Untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal, kita perlu menyusun portofolio investasi yang proporsional. Rancangan portofolio mencakup tujuan yang ingin dicapai, target dana, estimasi waktu investasi, hingga potensi imbal hasil yang kamu harapkan. Oleh karena itu, rebalancing adalah salah satu hal yang penting untuk investor lakukan.
Gampangnya, rebalancing portofolio adalah menyeimbangkan kembali komposisi portofolio. Tujuannya adalah untuk mengembalikan porsi investasi sesuai dengan komposisi dan tujuan awalnya.
Baca juga: Apa Itu Diversifikasi? Ini Dia 5 Cara Melakukannya!
Apa yang Dimaksud Dengan Rebalancing?
Secara umum, rebalancing portofolio dapat kita pahami sebagai suatu tindakan mengembalikan komposisi portofolio sebagaimana komposisi dasar sesuai tujuan awalnya. Seiring berjalannya waktu, bisa saja sebagian dari aset investasimu tidak bertumbuh sesuai harapan. Oleh karena itu, rebalancing menjadi salah satu upaya untuk mengatasinya.
Misalnya, Gani, seorang karyawan swasta berusia 28 tahun punya uang Rp100 juta untuk diinvestasikan. Sebagai pria single yang terhitung masih muda, tujuan utama dari investasinya adalah untuk menumbuhkan aset.
Berikut adalah komposisi portofolionya investasinya:
1. 70% pada reksadana saham dan campuran
2. 30% pada reksadana pasar uang (RDPU)
Portofolio tersebut biasanya dimiliki oleh seseorang yang masih berada dalam tahap wealth accumulation, makanya nggak heran kalau toleransi risikonya lebih agresif. Tahapan wealth accumulation adalah tahapan di mana seseorang masih mengumpulkan pundi-pundi tabungan dan belum memiliki banyak tanggungan.
Setahun berselang, nilai reksadana saham dan campuran yang Gani beli alami kenaikan signifikan sehingga mengubah komposisi portofolio reksadana saham dan campurannya menjadi 73%. Nah, untuk menyeimbangkan portofolionya, rebalancing adalah solusi tepat.
Gani bisa take profit dari masing-masing reksadana saham dan campuran dengan melakukan switching atau menjual sebagian unit untuk ia reinvestasikan ke RDPU.
Kapan Waktu yang Tepat Untuk Rebalancing?
Waktu yang tepat untuk melakukan rebalancing adalah secara berkala, biasanya tiap enam bulan atau satu tahun sekali. Misalnya dalam satu tahun target imbal hasil dari investasimu belum tercapai. Kalau ini terjadi, bisa jadi penyebabnya adalah alokasi dana pada produk yang kurang tepat.
Sebaliknya, jika dalam periode tertentu investasimu sudah memenuhi target pertumbuhan, rebalancing juga perlu kamu lakukan untuk mengoptimalkan imbal hasil dari investasimu. Intinya, rebalancing portofolio penting investor lakukan, baik dalam keadaan untung maupun rugi.
Aktivitas satu ini tidak hanya dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan keuntungan dan meminimalisir risiko kerugian. Penyeimbangan portofolio juga bisa investor lakukan ketika ada peristiwa tertentu yang mengubah hidup seseorang seperti menikah, punya anak, hingga PHK.
Baca juga: 6 Perbedaan Trading dan Investasi, Investor Pemula Wajib Tahu!
Contoh Rebalancing
Nah, kita balik lagi ke portofolio si Gani yang sudah kita jabarkan di atas, seperti berikut:
Total dana untuk investasi = Rp100 juta
70% alokasi = reksadana saham (RDS) dan reksadana campuran (RDC) → Rp70 juta
30% alokasi = reksadana pasar uang (RDPU) → Rp30 juta
Setahun berselang, asetnya telah bertumbuh, yaitu 15% pada RDS & RDC serta 4,5% pada RDPU sehingga komposisi portofolionya berubah menjadi:
73% RDS & RDC = Modal awal Rp70.000.000 + imbal hasil Rp14.000.000
= Rp84.000.000,-
27% RDPU = Modal awal Rp30.000.000 + imbal hasil Rp1.350.000
= Rp31.350.000,-
Agar komposisinya kembali menjadi seperti semula, artinya ada sebagian keuntungan dari investasi RDS dan RDC yang bisa kamu alihkan (switching) ke produk RDPU. Komposisi portofolio setelah rebalancing adalah sebagai berikut:
70% RDS & RDC = Rp80.745.000,-
30% RDPU = Rp34.605.000,-
Kesimpulan
Rebalancing adalah salah satu upaya yang bisa investor lakukan dalam rangka mengatur kembali komposisi portofolio investasinya seperti rencana awal ataupun sesuai kebutuhan. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan keuntungan serta meminimalisir risiko kerugian di waktu mendatang.
Kamu bisa mulai investasi reksadana sekaligus melakukan rebalancing portofolio ke berbagai jenis dalam satu platform aplikasi, yaitu tanamduit. Tersedia berbagai pilihan produk investasi mulai dari reksadana, Surat Berharga Negara (SBN), dan emas.
Sekarang, kamu bisa mewujudkan mimpimu dengan fitur Tanam Mimpi di aplikasi tanamduit. Tanam Mimpi adalah fitur yang membantu investor, khususnya para pemula untuk mewujudkan tujuan keuangan di masa mendatang, mulai dari dana menikah, pendidikan anak, DP rumah, beli mobil, dan masih banyak lagi.
Kamu bisa menentukan sendiri target budget yang ingin ditabung dan waktu mencapainya sesuai keinginan dan kemampuan finansialmu. Selain itu, fitur Tanam Mimpi juga memiliki:
- Tips budgeting beragam tujuan finansial
- Top 3 Reksa Dana Performa Terbaik di tanamduit
- Reminder investasi rutin otomatis
- Pantau progress mimpimu (on-track/off-track)
Yuk, download tanamduit dan mulai investasi sekarang!