tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ST011, dijamin oleh negara. Masa penawaran ST011 berlangsung mulai 6 November-6 Desember 2023. Berikut adalah tingkat kuponnya:
- ST011-T2 tenor 2 tahun kupon 6,30% (5,67% per tahun setelah pajak)
- ST011-T4 tenor 4 tahun kupon 6,50% (5,85% setelah pajak)
Tingkat imbal hasil ST011 jauh lebih tinggi dari bunga deposito. Ini menjadi kupon SBN tertinggi di tahun 2023 dan kemungkinan besar akan menjadi kupon yang tertinggi pula hingga akhir 2024. Beli ST011 di tanamduit bonus saldo reksa dana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 30 November 2023:
IHSG Melonjak 0,64%
IHSG mengalami kenaikan sebesar 0,64%, atau 44,65 poin, ke 7.080,74 pada perdagangan di hari terakhir pada bulan November 2023. Sepanjang bulan November, IHSG tumbuh sebesar 4,87%. Apabila dilihat sejak awal tahun, IHSG tumbuh sebesar 3,36%.
Pertumbuhan IHSG sepanjang November ini disebabkan oleh sentimen positif meredanya inflasi di AS dan turunnya yield obligasi USD sehingga ekspektasi kembali masuknya investor asing ke pasar Indonesia meningkat.
Data menunjukkan bahwa investor asing sudah masuk kembali ke Indonesia dan berinvestasi pada Surat Utang Negara, Sertifikat Rupiah Bank Indonesia, dan pasar saham dengan nilai total Rp7 T pada minggu ke-3 November.
Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.271,54 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 32,36 miliar unit. Adapun, nilai transaksi tercatat sejumlah Rp25,23 triliun. Sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar ikut mendorong laju IHSG, antara lain BBCA +0,84% ke level 8.975, TLKM +1,08% ke 3.760, dan GOTO naik 3,19% ke posisi 97.
Morgan Stanley Umumkan Perombakan Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI)
Morgan Stanley mengumumkan adanya perombakan sejumlah indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) di seluruh dunia, termasuk Indonesia. MSCI memasukkan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) ke dalam MSCI Global Standard Index List dan mengeluarkan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Sementara itu, pada MSCI Small Cap Indexes, MSCI memasukkan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK). Saham-saham BBYB, BUMI, PTPP, TINS dan WIKA dikeluarkan dari indeks ini.
Ekonomi Indonesia Diperkirakan Akan Tetap Kuat
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia akan tetap kuat. Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi domestik dapat mencapai rentang 5,3% hingga 6,1% pada tahun 2028. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berkisar di antara 4,7%-5,5% pada tahun 2024. Angka ini akan kembali meningkat menjadi 4-8%-5,6% pada 2025, dan diperkirakan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.
Perry mengatakan, kondisi ini dapat tercapai dengan kemajuan pesat transformasi ekonomi Indonesia sejak taper tantrum pada tahun 2013. Hal ini menjadi modal dan landasan untuk kebangkitan ekonomi Indonesia pada tahun-tahun yang akan datang. (Data Indonesia)
Harga Obligasi Berdenominasi Rupiah Alami Pelemahan
Harga obligasi berdenominasi Rupiah mengalami pelemahan pada perdagangan di hari Kamis (30/11) kemarin. Yield Surat Utang Negara (SUN) 5 tahun naik 6bp ke 6,65%, yield SUN 10 tahun sedikit naik 1bp ke 6,68%, sedangkan level yield SUN 10 tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami pada minggu ini, yaitu di rentang 6,54–6,81%.
Sementara itu, pada Kamis (30/11) kemarin, volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar RP16.5 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan dari volume transaksi di hari Rabu (29/11), yaitu sebesar Rp20.9 triliun.
Selain itu, data Bloomberg menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,75% ke level IDR 15,510/USD dari level IDR 15,395/USD di hari Rabu (29/11) lalu. (BNI Securities)
Indeks Dow Jones Alami Lonjakan
Indeks Dow Jones menutup bulan November dengan kenaikan luar biasa sebesar 520 poin. DJIA mengakhiri bulan November dengan kenaikan luar biasa pada hari Kamis (30/11), karena investor menyambut baik perlambatan inflasi dan sebagian besar pendapatan perusahaan yang lebih baik dari perkiraan.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 520 poin, atau 1,5%, S&P 500 naik 0,4%, sedangkan NASDAQ Composite turun 0,2%. Blue-chip Dow Jones Industrial Average naik 8% di bulan November, S&P 500 berbasis luas naik hampir 9% di bulan November, sedangkan Nasdaq naik 10,7%. (Investing)
Inflasi AS Terus Melambat, Namun Hasil Treasury Meningkat
Inflasi AS terus melambat. Namun, imbal hasil Treasury meningkat. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditure/ PCE) pada bulan Oktober, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, melambat ke angka 0%, dibandingkan dengan perkiraan sebesar 0,1%, dari 0,4% pada bulan Oktober yang lalu.
Angka ini menjadikan angka tahunan menjadi 3,4%, turun dari 3,7% pada bulan September. Inflasi PCE inti, yang diyakini oleh The Fed sebagai ukuran inflasi yang lebih akurat, melambat menjadi 3,5% dari 3,7% pada bulan sebelumnya.
Perlambatan laju inflasi terjadi bahkan ketika pasar tenaga kerja tampak lebih kuat dari perkiraan karena klaim pengangguran awal naik kurang dari perkiraan. Imbal hasil Treasury mengabaikan tanda-tanda melambatnya inflasi, dengan imbal hasil Treasury 10-tahun naik 7,1 basis poin menjadi 4,339%. (Investing)
PMI Manufaktur Indonesia Sedikit Lebih Tinggi
PMI Manufaktur S&P Global Indonesia naik tipis menjadi 51,7 pada November 2023 dari level terendah dalam 8 bulan di bulan Oktober. Ini adalah peningkatan aktivitas pabrik selama 27 bulan berturut-turut, seiring dengan kenaikan output terbesar sejak bulan Agustus dan lapangan kerja kembali tumbuh.
Perusahaan juga dapat mengerjakan pesanan yang ada, sehingga menghasilkan pengurangan pekerjaan yang tertunda selama lima bulan. Tingkat pembelian meningkat dengan kuat, berkontribusi terhadap akumulasi persediaan input yang lebih cepat. Pada saat yang sama, pesanan baru naik paling sedikit dalam enam bulan sementara penjualan luar negeri turun untuk bulan kedua berturut-turut di tengah upaya pengurangan stok di beberapa klien.
Waktu tunggu mengalami sedikit perpanjangan setelah membaik dalam empat bulan sebelumnya, hal ini disebabkan oleh penundaan transportasi. Dari segi harga, inflasi biaya input mencapai titik tertinggi dalam satu tahun, karena tingginya biaya bahan baku, pengiriman, dan konversi mata uang.
Harga output mengalami kenaikan tertinggi dalam sembilan bulan terakhir, karena perusahaan menanggung sebagian beban biaya mereka kepada pelanggan. Terakhir, sentimen membaik namun tetap di bawah rata-rata seri.
(Trading Economics, 1 Desember 2023)
Yield Obligasi AS Menurun, Investor Global Mencari Pasar dengan Potensi Return Yang Lebih Menarik
Data inflasi di AS yang menunjukkan pelemahan menguatkan ekspektasi investor kemungkinan US Federal Reserve, bank sentral AS, menaikkan tingkat bunga sudah berakhir. Kini, investor berharap bahwa tingkat bunga akan turun di musim semi atau di kuartal ke-2 tahun 2024.
Lebih lanjut, yield obligasi US akan turun walaupun masih terjadi volatilitas. Penurunan tingkat bunga dan yield obligasi US ini akan mendorong investor global untuk mencari pasar yang menawarkan potensi return yang lebih menarik, salah satunya Indonesia.
Yield Surat Utang Negara yang berkisar antara 6,8%–6,9%, nilai tukar Rupiah yang lebih stabil dibanding negara emerging market lainnya, dan harga saham yang masih undervalued, menjadi daya tarik bagi investor global. Karena itu, ini saat yang baik untuk menambah alokasi investasi di reksadana pendapatan tetap untuk jangka waktu setahun ke depan karena harga-harga obligasi akan naik sejalan dengan turunnya tingkat bunga.
Selain itu, pertumbuhan IHSG sejak awal tahun sampai akhir November yang 3,36% masih rendah dan berpotensi naik mengalahkan return dari obligasi. Karena itu, sekarang juga saat yang tepat untuk menambah alokasi investasi ke reksadana saham dan reksadana indeks saham.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!