Salah satu peristiwa depresi ekonomi adalah ketika Amerika Serikat mengalaminya pada tahun 1929. Peristiwa ini terkenal dengan sebutan The Great Depression. Apabila kita bandingkan dengan krisis ekonomi dan resesi, The Great Depression merupakan titik terendah penurunan ekonomi suatu negara. Berdasarkan artinya pun juga berbeda. Krisis ekonomi merupakan penurunan kondisi perekonomian secara drastis dalam suatu negara, kemudian apabila krisis tersebut berlanjut akan menyebabkan resesi ekonomi. Resesi sendiri adalah kondisi di mana dua kuartal tingkat perekonomian suatu negara akan mengalami penurunan. Kemudian apabila peristiwa ini berlanjut barulah suatu negara akan mengalami kejatuhan ekonomi. Lalu apa itu depresi ekonomi?
Apa Itu Depresi Ekonomi?
Depresi ekonomi adalah gambaran atau kondisi perekonomian suatu negara yang mengalami penurunan secara terus menerus dalam waktu empat kuartal atau lebih. Singkatnya, peristiwa ini merupakan resesi dalam jangka waktu yang cukup lama. Awal dari terjadinya depresi secara ekonomi biasanya ditandai dengan menurunnya Produk Domestik Bruto (PDB) hingga lebih dari 10 persen. Peristiwa ini dapat kita katakan relatif lebih jarang daripada resesi yang lebih ringan dan cenderung disertai dengan pengangguran yang tinggi dan tingkat inflasi yang rendah. The Great Depression sendiri berlangsung selama 10 tahun.
Penyebab Depresi Ekonomi
Penyebab peristiwa depresi ekonomi adalah karena faktor internal maupun faktor eksternal. Seperti misalnya penurunan pendapatan yang beriringan dengan merosotnya daya beli masyarakat. Selain itu penyebab lainnya adalah ketika angka pengangguran meningkat karena ketersediaan lapangan pekerjaan yang semakin sedikit. Penjelasan lebih lanjut dapat kita lihat melalui poin-poin berikut.
1. Penurunan Pendapatan
Penurunan pendapatan dapat mempengaruhi penurunan daya beli masyarakat. Karena hal ini daya belanja dari masyarakat semakin berkurang serta mempengaruhi daya produksi dari sebuah perusahaan. Akibatnya, perusahaan akan semakin bangkrut dan roda perekonomian akan menurun.
2. Jumlah Lapangan Pekerjaan yang Tidak Seimbang
Penyebab berikutnya adalah angka pengangguran yang terus meningkat. Hal tersebut membuat masyarakat semakin sulit untuk mendapatkan pendapatan. Dengan naiknya angka pengangguran tentu akan mengakibatkan daya beli dan akhirnya menurunkan permintaan.
3. Daya Beli Masyarakat Melemah
Pengaruh dari daya beli masyarakat yang melemah merupakan faktor yang cukup penting dari depresi ekonomi. Daya beli masyarakat yang melemah akan membuat tingkat produksi perusahaan pun akan menurun, sehingga pemasukan perusahaan akan berkurang dan menyebabkan kebangkrutan.
4. Hilangnya Kepercayaan Konsumen
Ketika konsumen tidak lagi percaya dalam roda perekonomian, mereka akan mengubah pola konsumsi. Baik itu pola konsumsi barang ataupun jasa. Dengan hilangnya kepercayaan konsumen akan mengakibatkan perusahaan semakin sulit untuk memproduksi barang atau jasanya sehingga roda perekonomian pun akan jatuh.
Dampak Dari Depresi Ekonomi Negara
Dampak dari depresi ekonomi adalah tentunya menurunnya pendapatan negara. Kas negara yang rendah akan membuat negara perlu mengajukan pinjaman terhadap bank asing. Lalu ketika utang tersebut tidak terlunasi dan menumpuk maka suatu negara akan mengalami kebangkrutan cukup besar. Penurunan ini dapat kita lihat dari jatuhnya nilai saham, negara gagal memenuhi kebutuhan masyarakat, bangkrutnya perusahaan, dan tingkat pengangguran tinggi.
Cara Mencegah Kejatuhan Ekonomi
Kunci utama untuk mencegah kejatuhan ini adalah dengan menambah anggaran belanja negara terutama untuk proyek infrastruktur. Setelah anggaran ini terpenuhi tentu tidak secara langsung akan berdampak cukup signifikan pada masyarakat. Setelah proses ini berjalan, kita harus berharap bahwa daya beli masyarakat akan semakin kuat.
1. Melalui Kebijakan Moneter dan Fiskal Ekspansif
Kebijakan moneter ekspansif ini melibatkan pemotongan suku bunga untuk mendorong konsumsi dan investasi (permintaan agregat). Saat suku bunga lebih rendah, maka biaya pinjaman pun turun. Konsumen dan bisnis akhirnya dapat mengajukan pinjaman baru dengan lebih murah sehingga mendorong mereka untuk meningkatkan belanja dan investasi.
Sementara itu, kebijakan ekspansif berarti meningkatkan pengeluaran pemerintah, mengurangi pajak, atau kombinasi keduanya. Pengangguran pajak meningkatkan pendapatan yang disposabel sehingga mendorong pengeluaran agar membantu daya beli agar tidak jatuh semakin dalam.
2. Kebijakan Stabilisasi Pasar Keuangan
Stabilitas keuangan melibatkan pemerintah untuk menjamin simpanan bank agar mereka mampu mempromosikan kredibilitas bank serta sistem keuangan. Seperti, pada tahun 1932 Amerika Serikat mendirikan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk melindungi rekening deposan dan membentuk Securities and Exchange Commision (SEC) untuk mengatur pasar saham.
Kesimpulan
Depresi ekonomi adalah suatu kondisi di mana suatu negara mengalami penurunan yang cukup tinggi dalam waktu yang cukup lama pula. Dengan adanya peristiwa ini, masyarakat akan semakin kesulitan menabung demi memenuhi kebutuhannya masing-masing. Terutama ketika mereka menabung di bank dengan bunga yang cukup kecil dan potongan pajak yang cukup besar. Namun kamu tidak perlu takut karena aplikasi tanamduit menyediakan berbagai macam produk investasi yang bisa kamu gunakan seperti reksadana, emas, dan SBN. Dengan berinvestasi reksadana kamu tidak perlu takut dengan adanya potongan pajak lho!
Jadi, tunggu apa lagi? Segera download tanamduit sekarang juga!