tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ST011, dijamin oleh negara. Masa penawaran ST011 berlangsung mulai 6 November-6 Desember 2023. Berikut adalah tingkat kuponnya:
- ST011-T2 tenor 2 tahun kupon 6,30% (5,67% per tahun setelah pajak)
- ST011-T4 tenor 4 tahun kupon 6,50% (5,85% setelah pajak)
Tingkat imbal hasil ST011 jauh lebih tinggi dari bunga deposito. Ini menjadi kupon SBN tertinggi di tahun 2023 dan kemungkinan besar akan menjadi kupon yang tertinggi pula hingga akhir 2024. Beli ST011 di tanamduit bonus saldo reksa dana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 22 November 2023:
Indeks Saham AS Kembali Menghijau
Dow Jones Industrial Average naik 184 poin atau 0,5%, S&P 500 naik 0,4%, dan NASDAQ Composite bertambah 0,5%. Saham-saham teknologi, khususnya Google, Microsoft, dan Meta juga sedang naik daun dengan kenaikan lebih dari 1%. Kenaikan ini membantu membendung turunnya harga saham NVIDIA yang turun lebih dari 2%.
NVIDIA Corporation melaporkan panduan dan hasil kuartal ketiga yang melampaui perkiraan Wall Street. NVIDIA memperingatkan bahwa penjualan di Tiongkok, yang menyumbang hingga 1/5 penjualan bisnis pusat data dengan margin tinggi, akan “menurun secara signifikan” pada kuartal saat ini di tengah pembatasan ekspor chip AI AS ke Tiongkok.
Klaim Pengangguran US Terus Menurun
Laporan ekonomi mengenai klaim pengangguran, barang tahan lama, dan sentimen konsumen tampaknya menunjukkan bahwa perekonomian sedang mengalami pelonggaran.
Meskipun demikian, perekonomian mungkin tetap cukup kuat untuk menghindari resesi. Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari perkiraan pada minggu lalu. Risalah pertemuan terakhir Fed pada hari Selasa menunjukkan pendekatan hati-hati terhadap kebijakan moneter.
Imbal hasil US Treasury Berakhir Beragam, Pertanda Penguatan di Pasar Tenaga Kerja
Imbal hasil (yield) US Treasury berakhir beragam karena tanda-tanda penguatan di pasar tenaga kerja. Setelah sempat menyentuh titik terendah dalam 2 bulan, imbal hasil Treasury berakhir beragam pada hari Rabu kemarin.
Saat itu, yield Treasury 2 tahun naik 17 basis poin menjadi 4,9%, sedangkan imbal hasil Treasury 10 tahun turun 5 bps menjadi 4,409% menyusul data ekonomi yang beragam.
IHSG Ditutup Terkoreksi -0,79% atau 54,84 Poin
IHSG ditutup terkoreksi -0,79% atau 54,84 poin menuju 6.906,95 pada perdagangan Rabu, (22/11) kemarin. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.898,35 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 23,54 miliar unit.
Adapun, nilai transaksi tercatat sejumlah Rp8,57 triliun. Turunnya IHSG ini disebabkan oleh sentimen negatif dari dalam negeri, dimana investor bereaksi negatif terhadap rilis BI yang menyatakan bahwa Indonesia mengalami neraca berjalan yang defisit di kuartal ketiga tahun ini.
Salah satu penyebab utama terjadinya defisit adalah keluarnya investor asing dari pasar saham dan obligasi Indonesia dalam nilai yang masif. Pasalnya, investasi di luar negeri (AS) dinilai lebih menarik karena yield obligasi US masih tinggi dan pasar sahamnya tumbuh dengan kuat.
Oleh karena itu, pada Rabu (22/11) kemarin, rupiah mengalami pelemahan yang cukup dalam, senilai lebih dari 1,2%. Sementara itu, harga obligasi tetap beragam, namun secara umum terjadi kenaikan yield di berbagai periode jatuh tempo.
Harga Obligasi Berdenominasi Rupiah Bergerak Variatif
Pada Rabu (22/11) kemarin, harga obligasi berdenominasi rupiah bergerak variatif dalam rentang yang terbatas. Berdasarkan data dari PHEI, yield Surat Utang Negara (SUN) Benchmark 5-tahun (FR0095) naik 5bp ke level 6,65%, sedangkan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0096) tidak berubah di level 6,64%.
Sementara itu, berdasarkan data BTMM ID Bloomberg, yield curve SUN 5-tahun naik 3bp ke level 6,66%, sedangkan level yield SUN 10-tahun saat ini masih in-line dengan estimated range kami minggu ini, yaitu di kisaran 6,59-6,86%.
Berikutnya, volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar IDR7.0 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar IDR19.0 triliun.
Lalu, FR0096 dan PBS037 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing-masing sebesar IDR1,0 triliun dan IDR874,6 miliar. Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar IDR1,3 triliun.
Rekomendasi
- Belum turunnya suku bunga US membuat yield obligasi US tetap tinggi walau sudah menunjukkan penurunan. Selain itu, kinerja saham-saham obligasi di AS juga sedang mengalami kenaikan yang signifikan. Akibatnya, investor global banyak mengalihkan investasinya ke AS untuk mendapat return yang tinggi.
- Hal ini berdampak terhadap pasar saham dan obligasi Indonesia dan menjadikan likuiditas perdagangan berkurang. Padahal, harga saham di BEI secara umum masih murah dan yield obligasi masih tinggi, meskipun indikator ekonomi makro Indonesia baik-baik saja. Volatilitas harga saham dan obligasi masih akan terjadi hingga akhir tahun ini.
- Investor dapat mempertimbangkan tingginya yield obligasi rupiah ini untuk berinvestasi atau menambah investasinya di SBN ST011, RDPT dan RDPU.
- Selain itu, investor dengan profil risiko agresif dapat mempertimbangkan untuk menambah investasi di reksa dana saham dan/atau reksa dana indeks saham. Pasalnya, pada bulan Desember 2023, akan terjadi window dressing, yaitu kenaikan harga saham yang tidak biasa karena investor dan emiten menginginkan pertumbuhan harga saham yang optimal sepanjang tahun 2023.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!