Beranda » belajar » Investasi » Mengenal Istilah Hawkish Dovish Dalam Kebijakan Moneter

Mengenal Istilah Hawkish Dovish Dalam Kebijakan Moneter

oleh | Okt 24, 2023

Salah satu indikator yang jadi penentu keuntungan investasi adalah kondisi ekonomi saat ini dan bagaimana pemerintah dan bank sentral selaku pemangku kebijakan merespons hal tersebut. Pengambil kebijakan moneter biasanya terbagi menjadi dua kelompok, yakni elang (hawkish) dan merpati (dovish). Dilansir dari Bisnis.com, dovish dan hawkish adalah sinyal atau peringatan sebelum terjadinya bullish dan bearish.

Secara umum, jenis kebijakan moneter terbagi menjadi dua, yaitu yang sifatnya kontraktif dan ekspansif. Jika kebijakan yang diambil bersifat kontraktif, maka langkah bank sentral adalah menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Sebaliknya, kalau bersifat ekspansif, akan ada penurunan tingkat suku bunga untuk menggerakkan perekonomian.

Apa yang Dimaksud Dengan Hawkish?

Hawkish adalah istilah yang berasal dari kata hawk atau elang. Elang identik sebagai binatang agresif dan mampu terbang dengan cepat untuk menyerang mangsanya. Berkaitan dengan kebijakan dari bank sentral, sikap hawkish mengisyaratkan kenaikan suku bunga.

Kenaikan rate dari bank sentral bertujuan untuk menekan tingkat inflasi serta mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat. Kenaikan harga barang merupakan hal yang biasa dalam perekonomian, namun harus tetap terkendali. Inflasi yang tidak terkendali dapat menurunkan daya beli masyarakat, karena nilai uang semakin menurun.

Baca juga: Pengertian Bank Sentral, Sejarah, Pengertian, dan Tugasnya

Sikap hawkish akan memberikan respon positif, karena akan meningkatkan tingkat imbal hasil dari beberapa instrumen keuangan, seperti tabungan, deposito, obligasi negara yang akan terbit, dsb. Kenaikan suku bunga acuan akan mendorong masyarakat untuk mengurangi tingkat konsumsi mereka, termasuk kredit. 

Mereka cenderung memilih untuk menyimpan uangnya di bank dan membeli obligasi negara yang akan terbit, karena akan jauh lebih menguntungkan. Di sisi lain, harga obligasi di pasar sekunder justru mengalami penurunan saat bank sentral mengambil keputusan ini. Jadi, kenaikan rate bank sentral jadi sentimen negatif untuk obligasi di pasar.

Apa yang Dimaksud Dengan Dovish?

Dovish adalah sikap bank sentral untuk menunda kenaikan suku bunga, bahkan menurunkannya. Selain itu, mereka biasanya akan melonggarkan kebijakan moneter. Dalam konteks ini, para pemangku kebijakan memilih untuk memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dibandingkan menjaga tingkat inflasi agar tetap rendah.

Jika sikap dovish mendapatkan persetujuan forum, maka pemerintah bank sentral akan mengambil kebijakan moneter ekspansif dengan menurunkan suku bunga acuan. Dengan tingkat bunga yang rendah, masyarakat jadi tergerak untuk mengambil pinjaman di bank.

Oleh karena itu, nggak heran kalau saat bunga acuan sedang rendah, tingkat konsumsi di masyarakat juga meningkat dan roda perekonomian kembali berputar.

Perbedaan Hawkish dan Dovish

Pada dasarnya, istilah hawkish dan dovish adalah sebuah sinyal yang kemudian jadi sentimen di pasar mengenai kebijakan moneter yang sifatnya kontraktif (pengetatan) dan ekspansif (pelonggaran). Agar lebih mudah, kamu bisa memahami perbedaan di antara keduanya melalui tabel berikut:

Hawkish Dovish
Tingkat suku bunga Naik Turun
Jenis kebijakan moneter Kontraktif Ekspansif
Tujuan Menjaga atau menurunkan inflasi Menggeliatkan perekonomian

Kapan Momentum Tepat Untuk Menentukan Sikap Hawkish & Dovish?

Baik kubu hawkish maupun dovish, pada dasarnya keduanya merupakan penyeimbang satu sama lain. Keputusan forum mengenai sikap yang akan diambil bergantung dengan situasi dan kondisi perekonomian saat itu.

Sebagaimana obat, kebijakan moneter juga harus menggunakan resep dan dosis yang pas sesuai kondisi perekonomian suatu negara. Dalam beberapa kasus, pengambilan keputusan hawkish dan dovish secara berlebihan justru menimbulkan krisis lanjutan.

Kalau kita throwback sedikit ke tahun 2020 silam, saat perekonomian Amerika Serikat mengalami krisis akibat pandemi Covid-19, The Federal Reserve (bank sentralnya AS) menurunkan rate-nya nyaris menyentuh angka 0 persen. Kebijakan ini disebut sebagai quantitative easing (QE).

Baca juga: Apa Itu The Fed dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Dunia?

Quantitative easing adalah upaya bank sentral untuk menambah jumlah uang beredar di pasaran dengan membeli kembali obligasi pemerintah, menekan suku bunga (dovish), dan menggeliatkan perekonomian lagi. 

Nah, saat pandemi kemarin, The Fed mengambil sikap dovish terhitung sejak 15 Maret 2020. Namun, memasuki tahun 2022, tingkat inflasi di AS melonjak tajam dan sikap hawkish adalah keputusan yang harus The Fed ambil. Terhitung sejak 2022, The Fed mulai menaikkan suku bunga di AS secara berkala guna menekan tingkat inflasi yang semakin tinggi.

Di Indonesia sendiri Bank Indonesia (BI) juga mengambil sikap dovish dengan menurunkan suku bunga acuan (BI 7 Days Repo Rate) saat pandemi Covid-19, dari level 4,75% menjadi 3,5%. Namun, seiring dengan pulihnya perekonomian, BI kembali menaikkan BI7DRR secara berkala. Saat ini, BI7DRR telah mencapai level 5,75%.

Kesimpulan

Dovish dan hawkish adalah dua sikap yang bertolak belakang dari bank sentral dan menjadi sebuah indikator penentu kebijakan moneter. Selain itu, pengambilan sikap hawkish maupun dovish menjadi sebuah sentimen tersendiri di pasar saham dan obligasi. 

Dalam investasi obligasi di pasar sekunder, kedua sikap bank sentral ini jadi salah satu indikator penentu harga. Kalau suku bunga acuan naik, biasanya, harga obligasi di pasar sekunder akan turun. Sebaliknya, kalau turun, harga obligasi di pasar sekunder akan melesat.

Kamu bisa berinvestasi reksadana melalui aplikasi tanamduit. Tersedia berbagai pilihan produk reksadana terbaik dari Manajer Investasi terpilih. Yuk, download tanamduit dan mulai investasi sekarang!

tanamduit Team

tanamduit adalah penyedia layanan investasi reksa dana, emas, SBN, dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile