tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG Melonjak 3,8%, Saham BUMN & Dividen Bank Jadi Pemicu Euforia Pasar.
- Surat Utang Negara (SUN) Naik Lagi Karena Meningkatnya Permintaan atas SUN.
- Harga Emas Turun Tipis Karena Penguatan US Dollar dan Kenaikan Yield US Treasury.
- Indeks Dolar AS Naik ke Level Tertinggi 3 Minggu, Imbal Hasil Obligasi AS Ikut Naik.
- SBN Syariah ST014 sudah bisa dibeli di tanamduit. Kupon (imbal hasil) perdana 6,50%/tahun untuk tenor 2 tahun (ST014-T2) dan 6,60%/tahun untuk tenor 4 tahun (ST014-T4).
- Kupon perdana ST014 menjadi kupon perdana ST tertinggi sejak tahun 2020!
- Kupon ST014 dibayar setiap bulan di tanggal 10, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
- Masa penawaran ST014: 7 Maret 2025-16 April 2025.
Investasi ST014 di tanamduit, bonus total jutaan rupiah!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 26 Maret 2025.
IHSG Melonjak 3,8%, Saham BUMN & Dividen Bank Jadi Pemicu Euforia Pasar
Setelah mengalami kenaikan 1,21% pada hari Selasa (25/3/2025) yang lalu, pasar saham Indonesia merayakan kenaikan signifikan pada Rabu (26/3/2025).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 3,8% ke level 6.472,35. Sebanyak 531 saham menguat, dipimpin oleh sektor utilitas dan finansial yang naik lebih dari 5%.
Saham-saham BUMN seperti ADHI, KRAS, dan PTPP bahkan menyentuh auto rejection (ARA) dengan kenaikan hingga 35%.
Emiten bank BUMN seperti BBTN, BBNI, dan BMRI juga mencatat kenaikan di atas 8%, didorong oleh pengumuman dividen dan optimisme terhadap kinerja mereka.
Sentimen positif ini diperkuat oleh pengangkatan pengurus baru Danantara yang mayoritas berasal dari kalangan profesional dengan latar belakang keuangan dan pasar modal.
Riset menunjukkan 67% pengurus memiliki keahlian di bidang investasi, sementara 61% merupakan lulusan sistem pendidikan AS.
Selain itu, agenda RUPS dan pembagian dividen dari bank-bank besar seperti BRI, Mandiri, dan BCA turut memicu kenaikan IHSG. Dividen dengan yield menarik, seperti 10% dari Bank Mandiri, menjadi daya tarik utama bagi investor.
Tak hanya saham, nilai tukar rupiah juga menguat 0,09% ke Rp16.580/US$, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia.
Kinerja positif IHSG sejalan dengan penguatan bursa Asia lainnya, seperti KOSPI dan Nikkei 225, meskipun beberapa indeks seperti Shanghai Composite masih tertekan.
Dengan sentimen dalam negeri yang kuat dan ekspektasi positif terhadap kebijakan Danantara, pasar saham Indonesia berpotensi melanjutkan tren positif dalam jangka pendek.
Surat Utang Negara (SUN) Naik Lagi Karena Meningkatnya Permintaan atas SUN
Harga Surat Utang Negara (SUN) menguat pada perdagangan Rabu (26/3), dengan imbal hasil (yield) turun.
Yield SUN 5-tahun turun 13 basis poin (bp) ke 6,84%, sementara SUN 10-tahun turun 6 bp ke 7,14% (data PHEI dan Bloomberg). Penurunan yield ini menunjukkan permintaan yang kuat atas obligasi pemerintah. Meski begitu, volume transaksi SUN turun dari Rp26,1 triliun menjadi Rp19,1 triliun.
Rupiah juga menguat 0,14% ke Rp16.588/USD, menunjukkan sentimen positif di pasar keuangan domestik.
Sentimen global pagi ini (27/3) sedikit negatif, dengan yield obligasi AS (US Treasury) naik tipis.
Namun, risiko kredit Indonesia (Credit Default Swap/CDS) justru membaik, turun 1 bp ke 92 bp. Ini menandakan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia tetap kuat.
Analis memperkirakan volatilitas harga SUN masih mungkin terjadi, tetapi yield 10-tahun saat ini (7,13%) masih dalam kisaran perkiraan normal (6,97%-7,26%). (Sumber: BNI Sekuritas)
Harga Emas Turun Tipis Karena Penguatan US Dollar dan Kenaikan Yield US Treasury
Harga emas sedikit melemah pada Rabu (26/3) karena penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (Treasury).
Emas spot turun 0,1% ke US3.016,71 per ons, sementara emas berjangka AS ditutup di US3.022,50.
Dolar yang menguat 0,4% membuat emas lebih mahal bagi investor, tetapi kekhawatiran atas rencana tarif impor Donald Trump dan ketegangan geopolitik tetap menyokong harga di atas USD3.000.
Meski sempat capai rekor tertinggi USD3.057,21 pada Maret, emas bisa terkoreksi jika tarif Trump tidak sekeras yang ditakutkan.
Investor masih memantau data inflasi AS (Personal Consumption Expenditure/ PCE) yang dirilis Jumat untuk memprediksi arah suku bunga The Fed. J
ika inflasi rendah, harapan potongan suku bunga akhir tahun bisa mendorong emas kembali naik, karena logam ini biasanya bersinar di era suku bunga rendah. (Sumber: Reuters Revinitiv)
Indeks Dolar AS Naik ke Level Tertinggi 3 Minggu, Imbal Hasil Obligasi AS Ikut Naik
Indeks dolar AS (DXY) melesat sekitar 0,3% di atas 104,3 pada Rabu (26/3/2025), mencapai level tertinggi dalam tiga minggu terakhir, didorong oleh data ekonomi yang lemah dan ketidakpastian kebijakan perdagangan AS.
Pesanan barang modal nonpertahanan turun tak terduga, sementara kepercayaan konsumen anjlok ke level terendah dalam empat tahun.
Investor berhati-hati menanti pengumuman tarif baru Trump yang mungkin menyasar mobil, chip, dan farmasi, serta laporan inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) Jumat mendatang yang bisa memengaruhi langkah The Fed.
Sementara itu, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS 10-tahun naik sekitar 0,4% ke 4,355%, tertinggi dalam empat minggu terakhir. Hal ini mencerminkan kekhawatiran resesi dan ketidakpastian kebijakan Trump.
Data ekonomi yang buruk, termasuk penurunan pesanan barang modal dan sentimen konsumen yang lesu, memperkuat kekhawatiran pasar.
Jika inflasi PCE tetap tinggi, The Fed mungkin menunda pemotongan suku bunga, yang bisa mendorong imbal hasil lebih tinggi dan semakin memperkuat dolar AS (DXY). (Sumber: Trading Economics)
Factors to Watch:
Dengan adanya libur panjang Idul Fitri, Bursa Efek Indonesia dan Perbankan tutup 28 Maret–7 April 2025, sehingga tidak ada transaksi saham, obligasi dan reksa dana serta transaksi perbankan, kecuali transaksi transfer secara digital dan transaksi tunai melalui ATM. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat terjadi:
1. Data Inflasi AS (PCE – 28 Maret)
- Jika inflasi PCE AS (yang akan dirilis pada hari Jumat 28 Maret jam jam 08.30 waktu Washington DC atau jam 19.30 WIB) lebih tinggi dari ekspektasi, maka The Fed mungkin tunda pemotongan suku bunga, sehingga imbal hasil atau yield obligasi AS naik, maka ini berpotensi menekan IHSG dan harga SUN di hari pertama bursa setelah libur Idul Fitri (8 April 2025).
- Sedangkan pada emas, harga emas bisa turun sementara (<USD3.000/ons) karena dolar AS menguat.
2. Kebijakan Tarif Trump (Mobil/Chip)
- Pengumuman selama libur berpotensi memicu gejolak pasar global dan akan membuat IHSG dan SUN terkoreksi.
- Dampaknya terhadap emas, harganya akan naik >USD3.100/ons) jika tarif lebih tinggi dari ekspektasi.
3. Pergerakan Yield Obligasi AS & Rupiah
- Yield US 10Y >4.3%, maka SUN Indonesia kurang menarik untuk asing, sehingga yield SUN 10Y bisa naik ke level 7.3%.
- Rupiah bisa melemah di atas Rp16.600/USD dan akan menekan IHSG.
Rekomendasi :
1. Reksa Dana, utamakan likuiditas dan stabilitas kinerja selama libur Idul Fitri.
- Alihkan Sebagian Reksa Dana Saham, Indeks Saham dan Campuran ke Reksa Dana Pasar Uang
- Alasan: Likuiditas instan, minim risiko, dan aman dari gejolak saham/obligasi selama libur.
- Hold Reksa Dana Pendapatan Tetapdengan komposisi >50% pada SUN
- Alasan: Imbal hasil stabil ( sekitar6-7% p.a.), proteksi jika saham terkoreksi.
- Tunda Pembelian Reksa Dana Saham, Indeks Saham dan Campuran, kecuali untuk pembelian secara rutin atau Dollar Cost Averaging (DCA) untuk jangka panjang.
2. SBN: Sukuk Tabungan Seri ST014 adalah rekomendasi utama untuk risiko rendah dan return stabil. Kupon mengambang dengan batas bawah (floating with floor) dijamin pemerintah, sehingga aman dari fluktuasi pasar. Manfaatkan SBN Serie ST014 yang sedang dalam masa penawaran sampai dengan tanggal 16 April 2025, tenor 2 tahun (ST014-T2) dengan kupon 6,50% per tahun (5,85% netto setelah pajak kupon) dan tenor 4 tahun (ST014-T4) dengan kupon 6,60% per tahun (5,94% netto setelah pajak kupon).
3. Emas:
- Akumulasi di kisaran 3.000−3.050 per ons sebagai hedging atau pelindung nilai asset jika ketegangan geopolitik/tarif Trump meningkat.
- Jika PCE AS rendah dan The Fed memberikan tanda akan menurunkan suku bunga Fed Funds Rate yang saat ini 4,25%-4,50%, emas berpeluang menembus harga USD3.150 per ons.
- Hindari spekulasi jangka pendek, fokus pada investasi jangka panjang mengingat emas tetap menjadi aset safe haven.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.