ke level 3% pada 2025. Ekonomi AS masih baik, Tiongkok melambat, namun India dan Indonesia tumbuh tinggi, (2) Penurunan inflasi masih lambat walaupun negara maju melakukan pengetatan moneter yang agresif untuk menurunkan inflasi namun inflasi baru akan turun di tahun 2024, (3) Fenomena higher for longer Fed Fund Rate, tingkat bunga US yang tinggi masih akan berlangsung lama, yield US Treasury pun masih tinggi pada 2024. Hal ini terjadi karena bengkaknya utang AS, (4) fenomena strong dollar AS masih akan berlanjut di seluruh dunia termasuk rupiah, dan (5) adanya fenomena cash is the king. 

BI melihat pelarian modal dalam jumlah besar dari emerging market ke negara maju sebagian besar ke ekonomi AS karena tingginya suku bunga AS dan kuatnya dolar. (CNBC Indonesia)

Nilai Perdagangan Ditutup Rp10,13T

Walaupun Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari Rabu kemarin ditutup turun terkoreksi tipis 0,07% atau 4,99 poin ke 7.036,09, namun nilai perdagangan tercatat Rp10,13 T. Ini menjadi hari ke-4 berturut turut nilai perdagangan di atas Rp10 T dalam 1 hari perdagangan.

Hal ini menjadi sinyal yang baik untuk semakin bergairahnya bursa saham  dan dapat mendorong naik harga-harga saham sampai akhir tahun 2023.

Sejak awal tahun, IHSG tumbuh 2,71%–masih lebih rendah dibanding bunga deposito dan kupon SBN yang diterbitkan di sepanjang tahun 2023. Pada tahun 2022 yang lalu, performa IHSG adalah 4,1%. (Bisnis)

Harga Saham AS Berakhir Flat

Harga-harga di AS sebagian besar berakhir flat atau datar pada hari Rabu (29/11) kemarin. Penyebabnya adalah kehati-hatian para pedagang di tengah adanya berita revisi kenaikan pertumbuhan PDB AS dan komentar dovish (kecenderungan suku bunga akan turun) dari pejabat Fed.

Dow Jones berakhir sedikit di zona hijau, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq masing-masing kehilangan 0,1%. Perekonomian AS tumbuh 5,2% di Triwulan ke-3, lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 4,9%.

Sementara itu, spekulasi tentang apakah suku bunga US akan dinaikkan oleh The Fed, bank sentral AS, telah selesai dan ekspektasi bahwa The Fed bisa mulai memangkas suku bunga tahun depan akan meningkat, sehingga menurunkan imbal hasil (yield) obligasi dan juga mendukung kenaikan harga saham. (Trading Economics)

Harga Obligasi Berdenominasi Rupiah Ditutup Menguat

Harga obligasi berdenominasi Rupiah ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Berdasarkan data dari PHEI, yield Surat Utang Negara (SUN) Benchmark 5-tahun (FR0095) turun 7bp ke level 6,59%, sementara untuk yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0096) turun 9bp ke level 6,59%.

Sementara itu, berdasarkan data dari BTMM ID Bloomberg, yield curve SUN 5-tahun turun 8bp ke level 6,63%. Level yield SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami minggu ini, yaitu di kisaran 6,54-6,81%.

Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp20.9 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp24.5 triliun. FR0101 dan FR0098 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing-masing sebesar Rp2,5 triliun dan Rp2,4 triliun. 

Selain itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar RP2,1 triliun. Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,26% ke level IDR 15,395/USD dari level IDR 15,436/USD di hari Selasa. (BNI Securities)

Indikator Global Kembali Menunjukkan Sentimen Positif

Indikator global kembali menunjukkan sentimen yang positif, tergambar dari penurunan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia. 

Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 7bps menjadi 4,22%, sementara yield curve UST 10-tahun juga turun sebesar 7bps menjadi 4,27%. CDS 5-tahun Indonesia turun sedikit sebesar 1bps menjadi 75bps.

Rekomendasi

  • Yield US Treasury yang terus turun, masuknya dana asing, dan menguatnya nilai tukar rupiah menjadi sinyal penanda turunnya yield atau naiknya harga obligasi rupiah. Oleh karena itu, sekarang adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di instrumen fixed income, yaitu SBN seri ST011 yang tengah ditawarkan hingga 6 Desember 2023, RDPT, dan RDPU yang portofolionya didominasi oleh obligasi.
  • Menjelang akhir tahun dan masa Pemilu, jumlah konsumsi akan meningkat dan akan membuat penjualan dari perusahaan-perusahaan sektor konsumen serta telekomunikasi menjadi naik. Selain itu, biasanya bulan Desember adalah bulan window dressing sehingga akan ada usaha psikologis untuk menaikkan harga-harga saham oleh investor, seperti Manajer Investasi yang mengelola reksa dana dan private fund, perusahaan asuransi, institusi dana pensiun, dan juga investor asing. Reksa dana saham yang memiliki portofolio emiten-emiten berkapitalisasi besar dapat menjadi pilihan utama.  Opsi lainnya adalah reksa dana indeks saham seperti Bisnis 27, IDX30, SRI Kehati, MSCI Indonesia, dan ESG yang portfolionya terdiri dari saham-saham blue chips.
  • Meningkatnya harapan bahwa suku bunga USD akan turun membuat imbal hasil dari bunga deposito dan yield obligasi menurun sehingga investor mencari alternatif lain dalam portfolionya, yaitu emas. Harga emas masih berpotensi naik dan menjadi instrumen investasi yang menarik untuk jangka menengah dan panjang.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi dengan beragam produk seperti reksa dana, SBN, emas dan asuransi. tanamduit telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile