Stagflasi adalah situasi melemahnya kondisi ekonomi, inflasi tinggi, dan angka pengangguran yang meningkat di waktu bersamaan dalam periode tertentu. Di tengah situasi tersebut, terjadi kenaikan harga-harga bersamaan dengan penurunan PDB (Produk Domestik Bruto). Di samping itu, usaha pemerintah dalam mengatasi inflasi justru membuat pertumbuhan ekonomi melemah hingga resesi.
Istilah stagflasi berasal dari kata “stagnasi” yang berarti menurunnya kondisi ekonomi dan “flasi” yang berasal dari kata “inflasi” berarti naiknya harga barang pokok secara terus menerus. Di tahun 1965, istilah ini pertama kali muncul saat politisi Inggris, Macleod, menyampaikan kondisi inflasi dan stagnasi ekonomi di Inggris.
Contohnya, Myanmar yang tengah menghadapi kudeta terancam mengalami stagflasi. Hal ini karena meningkatnya angka pengangguran di Myanmar pasca kudeta militer. Selain itu, kegiatan perekonomian Myanmar juga melemah. Harga bahan pokok juga naik karena pasokan bahan pokok dan harga bahan bakar minyak semakin terbatas sehingga harganya semakin tinggi.
Baca juga: Apa Itu Inflasi? Ini Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Contohnya
Penyebab Stagflasi
1. Melemahnya Kondisi Ekonomi
Kegiatan perekonomian berkaitan erat dengan harga bahan bakar minyak dan bahan pokok lainnya. Untuk itu, kenaikan harga minyak berpengaruh besar juga terhadap harga barang dan jasa.
Seringkali, pemerintah dan bank sentral mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan inflasi. Namun, kebijakan tersebut justru menekan pertumbuhan ekonomi sehingga terjadinya stagflasi.
2. Angka Pengangguran Tinggi
Selanjutnya, penyebab stagflasi adalah adanya kenaikan angka pengangguran dapat mengakibatkan melemahnya daya beli masyarakat. Dalam hal ini, angka pengangguran yang tinggi beriringan dengan kenaikan harga barang-barang pokok.
Saat harga-harga barang dan jasa naik karena ketersediaan barang terbatas, maka dapat terjadi inflasi. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan juga akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
3. Uang yang Beredar Meningkat
Situasi stagflasi berkaitan erat dengan meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Saat bank sentral dan pemerintah membuat kebijakan untuk meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat, dapat terjadi inflasi. Kebijakan tersebut dapat berupa bank sentral yang mencetak mata uang dan mempermudah kredit dengan menurunkan suku bunga acuan.
Baca juga: Apa Itu Suku Bunga Acuan? Inilah Pengertian dan Fungsinya
Cara Mengatasi Stagflasi
1. Penyesuaian Pajak
Sebagai usaha mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah dapat membuat kebijakan penurunan pajak. Hal ini dapat mendukung kegiatan investasi karena adanya insentif PPN dan pemotongan pajak korporasi. Contohnya, pajak kendaraan bermotor 0%, insentif PPN, insentif PPH bagi karyawan dan sebagainya.
Selain itu, kenaikan pajak juga dapat menekan tingkat inflasi sehingga terhindar dari stagflasi. Adapun penyesuaian berupa penurunan pajak di lingkup pendidikan, kesehatan hingga harga bahan pokok. Dengan begitu, daya beli masyarakat akan meningkat.
2. Kebijakan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi jumlah uang yang beredar di masyarakat, perusahaan dapat melakukan pemotongan upah kerja karyawan. Cara ini dapat menjadi salah satu pilihan untuk menekan kenaikan tingkat inflasi.
Di samping itu, pemerintah juga perlu mengurangi angka pengangguran. Meskipun sulit, ketersediaan lapangan pekerjaan juga berperan penting demi mengatasi stagflasi.
3. Diversifikasi Investasi di Aset yang Aman
Para investor perlu melakukan diversifikasi investasi untuk mengamankan asetnya di tengah situasi perekonomian yang menurun. Dengan begitu, aset berhargamu dapat terlindungi.
Selain investasi reksadana, saham, dan surat berharga lainnya, kamu bisa mengalokasikan sebagian penghasilanmu ke instrumen investasi populer yang terkenal dengan sebutan safe haven adalah emas. Kamu bisa memilih emas sebagai aset pelindung. Aset ini mampu melindungi nilai uang di masa yang akan datang.
Di aplikasi tanamduit, kamu dapat membeli emas mulai dari gramasi 0,01 gram atau Rp10 ribu saja. Jadi, semua orang punya kesempatan untuk menjaga asetnya dengan investasi emas.
Jangan khawatir, kamu juga bisa memliih beli simpan atau beli cetak emas dengan mudah dan aman. tanamduit sudah bekerja sama dengan produsen emas terpercaya dan sudah memiliki izin dari BAPPEBTI.
Baca juga: Tips Diversifikasi Investasi Bagi Pemula Untuk Minimalkan Risiko Investasi
Kesimpulan
Stagflasi adalah situasi ekonomi saat pertumbuhan ekonomi melemah, inflasi tinggi, dan angka pengangguran yang meningkat di waktu bersamaan dalam periode tertentu. Penyebab situasi antara lain melemahnya kondisi ekonomi karena kenaikan harga bahan pokok, angka pengangguran yang tinggi, dan meningkatnya jumlah uang beredar di masyarakat.
Cara mengatasi stagflasi adalah adanya penyesuaian pajak, kebijakan khusus bagi tenaga kerja, hingga diversifikasi investasi ke instrumen yang aman. Semua orang harus melakukan diversifikasi investasi demi menjaga aset berharga di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil. Untuk melakukannya, kamu dapat mengalokasikan sebagian penghasilanmu ke berbagai instrumen investasi.
Nah, di aplikasi tanamduit, kamu bisa investasi emas, reksadana, Surat Berharga Negara (SBN) dalam satu aplikasi saja. Jadi, kegiatan investaismu dapat lebih mudah dan praktis. Jangan khawatir, tanamduit sudah berizin dan berada di bawah pengawasan OJK. Klik di sini untuk download aplikasi tanamduit sekarang!