Investasi risiko tinggi cocok untuk investor yang memiliki profil risiko agresif. Prinsip dari risiko ini adalah high risk high return. Cara berinvestasi ini bisa mengoptimalkan imbal hasil tinggi, namun dengan risiko yang cukup tinggi. Pada dasarnya seorang investor dengan profil risiko agresif (tinggi) cenderung berani untuk menghadapi risk yang tinggi pula.
Adapun karakter profil high risk biasanya ingin meningkatkan peluang dengan memaksimalkan pertumbuhan modal sehingga memperoleh imbal hasil optimal.
Lalu apa saja jenis investasi risiko tinggi?
- Saham
- Reksadana Saham
- Cryptocurrency
- P2P Lending
Jenis Investasi Risiko Tinggi
Beberapa contoh jenis investasi risiko tinggi antara lain, saham, reksadana saham, cryptocurrency, P2P lending dan lain sebagainya. Kamu bisa memilih produk-produk yang sesuai dengan tujuan finansialmu. Berikut merupakan jenis high risk investment:
1. Saham
Investasi saham merupakan salah satu contoh dari prinsip high risk dan high return. Hal tersebut karena harganya yang volatile akibat dari harga saham yang cenderung berubah dan bergantung pada keadaan ekonomi dunia. Apabila keadaanya sedang mengalami penurunan hal tersebut mengakibatkan harga saham juga ikut turun.
Saham adalah bukti dari penyertaan suatu modal, sehingga pemilik stock juga memiliki hak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan kepemilikan jumlah sahamnya. Cara untuk memilikinya adalah dengan membelinya di pasar modal.
2. Reksadana Saham
Reksadana saham adalah salah satu jenis produk mutual fund yang mengalokasikan produknya minimal 80% portofolionya pada produk saham. Kemudian Manajer Investasi akan mengelola produk ini dengan menjual dan membeli saham. Produk ini cocok untuk tujuan investasi jangka panjang dengan jangka waktu investasi >5 tahun.
Contoh tujuan investasi ini seperti liburan ke luar negeri, DP KPR, dana pensiun, dan lain sebagainya. Nah kamu bisa mulai berinvestasi reksadana saham di aplikasi tanamduit lho!
3. Cryptocurrency
Cryptocurrency adalah mata uang digital dengan sistem desentralisasi. Sederhananya, uang kripto merupakan mata uang dengan sandi rahasia rumit yang berfungsi untuk melindungi serta menjaga tiap transaksi kripto untuk menjaga keamanan mata uang ini.
Selain desentralisasi, cryptocurrency juga menggunakan sistem kriptografi. Sistem ini bertujuan untuk melindungi informasi dan saluran komunikasi melalui penggunaan kode rahasia. Adapun, konsep ini sudah ada sejak zaman perang dunia kedua dengan tujuan untuk mencegah adanya manipulasi dan pemalsuan suatu transaksi. Pencatatan ini kita kenal sebagai teknologi blockchain.
4. P2P lending
Instrumen ini merupakan penyedia jasa pinjaman untuk menghubungkan debitur atau pihak peminjam secara langsung dengan pemilik dana pinjaman atau kreditur. Peer to peer lending. Biasanya produk ini berfungsi untuk menambah aset dengan cara meminjamkan modal pada pelaku UMKM yang berniat untuk mengembangkan bisnisnya.
Risiko High Risk Investment
Seperti penjelasan sebelumnya bahwa investasi jenis ini memiliki risiko yang cukup tinggi. Sebagai investor kamu harus mempertimbangkan beberapa risiko dari investasi saham. Apa saja risikonya?
1. Capital Loss
Capital loss bisa terjadi saat harga jual saham lebih rendah dibandingkan harga yang kamu beli sebelumnya. Contohya, ketika kamu membeli saham A dengan harga Rp4.000 per lembar dan beberapa tahun kemudian, harga sahamnya turun hingga Rp3.000 lembar. Berarti, kamu mengalami capital loss sebesar Rp1.000 pada setiap lembar saham yang kamu jual.
2. Suspend Risk
Penyebab suspend risk salah satunya adalah ketika otoritas bursa efek yang dapat menghentikan perdagangan saham sebuah perusahaan. Penyebabnya bisa karena harga saham mengalami kenaikan atau penurunan yang cukup masif dalam kurun waktu singkat.
3. Risiko Likuiditas
Jenis risk yang satu ini bisa terjadi ketika saham yang kamu miliki tidak bisa terjual cepat pada harga yang diinginkan. Sementara itu, penjualan harus kita lakukan untuk mencegah kerugian. Contoh kasusnya adalah saat kamu memiliki saham A yang kamu beli pada harga Rp7.000 per lembar.
Pada suatu hari kamu ingin menjual kembali pada harga Rp8.000. Namun ternyata, harganya sulit terjual pada harga baru yang lebih tinggi tersebut. Akan tetapi, ada kemungkinan kamu menjual dengan harga yang lebih rendah. Namun, jika hal ini terjadi tentu kamu akan mengalami kerugian.
4. Inflation Risk
Salah satu risiko yang kamu harus perhitungkan adalah inflasi. Singkatnya, apabila terjadi inflasi, daya beli justru menurun. Hal ini bisa mengakibatkan harga saham menjadi turun. Selain itu inflasi dapat mengakibatkan harganya menjadi lebih rendah daripada ketika kamu membeli saham tersebut dan tentunya akan membuatmu rugi ketika akan menjualnya kembali.
5. Risiko Delisting
Delisting saham merupakan penghapusan emiten oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dari daftar perusahaan publik, sehingga sahamnya tidak dapat diperjualbelikan di pasar modal. Penyebabnya antara lain, perusahaannya berhenti beroperasi, bangkrut, merger, tidak sesuai dengan ketentuan bursa, dan lain sebagainya.
Cara Mengelola Investasi Risiko Tinggi
Untuk kamu yang masih pemula, kamu tidak perlu takut untuk menggunakan produk high risk investment. Berikut merupakan cara mengelola investasi risiko tinggi.
1. Menyesuaikan Dengan Tujuan Investasi
Sebelum menentukan produk investasi dengan risiko yang cukup tinggi kita pertama-tama harus menetapkan tujuan dari investasi itu sendiri. Biasanya high risk investment memiliki tujuan investasi untuk jangka panjang. Contohnya, dana pensiun, nikah, dan lain sebagainya.
2. Value Investing
Value investing adalah langkah untuk membeli saham dengan harga cukup murah dari perusahaan berpotensi. Nah, cara ini bisa kamu lakukan dengan cara menganalisis rasio pada fundamental perusahaan, nilai intrinsik serta Margin of Safety untuk mencari saham dengan harga undervalued.
3. Memantau Saham
Sebagai investor cara yang satu ini merupakan hal wajib yang harus kita lakukan. Tentu dengan mengawasi pergerakan stock kamu akan semakin yakin kapan harus menjualnya. Caranya adalah dengan melihat pergerakannya di situs Bursa Efek Indonesia.
4. Diversifikasi
Diversifikasi adalah strategi investasi dengan mengalokasikan investasi pada berbagai jenis instrumen dengan tujuan mengurangi risiko. Dengan berinvestasi di berbagai jenis aset, risiko penurunan harga pada suatu instrumen investasi diharapkan dapat tertahan atau tertutupi oleh kenaikan harga di instrumen lain.
Baca juga: Apa Itu Diversifikasi Investasi? Ini Dia 5 Cara Melakukannya!
Kesimpulan
Investasi risiko tinggi merupakan salah satu cara berinvestasi dengan profile risk agresif. Profile risk yang agresif berpotensi untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi, namun juga berpotensi untuk mengalami kerugian yang cukup tinggi pula. Ada berbagai macam cara untuk mengelola high investment risk. Salah satunya dengan value investing. Untuk produknya kamu bisa menggunakan reksadana campuran.
Nah, kamu bisa menggunakan produk ini di aplikasi tanamduit lho. Selain reksadana kamu bisa menggunakan produk emas dan SBN. Semua produk ini bisa kamu download aplikasi tanamduit!