Bagi investor pemula yang baru memulai perjalanan investasinya tentu masih sulit untuk memahami berbagai istilah di pasar modal, salah satunya adalah face value. Face value adalah istilah untuk menyebut nilai nominal dari suatu efek yang emiten nyatakan.
Yuk, kita kupas tuntas mengenai istilah ini dalam investasi obligasi dan saham pada artikel berikut!
Apa yang Dimaksud Dengan Face Value?
Dalam investasi obligasi face value adalah jumlah uang yang penerbit surat utang bayarkan kepada investor pada saat jatuh tempo. Jumlahnya sama dengan pokok investasi yang investor pinjamkan ke penerbit surat utang saat masa penawaran atau biasa juga disebut par value.
Nilai ini berlaku saat pemegang surat utang tersebut hold kepemilikannya sampai jatuh tempo. Berbeda halnya dengan harga obligasi di pasar sekunder, karena nilainya fluktuatif (naik-turun) mengikuti suku bunga acuan.
Sebagai acuan, tingkat suku bunga acuan berbanding terbalik dengan harga obligasi. Jadi, kalau suku bunga naik, harga instrumen ini di pasar sekunder justru akan turun, begitupun sebaliknya.
Kalau suku bunga acuan naik dan melampaui kupon obligasi, maka nilai jualnya akan turun a.k.a. diskon. Artinya, investor yang menjual akan alami kerugian (capital loss) dan pembelinya akan untung, karena beli dengan harga murah di bawah par value.
Sebaliknya, kalau suku bunga acuan turun di bawah kupon obligasi, maka nilai jual instrumen ini akan naik (di atas par). Artinya, investor yang menjual akan mendapatkan keuntungan (capital gain) dan pembeli akan mendapatkan harga lebih mahal dari harga par.
Sementara itu, face value dalam saham adalah nominal pada sertifikat yang menunjukkan nilai asli dari saham tersebut. Nilai ini merupakan modal yang harus dipertahankan dalam saham. Hanya kelebihan modal yang dapat perusahaan bagikan dalam bentuk dividen.
Pada dasarnya, dana yang menutupi harga par adalah bentuk cadangan default. Namun, perusahaan tidak wajib untuk menyatakan nilai tersebut dalam penerbitan saham. Penting untuk kamu tahu bahwa dalam saham face value tidak memiliki hubungan dengan harga di pasar.
Face Value vs Market Value
Nilai nominal suatu saham atau obligasi tidak menunjukkan nilai pasar (market value) aktual. Penentuan harga di pasar umumnya berdasarkan berdasarkan prinsip penawaran dan permintaan. Seringkali, nilainya diatur pada harga berapa investor bersedia untuk membeli atau menjual efek tertentu, di waktu tertentu.
Jadi, korelasi antara face value dengan nilainya saat investor perdagangkan di pasar sangatlah kecil. Di pasar obligasi, tingkat suku bunga jadi penentu apakah surat utang tersebut harganya di atas atau di bawah par.
Untuk zero coupon bond yang mana investor tidak menerima bunga, umumnya mereka akan menjualnya di bawah harga nominal, karena hal itu merupakan satu-satunya cara investor mendapatkan keuntungan.
Kesimpulan
Face value adalah nilai nominal yang menggambarkan atau nilai suatu efek dan dinyatakan oleh pihak penerbit efek. Dalam investasi obligasi, istilah ini berhubungan dengan jumlah uang yang akan penerbit (issuer) bayarkan secara penuh kepada investor pada saat surat utang jatuh tempo.
Par value berbeda dengan market value, karena faktor penentu utama harga efek di pasar adalah prinsip permintaan dan penawaran. Oleh karena itu, nilai nominal suatu efek seringkali tidak banyak memberikan pengaruh pada harganya saat di pasar.
Kamu bisa berinvestasi pada obligasi negara a.k.a. Surat Berharga Negara (SBN) melalui aplikasi tanamduit saat masa penawarannya sedang berlangsung. Yuk, download tanamduit untuk berinvestasi SBN!