Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 29 November 2023

tanamduit Breakfast News: 29 November 2023

oleh | Nov 29, 2023

tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ST011, dijamin oleh negara. Masa penawaran ST011 berlangsung mulai 6 November–6 Desember 2023. Berikut adalah tingkat kuponnya:

  • ST011-T2 tenor 2 tahun kupon 6,30% (5,67% per tahun setelah pajak)
  • ST011-T4 tenor 4 tahun kupon 6,50% (5,85% setelah pajak)

Tingkat imbal hasil ST011 jauh lebih tinggi dari bunga deposito. Ini menjadi kupon SBN tertinggi di tahun 2023 dan kemungkinan besar akan menjadi kupon yang tertinggi pula hingga akhir 2024. Beli ST011 di tanamduit bonus saldo reksa dana!

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 28 November 2023:

market-update-27-11-23

Kuota Sukuk Tabungan Seri ST011 Masih Tersedia

Hari Rabu, tepatnya pukul 07.40 pagi ini, masih tersedia kuota Sukuk Tabungan ST011 tenor 2 tahun (ST011T2) sebesar 547,5 milyar rupiah dan ST011 tenor 4 tahun (ST011T4) sebesar 264,4 milyar rupiah.

Minat berinvestasi di ST011 pun sangat tinggi. Hal ini dapat terlihat dari naiknya nilai emisi atau nilai penawaran ST011 dari lima triliun rupiah menjadi sebelas triliun rupiah dan ST011T4 dari tiga triliun rupiah menjadi lima triliun rupiah, atau secara keseluruhan dari delapan triliun rupiah menjadi enam belas triliun rupiah.

Kupon ST011T4 yang 6,30% dan ST011T4 yang 6,50% menjadi kupon SBN tertinggi di tahun 2023 dan akan menjadi yang tertinggi pula di tahun 2024, dengan perhitungan bahwa tingkat bunga Rupiah akan turun menyesuaikan dengan harapan turunnya tingkat bunga USD di tahun 2024.

Masa penawaran tinggal 7 hari lagi sampai dengan tanggal 6 Desember 2023. Sisa kuota semakin menipis. Jangan tunda lagi minat investasi di ST011, instrumen investasi yang kuponnya (imbal hasil) dibayar setiap bulan dan pokok atau principalnya akan jatuh tempo 2 dan 4 tahun lagi dijamin oleh negara RI melalui Undang-Undang Surat Utang Negara.

Yuk, beli di aplikasi tanamduit, bonus reksa dana menanti Anda!

Imbal Hasil US Treasury Turun

Imbal hasil (yield) US Treasury 10-tahun AS turun menjadi 4,35%, menjadi level terendah sejak 20 September. Sementara itu, yield obligasi 2-tahun turun 12 basis poin menjadi di bawah 4,8%, setelah adanya pidato terbaru pejabat Federal Reserve yang memperkuat outlook bahwa bank sentral AS akan mulai memotong suku bunga tahun depan.

Anggota Dewan Fed Waller mengatakan bahwa ia semakin yakin apabila kebijakan saat ini, yaitu suku bunga yang tinggi,  berada pada posisi yang tepat untuk memperlambat perekonomian dan mengembalikan inflasi ke 2%.

Gubernur Bowman juga menyebutkan bahwa ia mengantisipasi perlunya pengetatan kebijakan lebih lanjut untuk menyelaraskan inflasi dengan target The Fed. Namun, dukungannya terhadap kenaikan suku bunga tampaknya lebih bergantung pada pernyataan dia sebelumnya.

Kini, investor menunggu data ekonomi penting yang dijadwalkan untuk dirilis minggu ini termasuk Indeks Personal Consumption Expenditure (PCE), ukuran inflasi favorit The Fed, dan PMI (Purchasing Manager’s Index) Manufaktur ISM. (Trading Economics).

*Catatan: Yield US Treasury 10 tahun yang menjadi salah satu acuan arah tingkat bunga menunjukkan penurunan yang semakin konstan, yaitu dari level 4,9% ke level 4,35%. Penurunan ini terjadi beberapa hari sebelum berakhirnya bulan November.

Hal ini semakin memperkuat harapan bahwa tingkat bunga US 5,25%-5,50% saat ini menjadi level yang tertinggi dan akan segera turun setelah inflasi confirm berada di level 2%. Data rilis PCE dalam waktu dekat ini menjadi salah satu faktor yang menentukan besaran inflasi (yang diharapkan terus turun atau melambat) dan selanjutnya menentukan arah tingkat bunga (yang diharapkan dapat segera turun). 

IHSG Menghijau

Pada hari Selasa (28/11/23) kemarin, IHSG naik 27,66 poin atau +0,39% ke 7041,07. Ini adalah hari ke-4 berturut-turut IHSG berada di atas 7000.

Penyebabnya antara lain adalah adanya dana asing yang mulai masuk sekitar Rp0,30 T ke pasar saham pada tanggal 20-23 November. Masuknya dana asing ini disebabkan oleh investor global yang mulai mengalihkan portfolio investasinya dari AS (dimana yield obligasinya terus menunjukkan penurunan dalam 1,5 bulan terakhir dari 4,9% ke 4,4%), ke negara lain, termasuk Indonesia.

Indonesia, sebagai salah satu emerging markets, menawarkan yield lebih tinggi. Salah satu contohnya adalah yield SBN 10 tahun yang berjumlah sekitar 6,8%.

Penyebab lainnya adalah sentimen positif dari rangkaian kegiatan yang terkait dengan kampanye Pemilu dan Pilpres yang akan segera dimulai. Hal ini akan meningkatkan konsumsi  pulsa telepon dan data, sehingga membuat harga-harga saham infrastruktur, terutama telekomunikasi, akan naik. (Trading Economics).

Kurs Rupiah Menunjukkan Penguatan

Kurs Rupiah menunjukkan penguatan ke level 15.400 per USD dari 15.570 dalam seminggu terakhir. Masuknya dana asing sekitar 7,03 T pada periode 20–23 November ke pasar modal Indonesia menjadi salah satu faktor utama menguatnya Rupiah.

Secara keseluruhan, sejumlah 1,59 triliun rupiah masuk ke SBN, 0,30 triliun rupiah masuk ke saham, dan 5,13 triliun rupiah masuk ke Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang memberikan yield menarik.

Harga Obligasi Berdenominasi Rupiah Bergerak Variatif

Harga obligasi berdenominasi Rupiah bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada perdagangan hari ini.

Mayoritas harga SUN seri acuan naik hingga 55bp, sementara yield SUN bertenor 10 tahun (FR0096) naik 1bp ke level 6,74%.

Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar IDR24.48 triliun hari ini, lebih tinggi dari volume transaksi kemarin yang tercatat sebesar IDR11.03 triliun.

Harga Emas Mencapai Level Tertinggi dalam Tujuh Bulan Terakhir

Harga emas capai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir, di tengah melemahnya dolar AS dan kekhawatiran inflasi.

Di tengah fluktuasi pasar dan melemahnya dolar AS, harga emas melonjak ke level tertinggi, menandakan pergeseran strategis investor ke arah logam mulia dalam portofolionya. Kondisi perekonomian saat ini, ditambah dengan ekspektasi perubahan kebijakan oleh Federal Reserve, telah meningkatkan daya tarik emas.

Emas yang terkenal dengan kinerja historisnya selama masa inflasi semakin dipandang sebagai aset yang sangat diperlukan untuk menjaga daya beli, terutama ketika suku bunga tetap rendah.

Kini, investor sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk memasukkan emas ke dalam portofolionya, mulai dari kepemilikan fisik hingga dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dan emas batangan.

Keputusan mengenai besaran alokasi emas ditentukan oleh profil risiko individu dan tujuan keuangan. Peran logam mulia dalam memberikan imbal hasil yang disesuaikan dengan inflasi dan berkontribusi terhadap stabilitas portofolio menjadi semakin penting dalam lanskap perekonomian saat ini. (Investing)

*Catatan: Harga emas tumbuh 12% sejak akhir tahun 2022 dan 17,5% sejak satu tahun yang lalu.

Rekomendasi

  • Yield US Treasury yang terus turun, masuknya dana asing, Rupiah menguat, menjadi sinyal akan turunnya yield atau naiknya harga obligasi Rupiah. Ini waktu yang baik untuk berinvestasi di instrumen fixed income, yaitu SBN seri ST011 yang saat ini dalam masa penawaran sampai 6 Desember 2023, RDPT, dan RDPU yang portofolionya didominasi oleh obligasi.
  • Menjelang akhir tahun dan masa kampanye Pemilu, tingkat konsumsi akan naik. Hal ini akan membuat penjualan perusahaan-perusahaan sektor konsumen, terutama telekomunikasi, menjadi naik. Selain itu, biasanya bulan Desember adalah bulan “window dressing” atau usaha psikologis untuk menaikkan harga-harga saham oleh investor, seperti Manajer Investasi yang mengelola reksa dana dan private fund, perusahaan asuransi, institusi dana pensiun dan juga investor asing. Reksa dana saham yang memiliki portfolio emiten-emiten berkapitalisasi besar menjadi pilihan utama, yang lainnya adalah reksa dana indeks saham seperti Bisnis 27, IDX30, SRI Kehati, MSCI Indonesia, ESG yang portfolionya terdiri dari saham-saham blue chips.
  • Besarnya harapan suku bunga USD akan turun membuat imbal hasil dari bunga deposito dan yield obligasi menurun sehingga investor mencari alternatif lain dalam portfolionya, yaitu emas. Harga emas masih berpotensi naik dan menjadi instrument investasi yang menarik untuk jangka menengah dan panjang.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

 

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi dengan beragam produk seperti reksa dana, SBN, emas dan asuransi. tanamduit telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile