Surat Berharga Negara (SBN) ritel adalah instrumen investasi yang diterbitkan oleh pemerintah untuk investor individu berkewarganegaraan Indonesia (WNI). Instrumen investasi ini cukup menarik minat investor ritel di masyarakat. Yuk, cari tahu cara beli SBN di artikel ini!
Apa Itu SBN (Surat Berharga Negara)?
Surat Berharga Negara adalah instrumen investasi yang diterbitkan pemerintah untuk membuka kesempatan seluas-luasnya kepada investor ritel di masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan negara.
Gampangnya, kamu meminjamkan sejumlah uang ke pemerintah dalam kurun waktu (tenor) tertentu. Nah, saat jatuh tempo, pemerintah akan mengembalikan uangmu secara penuh. Nantinya, pemerintah akan mentransfer imbal hasil berupa kupon ke rekeningmu tiap bulannya.
SBN menjadi salah satu investasi berisiko rendah, karena mendapat jaminan langsung oleh negara dalam Undang-undang. Selain itu, produk satu ini juga menawarkan kupon (imbal hasil) yang relatif lebih tinggi dari bunga deposito, lho!
Baca juga: Ketahui Pengertian dan Jenis SBN (Surat Berharga Negara)
Jenis SBN
Secara umum, jenis SBN dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu prinsip pengelolaan dan jenis imbal hasilnya. Berdasarkan prinsip pengelolaannya, terdapat Surat Berharga Negara yang pengelolaannya dilakukan dengan konvensional maupun syariah.
Sementara itu, jenis SBN berdasarkan imbal hasilnya terbagi menjadi dua, yaitu floating with floor (mengambang dengan batas minimal) dan fixed rate (tetap). Yuk, kita bahas satu per satu dari masing-masing serinya!
1. Savings Bond Ritel (SBR)
SBR adalah salah satu jenis surat berharga negara yang dikelola secara konvensional. Sesuai dengan namanya, sifatnya mirip dengan tabungan atau deposito di bank, yaitu tidak dapat kita cairkan sebelum jatuh tempo.
Namun, terdapat fasilitas early redemption yang memungkinkan investor untuk mencairkan sebagian kepemilikan SBR-nya maks. 50% dari total kepemilikan dengan kelipatan satu juta. Biasanya, pemerintah akan mengumumkan periode early redemption saat masa penawaran dimulai. Terdapat dua pilihan tenor investasi SBR, yaitu 2 dan 4 tahun.
Baca juga: SBR Adalah Investasi Menguntungkan? Cek Faktanya Di Sini!
Jenis kupon SBR adalah mengambang dengan batas minimal (floating with floor). Jadi, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7 Days Repo Rate) akan mempengaruhi imbal hasil SBR.
Jadi, kalau sewaktu-waktu suku bunga acuan BI naik, kupon SBR akan ikut naik. Uniknya, kalau suku bunga acuan BI turun, imbal hasil SBR nggak ikut turun.
Nantinya, pada masa penawaran, pemerintah akan menetapkan batas minimum kupon (floor). Jadi, kalau suku bunga BI turun, imbal hasil SBR yang kamu terima nggak akan kurang dari kupon minimumnya.
2. Obligasi Negara Ritel (ORI)
Seri SBN konvensional lainnya adalah ORI. Obligasi Negara Ritel adalah jenis SBN konvensional yang memiliki kupon tetap (fixed rate). Jadi, imbal hasil yang kita terima akan tetap sama hingga tanggal jatuh tempo.
ORI memiliki dua pilihan tenor investasi, yaitu 3 dan 6 tahun. Seri Surat Utang Negara (SUN) satu ini juga bersifat tradable. Artinya, investor bisa memperdagangkan kembali di pasar sekunder sebelum jatuh tempo. Jadi, kalau sewaktu-waktu kamu ingin menjual kembali kepemilikan ORI-mu ke investor lain, bisa!
Di tanamduit, kamu cukup klik opsi jual pada portofolio ORI-mu dan dana hasil penjualannya akan masuk ke rekeningmu. Kamu juga bisa mendapatkan keuntungan berupa capital gain jika harga jual ORI lebih tinggi dari nilai pembelianmu di masa penawaran.
Namun, di sisi lain, ada potensi kerugian (capital loss) jika harga jualnya lebih rendah dari nilai pembelian saat masa penawaran.
Baca Juga: Pengertian Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Keuntungannya
3. Sukuk Tabungan (ST)
Sukuk tabungan adalah versi syariah dari Savings Bond Ritel (SBR), karena memiliki karakteristik yang mirip satu sama lain.
Bedanya, ST dikelola secara syariah. Instrumen ini telah mendapatkan pernyataan sesuai syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). ST bebas dari unsur maysir (judi), gharar (ketidakjelasan), dan usury (riba).
Terus, dana yang terkumpul dari Sukuk Tabungan (ST) dialokasikan untuk proyek ramah lingkungan di sektor transportasi dan ketahanan terhadap perubahan iklim. Karena itu, ST juga dikenal sebagai green sukuk yang menjadi bukti komitmen pemerintah dalam pengembangan pasar keuangan syariah dan penanggulangan perubahan iklim.
Baca juga: Apa Itu ST (Sukuk Tabungan)? Ini Karakteristik dan Kelebihannya!
Seperti SBR (Savings Bond Ritel), ST memiliki kupon floating with floor, atau mengambang dengan batas minimum. Jadi, kalau suatu saat suku bunga acuan BI naik, kupon ST akan ikut naik. Tapi, kalau suku bunga BI turun, kupon ST nggak ikut turun.
Terus, seperti SBR, ST memiliki dua pilihan tenor, yaitu 2 dan 4 tahun. ST bersifat non-tradable, alias nggak bisa diperdagangkan kembali di pasar sekunder. Meski demikian, ST bisa dicairkan sebelum jatuh tempo, karena terdapat fitur early redemption dengan maks. pencairan 50% dari nominal investasi dengan kelipatan 1 juta.
4. Sukuk Ritel (SR)
Sukuk ritel bisa dibilang sebagai Obligasi Negara Ritel versi syariah, karena memiliki karakteristik yang mirip. Jatuh tempo dari kedua jenis SBN ini sama-sama tiga tahun dan jenis kuponnya tetap (fixed rate).
Sukuk Ritel (SR) dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung unsur maysir (judi), gharar (ketidakjelasan), dan riba (usury), serta telah dinyatakan sesuai syariah oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
SR juga termasuk ke dalam SBN yang bersifat tradeable, yaitu dapat diperdagangkan kembali di pasar sekunder. Kamu berpotensi mendapatkan keuntungan lebih berupa capital gain saat menjual kepemilikan SR jika harganya naik.
Baca juga: Apa Itu Sukuk Ritel? Ketahui Pengertian dan Keuntungannya!
Cara Beli SBN
Investor dapat membeli SBN saat masa penawaran sedang berlangsung. Masa penawaran SBN terdekat akan dimulai pada tanggal 29 Januari 2024, meski masih tentatif.
Kamu dapat mengecek jadwal penawaran SBN secara berkala pada situs DJPPR Kementerian Keuangan atau dengan mengunjungi laman Instagram mereka.
Salah satu cara beli SBN adalah melalui mitra distribusi (midis) saat masa penawaran surat berharga negara seri tertentu sedang berlangsung.
tanamduit adalah salah satu mitra distribusi (midis) SBN. tanamduit sudah dipercaya oleh Kementrian Keuangan sebagai midis SBN sejak SBN pertama rilis di tahun 2018, lho! Jadi, nggak usah ragu untuk beli SBN di tanamduit!
Untuk beli SBN di tanamduit, kamu hanya perlu men-download aplikasi, melakukan pendaftaran, dan memilih menu SBN. Setelah itu, kamu tinggal melakukan pembayaran lewat opsi-opsi yang tersedia.
Untuk tutorial lengkapnya, kamu bisa baca di artikel ini:
Baca juga: Tutorial Lengkap: Cara Beli SBN Untuk Pemula [Update 2024]
Kesimpulan
SBN memiliki beberapa jenis, yaitu Savings Bond Ritel (SBR), Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Tabungan (ST), dan Sukuk Ritel (SR). Tiap-tiap jenis memiliki waktu jatuh tempo dan imbal hasil yang berbeda.
SBN bisa dibeli di mitra distribusi (midis) yang terpercaya. Salah satu midis yang terpercaya adalah tanamduit. tanamduit sudah dipercaya oleh Kementerian Keuangan sejak SBN pertama kali rilis secara online di tahun 2018, lho! Jadi, nggak usah ragu lagi untuk beli SBN di tanamduit!
Yuk, download tanamduit sekarang dan mulai investasi SBN saat masa penawaran berlangsung. tanamduit telah menjadi mitra distribusi yang telah dipercaya Kementerian Keuangan RI sejak awal perilisan SBN secara online tahun 2018.
Cara Beli SBN
Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk melakukan pembelian SBN, di antaranya:
- Download aplikasi tanamduit dan registrasi akun tanamduit.
- Klik menu “SBN” pada dashboard aplikasi tanamduit, lalu klik produk yang sedang dalam masa penawaran.
- Buat rekening SBN.
- Setelah pembuatan rekening SBN berhasil, ulangi langkah kedua dan selesaikan pembayaran.