Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 21 April 2025

tanamduit Breakfast News: 21 April 2025

oleh | Apr 21, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG Menguat di Tengah Ketegangan Perang Dagang AS-China
  • Kenaikan Target Harga Emas: Permintaan Tiongkok dan Ketidakpastian Global Dorong Lonjakan
  • Obligasi AS Naik Tipis: Tarif Trump dan Libur Paskah Jadi Sorotan
  • Indeks Dolar AS Stabil di Tengah Libur Paskah dan Harapan Perdagangan

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 17 dan 18 April 2025.

data-market-update-21-april-2025

IHSG Menguat di Tengah Ketegangan Perang Dagang AS-China

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup naik 0,6% pada perdagangan Kamis (17/4/2025), mencapai level 6.438,27 setelah mengalami fluktuasi sepanjang hari.

Penutupan yang positif ini didorong oleh penguatan di semua sektor, terutama sektor bahan baku yang tumbuh 2,40%.

Saham-saham seperti AMMN dan TLKM berperan signifikan dalam penguatan IHSG, namun pasar juga mengalami ketidakpastian menjelang libur panjang Jumat Agung, dengan banyak pelaku pasar bersiap untuk melakukan aksi jual.

Ketegangan antara Amerika Serikat dan China terkait perang dagang semakin meningkat, dengan AS mengancam akan memberlakukan tarif hingga 245% pada produk impor China.

Meskipun belum ada balasan resmi dari China, sikap tegas mereka menunjukkan ketidakgentarannya terhadap ancaman tersebut.

Situasi ini menciptakan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar, yang meragukan stabilitas kebijakan tarif antara kedua negara dan dampaknya terhadap ekonomi global.

Sementara itu, Federal Reserve (The Fed) AS tengah menghadapi dilema dalam menentukan kebijakan moneternya, akibat dampak perang dagang yang dapat mempengaruhi inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Ketidakpastian tentang arah kebijakan The Fed membuat pasar keuangan dalam keadaan hati-hati.

Dalam konteks domestik, investor di Indonesia masih berharap adanya kemajuan dari negosiasi yang sedang berlangsung antara pemerintah Indonesia dan AS demi menciptakan atmosfer yang lebih stabil bagi pasar.

Kenaikan Target Harga Emas: Permintaan Tiongkok dan Ketidakpastian Global Dorong Lonjakan

Citi Research baru saja menaikkan target harga emas untuk tiga bulan ke depan menjadi $3.500 per ons, meningkat dari sebelumnya $3.200.

Kenaikan ini didorong oleh pembelian signifikan dari perusahaan asuransi di Tiongkok serta arus investasi yang mengalir ke aset safe haven karena risiko tarif dan ketidakpastian di pasar global.

Analis Citi memperkirakan bahwa kondisi defisit fisik emas saat ini akan memaksa harga naik agar pemegang saham mau menjual emas mereka untuk memenuhi permintaan.

Permintaan emas diperkirakan akan meningkat secara signifikan sebesar 110% dari pasokan tambang pada kuartal kedua, menjadi level tertinggi sejak krisis keuangan global.

Negara-negara berkembang, termasuk Tiongkok, telah meningkatkan pembelian emas. Langkah terbaru Tiongkok yang mengizinkan perusahaan asuransi untuk mengalokasikan hingga 1% dari total aset mereka ke dalam emas dapat menambah sekitar 255 metrik ton permintaan tahunan.

Citi juga mencatat bahwa kuota impor emas baru yang disetujui oleh China diharapkan dapat meningkatkan impor emas dalam beberapa bulan mendatang.

Meskipun harga emas sempat turun di bawah $3.330 per ons akibat investor yang mengambil untung, fokus pasar tetap pada ketidakpastian kebijakan perdagangan AS dan prospek negosiasi antara AS dan Tiongkok.

Dengan Ketua Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa AS tidak akan terburu-buru menyesuaikan suku bunga, dampak dari kebijakan tarif Trump yang dapat menaikkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi tetap menjadi perhatian.

Dalam konteks ini, kenaikan harga emas dipandang sebagai refleksi dari ketidakpastian dan perubahan dalam lanskap ekonomi global. (Money Control, Trading Economics)

Obligasi AS Naik Tipis: Tarif Trump dan Libur Paskah Jadi Sorotan

Dilansir dari Trading Economics, pada 17 April 2025, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik 5,2 basis poin menjadi 4,331%.

Sementara itu, obligasi 2-tahun naik 2,1 basis poin ke 3,807% dalam perdagangan sepi menjelang libur Paskah. Pasar ditutup lebih awal karena Jumat Agung, saat banyak bursa global tutup.

Kenaikan imbal hasil ini terjadi setelah adanya gejolak di pasar obligasi pada awal April akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

Namun, laporan menunjukkan Jepang dan China meningkatkan kepemilikan obligasi AS pada Februari, menandakan kepercayaan terhadap aset AS masih ada, meski terdapat ketidakpastian.

Menurut Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan Presiden Fed New York John Williams, ketegangan perdagangan global dipicu oleh ancaman tarif Trump yang dapat mendorong inflasi, sekaligus melemahkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.

Powell menyatakan Fed akan menunggu data ekonomi lebih jelas sebelum mengubah suku bunga.

Trump mengkritik Powell, menyerukan pemecatan dan penurunan suku bunga. Namun, pasar tidak terlalu bereaksi karena independensi Fed masih dipercaya. Negosiasi perdagangan AS-Jepang yang menunjukkan tanda-tanda positif juga sedikit meredakan kekhawatiran pasar.

Data ekonomi AS menunjukkan gambaran campur aduk: klaim pengangguran turun ke 215.000, tetapi pembangunan perumahan anjlok 11,4% dari bulan sebelumnya.

Selain itu, penjualan obligasi Treasury Terlindungi Inflasi (TIPS) senilai $25 miliar dengan imbal hasil 1,702% mencatat permintaan rendah, mencerminkan sentimen pasar yang hati-hati.

Ketidakpastian akibat tarif dan libur panjang membuat perdagangan obligasi berjalan tenang, dengan fokus pada potensi dampak kebijakan Trump terhadap inflasi dan ekonomi global.

Indeks Dolar AS Stabil di Tengah Libur Paskah dan Harapan Perdagangan

Pada 18 April 2025, indeks dolar AS (DXY) tetap stabil terhadap mata uang utama karena pasar global sepi akibat libur Jumat Agung.

Volume perdagangan yang rendah membuat dolar bertahan di level rendah tiga tahun, tertekan oleh kekhawatiran dampak tarif perdagangan Presiden Donald Trump.

Namun, sentimen pasar mulai membaik karena AS mengadakan pembicaraan perdagangan dengan Jepang dan Italia, serta Trump mengisyaratkan kemungkinan meredakan ketegangan dengan China dengan tidak menaikkan tarif lebih jauh.

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan pihaknya hati-hati memantau efek tarif terhadap ekonomi sebelum memutuskan perubahan suku bunga.

Trump mengkritik Powell, menyerukan pemecatan dan penurunan suku bunga, tetapi pernyataan ini tidak banyak mengguncang pasar.

Data ekonomi AS menunjukkan pasar tenaga kerja kuat, dengan klaim pengangguran turun ke 215.000, level terendah dalam dua bulan, memberikan dukungan bagi dolar di tengah ketidakpastian.

Pasar saham AS pada 17 April menunjukkan hasil campuran, dengan Dow Jones melemah karena laporan keuangan perusahaan yang buruk, sementara S&P 500 dan Nasdaq hampir tidak berubah.

Penjualan ritel yang meningkat menandakan konsumen AS masih percaya diri meski ada ancaman tarif.

Dengan pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung dan data ekonomi yang positif, dolar AS menemukan keseimbangan sementara, meskipun investor tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan perdagangan dan moneter ke depan.

Factors to Watch

  1. Ketegangan Perang Dagang: Ancaman tarif AS-China dan negosiasi Indonesia-AS dapat mengganggu IHSG dan sektor ekspor seperti teknologi dan bahan baku.
  2. Kebijakan Federal Reserve: Penundaan pemangkasan suku bunga (4,25%-4,5%) akibat inflasi dapat menekan reksa dana saham dan obligasi jangka panjang.
  3. Imbal Hasil Obligasi AS: Kenaikan yield ke 4,331% mencerminkan ekspektasi inflasi, berpotensi menekan valuasi saham di IHSG.
  4. Harga Emas: Lonjakan ke $3.330/oz dengan target $3.500/oz menandakan permintaan safe-haven; investor harus waspadai koreksi jangka pendek.
  5. Nilai Tukar Rupiah: Rupiah di Rp16.820/USD (17 April) rentan melemah jika tarif meningkat, mendukung emas tapi menekan reksa dana internasional.
  6. Sektor IHSG: Sektor bahan baku kuat, tapi teknologi dan ekspor rentan terhadap tarif; pantau alokasi sektor dalam reksa dana.

      Rekomendasi bagi Investor

      1. Investor Reksa Dana

      • Diversifikasi dengan Reksa Dana Pasar Uang: Pilih reksa dana pasar uang untuk stabilitas di tengah volatilitas IHSG akibat tarif; rendah risiko dibandingkan saham.
      • Fokus Sektor Defensif: Alokasikan ke reksa dana saham yang fokus pada sektor utilitas atau kesehatan, lebih tahan terhadap guncangan tarif.
      • Obligasi Jangka Pendek: Pilih reksa dana obligasi jangka pendek untuk kurangi risiko kenaikan suku bunga; SBN seperti FR0103 menarik.
      • Kurangi Eksposur Internasional: Hindari reksa dana dengan eksposur besar ke China atau teknologi global karena risiko tarif dan pelemahan dolar.

       2. Investor Emas

      • Pertahankan Alokasi 5-10%: Emas tetap menarik sebagai safe-haven. Pertahankan posisi di ETF emas seperti SPDR Gold Shares untuk lindungi portofolio.
      • Beli Saat Koreksi: Manfaatkan penurunan harga emas jangka pendek untuk tambah posisi, mengingat tren bullish jangka panjang.
      • Pantau Inflasi Domestik: Kenaikan harga emas dapat picu inflasi perhiasan di Indonesia, berpotensi kurangi daya beli; sesuaikan alokasi.

      Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

      DISCLAIMER:

      Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

      PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

      Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

      tanamduit team

      tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

      banner-download-mobile