Saat IHSG turun, kamu perlu menyiapkan strategi jitu investasi yang aman. Momen IHSG turun justru menjadi momen yang baik bagi investor untuk mengalokasikan dana investasi ke instrumen reksadana.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan cenderung fluktuatif. Terutama saat kondisi perekonomian sedang tidak stabil.
Di momen ini, terdapat sentimen negatif yang menyerang pasar saham sehingga terjadi penurunan harga.
Pengaruh IHSG Terhadap Performa Reksadana
Jika IHSG Turun, bagaimana pengaruh IHSG terhadap performa reksadana? Indeks Harga Saham Gabungan sebagai indikator harga saham di Indonesia tentu berhubungan dengan pergerakan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksadana.
Meskipun tidak semua jenis produk terdampak dari penurunan harga, produk reksadana saham (RDS) yang menghimpun minimal 80% saham tentu NAB-nya akan terpengaruh.
Oleh karena itu, ada banyak investor yang merasa bimbang ingin menahan atau menjual produk RDS saat IHSG turun.
Baca juga: Mengenal IHSG, Fungsi, Cara Kerja, dan Dampaknya pada Harga Saham
Namun, investor RDS bisa menyiapkan diri untuk menerapkan strategi khusus. Dengan begitu, imbal hasilmu tetap optimal sampai mencapai tujuan finansial. Berikut merupakan strategi jitu investasi reksadana saat IHSG turun.
Strategi Investasi Reksadana saat IHSG Turun
1. Investor Bersikap Wait and See
Strategi wait and see ini sangat umum investor lakukan saat berinvestasi di pasar modal. Dalam hal ini, investor hanya butuh menunggu dan melihat pergerakan harga saham di pasar modal.
Seiring melakukan strategi ini, kamu juga perlu menganalisis produk investasi pilihanmu dari segi fundamental dan teknikal sehingga tidak salah langkah melakukan transaksi jual-beli saham.
Jika kamu salah langkah saat membeli saham, maka butuh waktu lama untuk memperoleh imbal hasil yang optimal.
Namun, investor tidak perlu terlalu memusingkan portofolio investasi saat IHSG turun karena Manajer Investasi profesional akan mengelola dana penanaman modal agar investor tetap memperoleh imbal hasil optimal.
Justru, investor yang baru ingin berinvestasi reksadana saham dapat mempertimbangkan penempatan dana investasi ke RDS. Hal ini karena momen ini menjadi saat yang tepat untuk investor yang ingin memiliki tujuan investasi jangka panjang.
Biasanya, fluktuasi harga indeks ini tidak bertahan lama dan akan kembali ke posisi stabil saat kondisi perekonomian membaik.
Dengan begitu, investo akan mendapat nilai pembelian yang lebih rendah dan memperoleh keuntungan optimal di masa yang akan datang saat IHSG naik.
2. Lakukan Dollar Cost Averaging
Sebenarnya, investor yang ingin mempersiapkan tujuan finansial dalam jangka panjang tidak perlu memusingkan IHSG turun. Biasanya, orang yang panik saat situasi ini memiliki tujuan investasi saham dalam jangka pendek.
Jadi, kamu tidak perlu khawatir berlebihan dan bisa menerapkan strategi dollar cost averaging, yaitu melakukan penanaman modal secara rutin dalam periode tertentu sampai tujuan finansial tercapai.
Dalam hal ini, investor harus meyakini bahwa imbal hasil penanaman modal akan optimal di masa yang akan datang. Jadi, teruslah konsisten alokasikan sebagian penghasilanmu ke instrumen reksadana secara rutin meskipun kondisi indeks saham sedang tidak stabil.
Baca juga: Strategi Investasi Rutin, Apa Itu Dollar Cost Averaging?
3. Diversifikasi Investasi ke Money Market
Sebagai alternatif bagi investor yang khawatir menghadapi risiko tinggi, kamu bisa tunda alokasikan dana penanaman modal ke instrumen reksadana saham (RDS).
Selain itu, kamu juga bisa melakukan diversifikasi investasi ke produk money market atau pasar uang yang memiliki risiko rendah. Bagi investor yang sudah memiliki RDS dan ingin menghindari risiko tinggi, kamu bisa melakukan switching ke produk pasar uang.
Diversifikasi investasi adalah strategi meminimalisir risiko investasi dengan mengalokasikan dana penanaman modal ke berbagai instrumen. Di samping berinvestasi saham atau RDS, kamu bisa melakukan penanaman modal ke produk pasar uang.
Baca juga: Tips Diversifikasi Investasi Bagi Pemula Untuk Minimalkan Risiko
Kesimpulan
Seringkali, orang panik saat IHSG turun dan cemas imbal hasilnya akan berkurang. Padahal, investor bisa lebih bijak menghadapi situasi ini dengan menyusun strategi investasi agar memperoleh imbal hasil optimal dan mencapai tujuan investasi di masa yang akan datang.
Pertama, kamu bisa merespons situasi ini dengan bersikap wait and see. Kemudian, strategi Dollar Cost Averaging (DCA) hingga mencapai tujuan finansial. Sebagai alternatif, kamu juga bisa melakukan diversifikasi investasi ke instrumen reksa dana pasar uang yang memiliki risiko rendah.
Untuk melakukan diversifikasi investasi ke produk reksadana, kamu bisa melakukan transaksi pembelian di tanamduit.
Aplikasi tanamduit adalah penyedia layanan investasi reksadana, emas, Surat Berharga Negara (SBN) yang sudah berizin dan berada di bawah pengawasan OJK. Jangan khawatir, semua orang bisa investasi di tanamduit mulai dari Rp10 ribu aja, lho.
Yuk, download tanamduit sekarang! Dapatkan bonus s.d. 50 ribu dengan daftar tanamduit menggunakan kode referal “MULAIREKSADANA”. Klik banner di bawah ini untuk kepoin cara klaim bonusnya!