Beranda » belajar » Investasi » 6 Perbedaan Trading dan Investasi, Investor Pemula Wajib Tahu!

6 Perbedaan Trading dan Investasi, Investor Pemula Wajib Tahu!

oleh | Sep 12, 2022

Tidak dapat kita pungkiri, istilah trading dan investasi seringkali diartikan masyarakat sebagai hal yang sama. Pada dasarnya, keduanya merupakan aktivitas jual-beli efek, khususnya saham di pasar modal, namun terdapat perbedaan trading dan investasi yang perlu kita ketahui.

Sebelum membahasnya lebih lanjut, kita perlu tahu perbedaan makna keduanya. Investasi dapat kita artikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan di masa mendatang hingga menambah jumlah kekayaan dalam jangka panjang. Sementara itu, trading adalah kegiatan jual-beli sekuritas seperti saham yang tujuannya untuk memperoleh keuntungan dalam waktu singkat.

Selain dari perbedaan makna, penyebutan pelaku dari kedua kegiatan di atas juga berbeda, lho. Pelaku investasi adalah investor dan trading disebut trader.

Yuk, kita bahas lebih lanjut mengenai keduanya pada artikel ini!

Perbedaan Trading dan Investasi

Perbedaan di antara keduanya tidak sebatas makna dan nama pelakunya saja, lho. Secara umum, perbedaan trading dan investasi terbagi menjadi enam, mulai dari tujuan, pengambilan keputusan,  risiko, profil pelaku, keuntungan, dan elemen pelindung yang mereka dapatkan.

1. Tujuan

Hal yang jadi pembeda paling mendasar dari aktivitas investasi dan trading adalah tujuannya. Seperti telah kita bahas pada paragraf sebelumnya, investasi merupakan salah satu cara bagi seseorang untuk mewujudkan tujuan keuangan di masa mendatang. 

Berbeda halnya dengan para trader yang punya tujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat. Seorang investor punya tujuan menambah kekayaannya di masa mendatang akan menginvestasikan uangnya pada instrumen saham blue chip, reksadana, emas, properti, dsb. Sementara itu, trader punya kecenderungan memegang kepemilikan sahamnya dalam waktu pendek.

2. Pengambilan Keputusan

Perbedaan trading dan investasi yang kedua adalah dari segi pengambilan keputusannya. Bagi seorang trader, mereka wajib banget punya kemampuan analisis saham yang mumpuni supaya nggak salah beli. Selain itu, mereka juga harus pandai-pandai membaca tren pasar dan sentimen-sentimen yang mempengaruhi harga di pasar.

Umumnya, para trader meraup keuntungan besar dari saham-saham gorengan. Kemampuan mereka dalam membaca tren saham sangat membantu mereka memperoleh keuntungan. Mereka sudah tahu momentum kapan harus beli dan jual kepemilikan asetnya.

Sementara itu, fluktuasi pasar tidak memberi banyak pengaruh, khususnya bagi investor yang menerapkan strategi dollar cost averaging (DCA). Strategi DCA memungkinkan seseorang untuk tetap rutin berinvestasi tanpa peduli naik-turunnya harga suatu aset di pasar.

Baca juga: Strategi Investasi Rutin, Apa Itu Dollar Cost Averaging?

3. Risiko

Perbedaan investasi dan trading lainnya yang juga perlu kita ketahui adalah dari tingkat risikonya. Setiap instrumen pada dasarnya punya keuntungan serta risikonya tersendiri. Meskipun begitu, aktivitas trading saham punya tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan berinvestasi.

Investasi, khususnya pada instrumen saham maupun reksadana saham akan memberikan potensi keuntungan besar dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek imbal hasilnya memang rendah. Tingkat risiko kerugian cukup beragam, tergantung produk investasinya.

Sementara itu, trading cukup berisiko, karena bergantung pada fluktuasi harga (naik-turunnya) harga saham di bursa. Meskipun begitu, kalo kamu sudah cukup berpengalaman serta punya kemampuan analisis yang baik, cara ini bisa memberikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Aktivitas ini nggak cocok dilakukan pemula ya, karena risiko kerugiannya sangat tinggi.

4. Profil Risiko

Profil risiko adalah indikator untuk mengetahui tingkat toleransi investor terhadap risiko investasi. Gampangnya, karakter seseorang dalam menghadapi sebuah risiko menentukan juga bagaimana mereka merencanakan keuangan dan melakukan penanaman modal. 

Prinsip dasar investasi, kan, high risk, high return. Semakin tinggi risikonya, makin tinggi juga potensi imbal hasil yang kita dapat. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengenali profil risiko terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman modal.

Baca juga: Kenali Jenis Profil Risiko Investasi, Kamu Termasuk Tipe Apa?

Setiap instrumen investasi punya tingkat risiko yang berbeda. Investor dengan tipe konservatif umumnya menaruh uang pada produk berisiko rendah seperti deposito, reksadana pasar uang, dan Surat Berharga Negara. Berbeda dengan orang dengan tipe agresif yang tingkat toleransi terhadap risikonya tinggi dan punya tujuan jangka panjang, sehingga menaruhnya pada risky asset seperti saham dan reksadana saham.

Trader masuk ke dalam orang-orang dengan profil risiko super agresif. Kenapa super agresif? Karena mereka sudah tahu betul potensi kerugian dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu, mereka dituntut jeli dalam mengamati pergerakan harga di pasar. Mereka wajib tahu kapan harus beli dan jual suatu instrumen investasi untuk mendapatkan keuntungan.

5. Keuntungan

Perbedaan trading dan investasi selanjutnya adalah dari keuntungan yang didapatkan. Sebagai contoh, saat berinvestasi pada saham, investor akan mendapatkan beberapa keuntungan seperti bonus, pertumbuhan nilainya, dividen, stock split, dsb.

Sementara itu, dalam trading, keuntungan yang didapatkan hanya bersumber dari selisih harga beli dan jual suatu saham (capital gain). Capital gain bisa didapatkan jika trader jeli mengamati pergerakan harga di pasar. 

Baca juga: Capital Gain, Pengertian, Jenis, dan Bedanya Dengan Dividen

6. Elemen Pelindung Aset

Perbedaan investasi dan trading yang terakhir adalah keberadaan elemen pelindung asetnya. Kalau kamu berinvestasi pada produk saham dengan fundamental baik, saat harganya turun tidak perlu terlalu khawatir, karena dalam jangka panjang nilainya akan pulih bahkan bertumbuh. Selama tujuan investasinya jangka panjang, kamu tidak perlu mencemaskan fluktuasi harga harian atau mingguan.

Sementara itu, elemen pelindung aset dari trading adalah stop loss. Stop loss adalah batasan kerugian yang ditentukan sendiri oleh trader. Artinya, kalau pergerakan harga aset yang dimiliki trader tidak sesuai harapan, maka ia akan menjualnya saat batas stop lossnya tercapai.

Saat sedang untung mereka juga memiliki elemen pelindung, yaitu take profit. Take profit adalah batasan untuk membatasi keuntungan seorang trader. Kedua batasan ini berbeda satu sama lain antar trader. 

Kamu Masih Pemula? Investasi Reksadana Adalah Pilihan Tepat!

Investasi dan trading, khususnya pada instrumen saham punya tingkat risiko yang sangat tinggi bagi pemula. Berinvestasi langsung di pasar modal butuh kemampuan analisis fundamental dan teknikal yang baik agar tidak salah pilih saham dan berujung merugi.

Oleh karena itu, bagi pemula yang ingin berinvestasi pada produk saham, lebih disarankan untuk menaruh uangnya di reksadana saham. Bagi kamu yang belum tahu, reksadana adalah sebuah wadah untuk mengumpulkan dana kolektif dari para investor untuk berinvestasi pada instrumen pasar modal.

Kumpulan dana ini kemudian akan dikelola oleh ahli, yaitu manajer investasi. Manajer investasi (MI) akan mengelola dana dari para penanam modal untuk diinvestasikan ke produk seperti deposito, obligasi, dan saham. Nah, kalau kamu berinvestasi reksadana saham, kamu nggak perlu pusing atau takut salah pilih produk, karena itu adalah tugas MI untuk menyusun strategi dan memilihkan saham terbaik untukmu.

Kamu bisa mulai berinvestasi reksadana melalui aplikasi tanamduit. Tersedia berbagai pilihan produk sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuanganmu. Yuk, download tanamduit dan mulai investasi sekarang!

tanamduit Team
tanamduit Team

tanamduit adalah penyedia layanan investasi reksa dana, emas, SBN, dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile