Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 12 Maret 2025

tanamduit Breakfast News: 12 Maret 2025

oleh | Mar 12, 2025

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG dan Bursa Asia Terpuruk di Tengah Ketidakpastian Global.
  • Rupiah, Saham, dan Obligasi Terpuruk di Tengah Ketidakpastian Global.
  • Fitch Ratings – Peringkat Kredit Indonesia Tetap BBB.
  • Harga Emas Melonjak di Tengah Ketegangan Ekonomi AS.
  • Yield Obligasi AS Naik Tipis, Risiko Mereda.
SBN ST014, Sumber Passive Income Syariah Terbaik!
  • SBN Syariah ST014 sudah bisa dibeli di tanamduit. Kupon (imbal hasil) perdana 6,50%/tahun untuk tenor 2 tahun (ST014-T2) dan 6,60%/tahun untuk tenor 4 tahun (ST014-T4).
  • Kupon perdana ST014 menjadi kupon perdana ST tertinggi sejak tahun 2020!
  • Kupon ST014 dibayar setiap bulan di tanggal 10, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
  • Masa penawaran ST014: 7 Maret 2025-16 April 2025.

Investasi ST014 di tanamduit, bonus jutaan rupiah!

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 11 Maret 2025.

data-market-update-12-maret

IHSG dan Bursa Asia Terpuruk di Tengah Ketidakpastian Global

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,79% ke level 6.545,85 pada Selasa, 11 Maret 2025, seiring dengan penurunan bursa saham utama Asia lainnya.

Nilai perdagangan saham mencapai Rp9,76 triliun. Mayoritas saham mengalami pelemahan. Sektor barang baku, konsumen non primer, dan konsumen primer mencatatkan penurunan terbesar. Bursa saham Filipina menjadi yang paling parah dengan penurunan 2,42%.

Penurunan IHSG dan bursa Asia dipicu oleh sentimen negatif dari Wall Street. Dalam hal ini, tiga indeks utama AS kompak melemah akibat kekhawatiran resesi yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Trump.

Langkah Trump menunda pemberlakuan tarif pada Meksiko dan Kanada serta pemotongan anggaran federal menambah ketidakpastian pasar. Alhasil, investor global mulai menarik diri dari aset berisiko, menyebabkan aksi jual besar-besaran di pasar saham.

Pasar saham Indonesia terus mengalami tekanan hebat dengan indeks LQ45 anjlok 11,09% sejak awal tahun. Hanya lima saham konstituen LQ45 yang masih memberikan return positif, mencerminkan besarnya tekanan di pasar modal.

Faktor utama yang menyebabkan pelemahan ini termasuk arus keluar dana asing, ketidakpastian kebijakan suku bunga global, serta pelemahan nilai tukar rupiah.

Goldman Sachs menurunkan peringkat saham dan surat utang Indonesia, memperkirakan peningkatan risiko fiskal akibat kebijakan Presiden Prabowo Subianto. Penurunan peringkat ini menambah tekanan pada pasar keuangan Indonesia yang sudah tertekan oleh sentimen tarif dan perang dagang global.

Kekhawatiran akan penurunan cepat dalam ekonomi AS juga turut mempengaruhi pasar, dengan investor mengalihkan dana mereka ke aset yang lebih aman. (Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia)

Rupiah, Saham, dan Obligasi Terpuruk di Tengah Ketidakpastian Global

Rupiah terus melemah, mencapai level terendah di Asia di tengah gejolak pasar keuangan global.

Pada Selasa, 11 Maret 2025, rupiah sempat menyentuh Rp16.430/US$ sebelum bertahan di Rp16.426/US$.

Bank Indonesia telah melakukan intervensi di pasar spot, pasar forward domestik, dan pasar surat berharga negara untuk menahan kejatuhan rupiah. Namun, sentimen risk-off global membuat harga saham, obligasi, dan mata uang Indonesia terjungkal.

IHSG juga mengalami penurunan, ditutup turun 0,79% di level 6.545,85. Hampir semua bursa Asia ditutup di zona merah, dengan bursa Filipina mengalami penurunan terbesar sebesar 2,42%.

Di pasar surat utang, mayoritas harga SBN tertekan, terutama untuk tenor menengah dan panjang. Yield SUN 3Y naik 4,9 basis poin ke level 6,609%, sementara tenor 5Y dan 10Y masing-masing naik 3,1 dan 2,8 basis poin.

Credit Default Swap (CDS) tenor 5 tahun Indonesia juga naik, menyentuh level tertinggi dalam hampir dua bulan, mencerminkan peningkatan risiko investasi.

Sentimen buruk ini dipicu oleh kekhawatiran akan pecahnya resesi di Amerika Serikat akibat kebijakan tarif Presiden Trump. Arus jual melanda aset-aset berisiko, termasuk saham dan obligasi di pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Di sisi lain, Goldman Sachs juga menurunkan peringkat obligasi negara tenor 10 dan 20 tahun menjadi netral, serta menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

Proyeksi defisit APBN 2025 mencapai 2,9%, lebih lebar dari target pemerintah sebesar 2,53%. Kebijakan fiskal Presiden Prabowo Subianto, seperti program makan bergizi gratis dan realokasi anggaran, menambah kekhawatiran investor terhadap risiko fiskal Indonesia. (Bloomberg Technoz, Bisnis)

Fitch Ratings – Peringkat Kredit Indonesia Tetap BBB

Fitch Ratings telah mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil.

Keputusan ini didasarkan pada prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang rendah.

Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan didukung oleh permintaan domestik yang kuat, belanja publik untuk bantuan sosial dan proyek infrastruktur, serta investasi swasta yang tetap kuat.

Menurut Fitch, penguatan pada aspek struktural, pendapatan pemerintah, dan ketahanan eksternal akan memberikan peluang untuk peningkatan peringkat kredit Indonesia di masa depan.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa afirmasi peringkat ini menunjukkan keyakinan dunia internasional terhadap stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia.

Bank Indonesia terus berkomitmen untuk memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Secara keseluruhan, keputusan Fitch untuk mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil mencerminkan kepercayaan terhadap kebijakan ekonomi dan sinergi antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian global. (Bank Indonesia)

Harga Emas Melonjak di Tengah Ketegangan Ekonomi AS

Selasa (11/3/2025), harga emas spot naik sekitar 1,0% ke level USD2.910/ons, didorong oleh melemahnya dolar AS dan meningkatnya kekhawatiran tentang prospek ekonomi AS.

Presiden Trump menyebut ekonomi AS sedang dalam “masa transisi” dan tidak mengesampingkan kemungkinan resesi akibat kebijakan perdagangannya.

Penundaan tarif 25% pada barang Kanada dan Meksiko serta tarif baru dari Tiongkok pada produk pertanian AS menambah ketidakpastian ekonomi.

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengakui ketidakpastian ekonomi yang meningkat tetapi tidak menunjukkan urgensi untuk memangkas suku bunga.

Investor kini menantikan data inflasi AS akhir minggu ini yang dapat memengaruhi kebijakan moneter Fed.

Ketegangan perdagangan dan kekhawatiran resesi mendorong arus masuk ke aset safe haven seperti emas, yang menyebabkan lonjakan harga. (Trading Economics)

Yield Obligasi AS Naik Tipis, Risiko Mereda

Selasa (11/3/2025), yield obligasi Treasury AS naik, setelah sebelumnya yield obligasi dua tahun mencapai level terendah dalam lima bulan.

Sentimen risiko yang mereda mendorong kenaikan ini setelah aksi jual besar di Wall Street sehari sebelumnya.

Imbal hasil Treasury dua tahun sedikit berubah pada 3,891%, sementara imbal hasil acuan 10 tahun naik 3,2 basis poin menjadi 4,244%.

Presiden Trump menolak mengesampingkan resesi, yang sebelumnya menyebabkan yield dua tahun turun tajam.

Spread obligasi korporasi “junk bonds” juga melebar, menunjukkan kepercayaan investor memburuk di tengah kekhawatiran resesi dan perang dagang global.

Data ekonomi yang memenuhi ekspektasi memberikan sedikit perubahan pada yield Treasury AS.

Investor masih cemas akan potensi perlambatan ekonomi, dan pelelangan obligasi Treasury tiga tahun senilai $58 miliar menunjukkan hasil yang stabil. (Reuters)

Ulasan:

  • Meskipun Fitch mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil, harga saham, obligasi, dan rupiah tetap melemah karena ketidakpastian global dan sentimen negatif domestik. Kebijakan tarif dan fiskal Presiden AS Donald Trump meningkatkan ketidakpastian global, membuat investor menarik diri dari aset berisiko. Selain itu, penurunan peringkat saham dan obligasi Indonesia oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs, serta proyeksi defisit APBN 2025 yang lebih lebar dari target pemerintah, menambah kekhawatiran investor. Intervensi Bank Indonesia untuk menstabilkan rupiah belum cukup untuk mengimbangi sentimen risk-off global.
  • Jika resesi terjadi di AS, pasar saham IDX kemungkinan akan mengalami penurunan yang signifikan. Yield obligasi Indonesia akan tetap tinggi karena risiko fiskal yang meningkat dan ketidakpastian ekonomi.
  • Kondisi ini akan menyebabkan yield obligasi rupiah tetap tinggi. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyulitkan BI untuk menurunkan BI rate karena ada kekhawatiran rupiah melemah dan membuat terjadinya arus keluar investasi dari Indonesia.
  • Di sisi lain, harga obligasi masih volatile, terpengaruh oleh yield obligasi US Treasury yang juga volatile, akibat tarik-ulur kebijakan tarif Trump terhadap Meksiko, Kanada, dan Tiongkok.
  • Namun, melemahnya USD Index (DXY) dalam waktu 1 minggu dari level tertinggi 107 di akhir Februari 2025 ke 103,6, memberi harapan terhadap penguatan rupiah. Hal ini akan memberi pengaruh positif terhadap harga saham dan obligasi rupiah.
  • Harga emas juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan tarif Trump dan membuat emas menjadi aset safe haven.

Rekomendasi:

  1. Prioritaskan Reksadana Pendapatan Tetap
  • Dengan ketidakpastian pasar saham dan kenaikan harga obligasi, reksadana yang berfokus pada instrumen fixed income (seperti SBN) dapat menjadi pilihan aman.
  • Investor juga dapat mempertimbangkan reksadana campuran dengan porsi besar di obligasi untuk mengurangi risiko volatilitas saham.

2. Untuk Jangka Pendek, Hindari Reksa Dana Saham Sementara Bagi Investor Konservatif dan Moderat

Volatilitas tinggi di pasar saham membuat reksadana saham berisiko dalam jangka pendek. Investor agresif dapat memanfaatkan momentum ini untuk berinvestasi. Namun, jika tetap ingin berinvestasi, pilih reksadana saham dengan eksposur ke sektor defensif, seperti konsumsi atau kesehatan.

3. Manfaatkan Peluncuran SBN Seri ST014

SBN seri ST014 bisa menjadi pilihan menarik, terutama dengan kondisi pasar yang volatil. SBN menawarkan imbal hasil stabil dan risiko rendah.

4. Diversifikasi Portofolio.

Kombinasikan reksadana pendapatan tetap, emas, dan sektor defensif untuk mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang di berbagai instrumen.

5. Tingkatkan Alokasi ke Emas:

  • Harga emas naik karena ketegangan perdagangan AS-China dan risiko geopolitik. Emas adalah aset safe haven yang cocok untuk melindungi kekayaan di tengah ketidakpastian.
  • Pantau harga emas global. Harga emas dipengaruhi oleh faktor global, seperti kebijakan Federal Reserve, perang dagang, dan inflasi. Pantau perkembangan ini untuk menentukan waktu beli atau jual yang tepat.
  • Emas cocok untuk investasi jangka panjang, terutama jika ketegangan geopolitik dan ekonomi global masih berlanjut.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile