tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- Investor Asing Borong Surat Utang RI, Imbal Hasil Tembus 7%.
- IHSG Sempat Anjlok 4% Tapi Bangkit Kembali Usai Pengumuman Tim Elite Danantara.
- Harga Emas Sempat Turun ke USD3.000 Tetapi Rebound ke USD3.010, Trump Bikin Pasar Tenang.
- Dolar Menguat dan Yield Obligasi Pemerintah AS Naik, Pasar Antisipasi Kebijakan Trump & Sinyal Fed.
- Saham AS Melonjak, Teknologi Pimpin Pemulihan di Tengah Isyarat Pelonggaran Tarif.
- SBN Syariah ST014 sudah bisa dibeli di tanamduit. Kupon (imbal hasil) perdana 6,50%/tahun untuk tenor 2 tahun (ST014-T2) dan 6,60%/tahun untuk tenor 4 tahun (ST014-T4).
- Kupon perdana ST014 menjadi kupon perdana ST tertinggi sejak tahun 2020!
- Kupon ST014 dibayar setiap bulan di tanggal 10, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
- Masa penawaran ST014: 7 Maret 2025-16 April 2025.
Investasi ST014 di tanamduit, bonus total jutaan rupiah!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 24 Maret 2025.
Investor Asing Borong Surat Utang RI, Imbal Hasil Tembus 7%
Investor asing menjual surat utang Indonesia (SUN) senilai Rp3,52 triliun di tengah gejolak pasar domestik dan pelemahan rupiah yang menjadi mata uang terburuk kedua di Asia.
Akibatnya, imbal hasil (yield) SUN melonjak, dengan tenor 10 tahun hampir menyentuh 7,2%, sementara tenor 30 tahun mencapai 7,14%.
Kenaikan ini membuat selisih imbal hasil SUN dengan obligasi AS melebar hingga 300 basis poin (bps), dianggap menarik bagi investor untuk membeli.
Sentimen negatif diperparah oleh ketidakpastian seputar Badan Pengelola Investasi Danantara dan kekhawatiran global, seperti krisis di Turki dan ancaman tarif impor AS.
Meski Moody’s mempertahankan peringkat utang Indonesia di Baa2 (investment grade), lembaga ini mengingatkan risiko fiskal akibat penundaan kenaikan PPN dan tantangan meningkatkan pendapatan negara.
Pasar saham juga tertekan, dengan IHSG sempat anjlok 4% sebelum ditutup melemah 1,55%.
Meski terjadi aksi jual pekan lalu, investor asing masih mencatatkan net buy SUN sebesar Rp6,83 triliun sepanjang Maret.
Analis merekomendasikan beli SUN, terutama setelah Hari Raya Idulfitri, karena yield diprediksi tetap menarik di kisaran 300-310 bps. Namun, pasar tetap waspada menunggu kepastian kebijakan fiskal dan kinerja Danantara ke depan. (Bloomberg Technoz)
IHSG Sempat Anjlok 4% Tapi Bangkit Kembali Usai Pengumuman Tim Elite Danantara
IHSG sempat terjun bebas 4% ke level terendah 5.967 pada perdagangan Senin (24/3/2025), namun berhasil memangkas kerugian dan ditutup hanya turun 1,55% di 6.161.
Pemulihan ini dipicu optimisme pasar setelah pengumuman susunan pengurus Badan Pengelola Investasi Danantara, yang mencakup nama-nama besar seperti ekonom Jeffrey Sachs, miliarder Ray Dalio, dan mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra.
Meski demikian, tekanan jual masih dominan dengan 500 saham melemah, terutama di sektor barang baku, properti, dan energi.
Saham-saham konglomerat, seperti AMMN (-13,1%), BRPT (-6,43%), dan BREN (-8,79%) menjadi pemberat utama IHSG.
Pelemahan juga terjadi di tengah arus keluar modal asing yang mencapai Rp30,82 triliun sepanjang 2025. Namun, peluncuran Danantara memberi harapan baru.
CEO Rosan Roeslani menyebut tren IHSG membaik pasca-pengumuman, meski pasar tetap waspada jelang libur Lebaran yang bisa mengurangi likuiditas.
Meski sempat membaik, IHSG masih tertekan sentimen global dan kekhawatiran atas kinerja emiten besar.
Analis memperkirakan pasar akan sepi pekan depan karena investor fokus pada Lebaran.
Dengan IHSG sudah turun 11,61% tahun ini, rebound pasca-Danantara mungkin jadi sinyal positif. Namun, ketidakpastian kebijakan dan tren jual asing tetap menjadi tantangan ke depan. (Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia, Bisnis)
Harga Emas Sempat Turun ke USD3.000, Namun Rebound ke USD3.010, Trump Bikin Pasar Tenang
Harga emas spot terkini berada di kisaran USD3.010,33/oz setelah sempat mencapai level psikologis USD3.000/oz, tetapi kini tertekan akibat meredanya ketegangan perdagangan global.
Dalam hal ini, Presiden AS Donald Trump menyatakan kemungkinan melunakkan tarif impor terhadap beberapa mitra dagang, mengurangi daya tarik emas sebagai safe haven.
Fawad Razaqzada, analis di City Index dan FOREX.com, memprediksi periode konsolidasi untuk emas setelah kenaikan signifikan baru-baru ini.
Meski masih stabil di atas USD3.000/oz, sentimen pasar mulai berbalik karena optimisme perdagangan dan penguatan dolar AS. Jika kebijakan tarif Trump benar-benar dilonggarkan, tekanan jual pada emas bisa berlanjut.
Investor kini menunggu kepastian kebijakan dan data ekonomi AS untuk memprediksi arah harga emas ke depan. (Dow Jones Newswires)
Dolar dan Yield Obligasi Pemerintah AS Melonjak, Pasar Antisipasi Kebijakan Trump & Sinyal Fed
Senin (24/3/2025), yield obligasi pemerintah AS 10 tahun naik ke 4,31%, level tertinggi dalam seminggu, dipicu harapan bahwa kebijakan tarif Trump akan lebih lunak dari ancaman sebelumnya.
Sektor jasa AS menunjukkan pertumbuhan kuat di Maret, sementara manufaktur melemah. Pasar kini memprediksi Fed akan memotong suku bunga 2-3 kali tahun ini, dimulai Juni.
Indeks dolar AS (DXY) ikut menguat ke 104,3, tertinggi sejak awal Maret, seiring data ekonomi campuran dan ketidakpastian kebijakan perdagangan.
Meski sektor jasa membaik, optimisme bisnis turun akibat kekhawatiran tarif dan permintaan. Trump memberi sinyal fleksibilitas dalam rencana tarifnya.
Fed menegaskan tidak terburu-buru memotong suku bunga, meski mengisyaratkan dua kali penurunan di akhir tahun.
Kenaikan yield dan dolar mencerminkan reaksi pasar terhadap sinyal kebijakan moneter ketat jangka pendek, meski prospek pemotongan suku bunga tetap terbuka. (Trading Economics)
Saham AS Melonjak, Teknologi Pimpin Pemulihan di Tengah Isyarat Pelonggaran Tarif
Saham AS menguat pada perdagangan Senin (24/3/2025), dipimpin oleh sektor teknologi yang pulih setelah tekanan berkepanjangan.
Indeks S&P 500 naik 1,6%, Nasdaq 100 melonjak 2%, dan Dow Jones bertambah 550 poin. Harapan bahwa pemerintahan Trump akan menerapkan kebijakan tarif yang lebih terukur, bukan perang dagang luas, mendorong penguatan.
Saham seperti Nvidia, AMD, dan Tesla meroket 3-10% setelah pekan-pekan sebelumnya tertekan.
Sentimen pasar membaik meski keputusan akhir kebijakan tarif belum pasti. Data PMI menunjukkan sektor jasa AS tumbuh kuat, meski manufaktur melemah dan biaya produksi melonjak akibat dampak tarif.
Kenaikan saham mencerminkan kelegaan investor setelah sebelumnya khawatir akan resesi dan penurunan daya beli konsumen. (Trading Economics)
Factors to Watch:
1. Kebijakan Tarif AS (2 April) – Pelonggaran kebijakan tarif dapat membuat pasar stabil, dan mengurangi tekanan pada IHSG dan rupiah.
2. Pergerakan Dolar AS & Yield US Treasury – Penguatan lebih lanjut berpotensi picu capital outflow dari SUN dan saham Indonesia.
3. Kinerja Danantara – Implementasi dan transparansi badan investasi baru ini akan pengaruhi sentimen domestik.
4. Harga Emas Global – Jika yield AS terus naik, tekanan pada harga emas (spot kini USD3,010/oz) bisa berlanjut.
5. Data Ekonomi Lokal & Inflasi – Pemantauan proyeksi pertumbuhan dan kebijakan BI jelang Lebaran.
Rekomendasi untuk Investor:
Reksa Dana:
1. Reksa Dana Pasar Uang
-
Perbanyak alokasi ke RD Pasar Uang ditengah ketidakpastian global dan nasional. Return investasi berkisar 4%-5,5% per tahun.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
- Untuk yang ingin investasi rutin, pilih yang dominan SUN tenor pendek (2-5 tahun) untuk antisipasi terjadinya kenaikan yield.
- Evaluasi portofolio, hindari reksa dana dengan eksposur tinggi SUN tenor panjang (>10 tahun) jika yield global terus naik.
3. Reksa Dana Campuran
- Pilih RD Campuran dengan alokasi 40-60% saham blue-chip (BBRI, BMRI, UNVR) + 60-40% obligasi korporasi BBB+.
- Alihkan sebagian ke pendapatan tetap jika volatilitas meningkat.
4. Reksa Dana Saham & Indeks
- Fokus pada RD Saham atau Indeks Saham dengan eksposur ke saham defensive (consumer goods, healthcare).
- Untuk yang sudah memiliki RD Saham dan/atau Indeks Saham, dapat mempertimbangkan untuk menambah investasi jika IHSG menyentuh 5.900-6.000. Hindari panic selling, koreksi menjelang Lebaran bisa menjadi entry point.
SBN:
Manfaatkan SBN Seri ST014 yang sedang dalam masa penawaran sampai dengan tanggal 16 April 2025, tenor 2 tahun (ST014-T2) dengan kupon 6,50% per tahun (5,85% netto setelah pajak kupon) dan tenor 4 tahun (ST014-T4) dengan kupon 6,60% per tahun (5,94% netto setelah pajak kupon).
Emas:
- Pertahankan alokasi emas dalam portofolio sebagai lindung nilai (hedging) terhadap ketidakpastian pasar dan pelemahan rupiah.
- Pertimbangkan untuk menambah emas jika harga emas mengalami koreksi sementara.
- Hindari spekulasi jangka pendek, fokus pada investasi jangka panjang mengingat emas tetap menjadi aset safe haven.
Disclaimer: Sesuaikan dengan profil risiko dan horizon investasi pribadi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.