Inflasi merupakan istilah dalam perekonomian yang tentu nggak asing di benak kita, karena berkaitan dengan kenaikan harga barang di pasar. Secara umum, kondisi inflasi bisa timbul dari sisi penawaran ataupun permintaan. Inflasi yang muncul akibat permintaan disebut juga demand pull inflation.
Apa itu? Yuk, kita kupas tuntas beserta contohnya melalui artikel berikut!
Apa Itu Demand Pull Inflation?
Demand pull inflation adalah kondisi terjadinya kenaikan harga barang di pasaran yang dipicu oleh tingginya angka permintaan (demand) dibanding penawarannya (supply). Dengan kata lain, di satu sisi permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa sangat tinggi, tetapi persediaannya terbatas atau mengalami kelangkaan. Saat fenomena permintaan melebihi penawaran, maka harganya jadi lebih tinggi.
Situasi ini semakin parah apabila barang yang mengalami kelangkaan merupakan kebutuhan pokok atau penting. Sebagai contoh, kalau BBM alami kelangkaan, otomatis akan ada kenaikan harga. Hal ini dapat berimbas pada kenaikan harga barang lainnya.
Faktor Penyebabnya
Demand pull inflation biasanya menggambarkan fenomena yang meluas. Artinya, kalau demand dari konsumen telah melebihi supply yang tersedia, maka jenis inflasi satu ini akan terjadi dan meningkatkan biaya hidup secara keseluruhan.
Berikut adalah enam hal yang menyebabkan jenis inflasi ini:
1. Pertumbuhan Ekonomi
Saat ekonomi bertumbuh, tingkat kepercayaan diri konsumen untuk membelanjakan uangnya ikut naik, baik secara tunai maupun kredit. Hal ini tentu membuat peningkatan permintaan yang stabil dan jadi pertanda harga akan lebih tinggi.
2. Tingkat Pengangguran Berkurang
Berkurangnya tingkat pengangguran mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Makanya, nggak heran kalau angka permintaan barang terus meningkat dan mendorong inflasi.
3. Naiknya Pengeluaran Pemerintah
Saat pemerintah menambah pengeluarannya untuk belanja negara, biasanya harga barang-barang cenderung alami kenaikan.
Baca juga: Apa Itu Opportunity Cost? Cara Hitung, Contoh, dan Manfaatnya
4. Ekspor Meningkat
Jumlah ekspor yang meningkat akan memperkuat nilai mata uang negara pengekspor. Dengan demikian, daya beli masyarakat dalam negeri ikut naik dan harga barang meningkat.
5. Ekspektasi Inflasi
Perusahaan bisa saja sewaktu-waktu menaikkan harga barang atau jasanya dengan memperkirakan tingkat inflasi beberapa waktu ke depan.
6. Lebih Banyak Uang Dalam Sistem
Ekspansi jumlah uang beredar dengan langkanya suatu barang akan mendorong peningkatan harga.
Perbedaan Demand Pull Inflation dengan Cost Push Inflation
Secara umum, kedua jenis inflasi ini bergerak dengan cara atau suatu proses yang mirip, tetapi dipengaruhi oleh sistem yang berbeda. Kalau demand pull inflation menunjukkan penyebab kenaikan harga, cost push inflation menunjukkan bagaimana inflasi yang telah dimulai, sulit untuk dihentikan.
Kalau kita sederhanakan, perbedaan di antara keduanya, yaitu:
- Penyebab demand pull inflation adalah peningkatan permintaan dari konsumen terhadap suatu barang atau jasa secara umum yang tidak disertai kenaikan penawarannya.
- Cost push inflation terjadi karena kenaikan harga produksi sehingga menyebabkan pengeluaran produsen mengalami peningkatan.
Baca juga: Kenali Pengertian Cost Push Inflation, Penyebab dan Contohnya
Contoh Demand Pull Inflation
Contoh dari jenis inflasi ini dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah harga masker saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Sebelum pandemi, harga masker murah banget dan bisa kita temukan di mana-mana.
Namun, ketakutan masyarakat akan penularan Covid-19 membuat permintaan atas masker melonjak drastis hingga terjadi kelangkaan. Akibatnya, harga masker melonjak tajam, dari harga normal Rp500,- atau Rp1.000,- per pcs menjadi Rp6.000,- hingga Rp10.000,- per pcs-nya.
Kesimpulan
Demand pull inflation adalah kenaikan harga barang atau jasa akibat naiknya tingkat permintaan konsumen. Faktor penyebabnya di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi, angka pengangguran yang menurun, peningkatan ekspor, dan ekspektasi inflasi.
Inflasi yang terjadi dan tidak stabil akan mengakibatkan ketidakpastian bagi para pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan dan menyulitkan kehidupan. Selain itu, inflasi tinggi dan tidak terkendali bisa membuat pendapatan riil masyarakat turun sehingga standar kehidupannya jadi ikut turun.
Investasi adalah salah satu cara untuk melawan inflasi di masa mendatang. Dengan berinvestasi, uang yang kita miliki bisa tumbuh melampaui inflasi. Kamu bisa berinvestasi melalui aplikasi tanamduit. Di tanamduit, tersedia berbagai pilihan produk investasi seperti reksadana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN).
Yuk, download tanamduit dan antisipasi inflasi di masa mendatang dengan berinvestasi!