tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG melesat 2,9% setelah rilis berita neraca perdagangan Indonesia dan ditandatanganinya aturan devisa hasil ekspor.
- Cadangan devisa Indonesia berpotensi melejit, aturan ekspor baru buat ekonomi semakin kuat.
- Barclays Bank: Bank Indonesia siap pangkas suku bunga karena nilai rupiah yang stabil dan neraca perdagangan yang surplus.
- Surplus perdagangan Indonesia di atas perkiraan akibat lemahnya ekspor.
- Harga emas naik lagi, ketidakpastian tarif Trump jadi pemicu.
- SBN ORI027 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,65%/tahun untuk tenor 3 tahun (ORI027-T3) dan 6,75%/tahun untuk tenor 6 tahun ( (ORI027-T6). Imbal hasil ORI027 tertinggi sejak tahun 2020!
- Kupon ORI027 dibayar setiap bulan di tanggal 15, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
- Masa penawaran ORI027: 27 Januari 2025–20 Februari 2025.
Investasi ORI027 di tanamduit, bonus jutaan rupiah!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 17 Februari 2025.
IHSG Melesat 2,9% Setelah Rilis Berita Neraca Perdagangan Indonesia dan Ditandatanganinya Aturan Devisa Hasil Ekspor
Senin (17/2/2025), indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 2,9%, ditutup di level 6.830,88 setelah mengalami penurunan sebelumnya.
Penguatan ini didukung oleh kenaikan signifikan pada saham-saham besar seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Barito Renewables Energy (BREN). Masing-masing saham mencatat kenaikan 5,85% dan 14,23%.
Total transaksi IHSG mencapai Rp14,86 triliun, dengan 411 saham naik, menunjukkan optimisme di kalangan investor.
Salah satu faktor pendorong utama penguatan IHSG adalah pengumuman Presiden Prabowo Subianto mengenai aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mewajibkan 100% deposito di dalam negeri. Hal ini diharapkan dapat menambah devisa negara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, surplus neraca perdagangan Indonesia juga menambah sentimen positif bagi pelaku pasar. Neraca perdagangan Indonesia melaporkan surplus sebesar US$3,45 miliar pada Januari 2025, jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Tak hanya itu, indeks harga saham selain IHSG, antara lain IDX30, SRI-Kehati, dan Bisnis27, turut mengalami kenaikan di atas 3,0%.
Masing-masing indeks naik 3,20%, 3,25% dan 3,20%. Saham-saham big caps, seperti BBCA +3,90%, BBRI +4,40%, BMRI +5,85% dan TLKM +4,74%, menopang kenaikan indeks-indeks ini.
Meskipun ada ketidakpastian global, seperti potensi perang dagang dan inflasi, penguatan di pasar saham Indonesia mengindikasikan kepercayaan investor yang kembali tumbuh.
Data pertumbuhan ekonomi Jepang yang positif dan rencana simposium oleh Presiden China Xi Jinping menambah keyakinan di pasar Asia, mendorong semangat optimisme untuk pasar Indonesia.
Dengan tren positif ini, terdapat harapan bahwa IHSG akan terus menunjukkan kinerja yang baik dalam waktu dekat. (CNBC Indonesia, IDX)
Cadangan Devisa Indonesia Bisa Melejit, Aturan Ekspor Baru Buat Ekonomi Semakin Kuat
Presiden Prabowo Subianto baru saja mengumumkan perubahan signifikan dalam regulasi ekspor yang bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa Indonesia.
Dengan aturan baru yang mengharuskan eksportir sumber daya alam untuk menyimpan semua hasil mereka di dalam negeri selama minimal satu tahun, diperkirakan cadangan devisa negara akan meningkat sebesar USD80 miliar.
Namun, peraturan ini tidak berlaku untuk eksportir minyak dan gas, yang diwajibkan untuk menyimpan 30% dari hasil mereka di dalam negeri.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan nasional dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Aturan baru yang efektif mulai 1 Maret 2025 ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Indonesia untuk mempromosikan pembangunan ekonomi domestik dan kemandirian finansial.
Pemerintah juga mencatat bahwa meski ada aturan sebelumnya, banyak eksportir lebih memilih menyimpan pendapatan mereka di bank asing. Perubahan ini diharapkan dapat mengubah perilaku tersebut.
Hasil ekspor yang disimpan di dalam negeri akan memberi fleksibilitas bagi eksportir untuk menggunakan dana tersebut jika dikonversi ke rupiah atau untuk mendukung operasi bisnis penting seperti pembagian dividen dan pengadaan bahan baku.
Untuk mendorong kepatuhan terhadap mandat baru ini, pemerintah juga menghapus pajak atas keuntungan modal dari simpanan.
Bank sentral Indonesia berkomitmen untuk menyediakan instrumen keuangan yang membantu eksportir dalam menempatkan dana mereka, mendukung langkah pemerintah dalam memperkuat ekonomi nasional. (Investing)
Barclays Bank: Bank Indonesia Siap Pangkas Suku Bunga Karena Nilai Rupiah yang Stabil dan Neraca Perdagangan yang Surplus
Bank Indonesia (BI) berpotensi melanjutkan kebijakan moneter longgar dengan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin dalam rapat yang dijadwalkan pada Februari mendatang.
Ekonom Barclays, Brian Tan, mencatat bahwa stabilitas nilai tukar rupiah dan perbaikan neraca eksternal menjadi pertimbangan utama dalam keputusan ini, sehingga suku bunga kebijakan dapat turun menjadi 5,50%.
Jika mata uang tetap stabil, ada potensi untuk pelonggaran lebih lanjut pada kuartal kedua tahun ini.
Peningkatan surplus perdagangan Indonesia yang mencapai USD3,5 miliar pada Januari 2025, naik dari USD2,2 miliar pada bulan sebelumnya, juga memberi BI kepercayaan diri dalam mengelola tekanan eksternal.
Dukungan dari surplus perdagangan ini memperkuat posisi BI untuk berfokus pada pertumbuhan ekonomi, meskipun dalam konteks ekspektasi global untuk pemangkasan suku bunga yang lebih sedikit dari Federal Reserve.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi perekonomian domestik. (Dow Jones Newswires)
Surplus Perdagangan Indonesia di Atas Prakiraan Akibat Lemahnya Impor
Surplus perdagangan Indonesia meningkat menjadi USD3,45 miliar pada Januari 2025, dari USD2,0 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini melampaui estimasi pasar sebesar USD1,91 miliar.
Hasil terbaru tersebut mencerminkan penurunan impor yang tidak terduga pada awal tahun baru.
Pembelian turun sebesar 2,67% dari tahun sebelumnya, meleset dari perkiraan kenaikan sebesar 9,95%. Penurunan ini berbalik tajam dari lonjakan 11,07% pada bulan Desember, di tengah beberapa faktor, termasuk melemahnya nilai tukar rupiah, penurunan daya beli, dan dampak hari libur.
Sementara itu, pengiriman naik sebesar 4,88% YoY (year-on-year), menandai pertumbuhan bulan kesepuluh berturut-turut, sambil tumbuh pada laju terlemah dalam tujuh bulan, meleset dari ekspektasi sebesar 6,99%.
Pada tahun 2024, surplus perdagangan menyempit menjadi USD 31,04 miliar dari USD 36,89 miliar pada tahun sebelumnya. (Trading Economics)
Harga Emas Naik Lagi, Ketidakpastian Tarif Trump Jadi Pemicu
Senin (17/2/2025), harga emas kembali melonjak menjadi sekitar USD2.900 per ons, setelah mengalami penurunan yang cukup dalam di hari sebelumnya.
Meningkatnya ketidakpastian terkait ancaman tarif Trump, yang menciptakan risiko gangguan pasar, mendorong kenaikan harga emas.
Para pedagang juga mencermati berita mengenai kemungkinan kesepakatan damai untuk mengakhiri konflik di Ukraina, yang semakin meningkatkan minat terhadap emas sebagai aset tempat berlindung (safe haven).
Di samping itu, penguatan kebutuhan emas juga dipicu oleh kondisi US Dollar yang melemah, terutama setelah laporan penjualan ritel yang mengecewakan minggu lalu.
Lemahnya laporan penjualan ritel memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan melakukan pemotongan suku bunga.
Para investor kini menunggu risalah dari pertemuan terbaru Fed yang akan dirilis akhir minggu ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter.
Ketidakpastian ini berpotensi memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas ke depan. (Trading Economics)
Ulasan
- Peraturan baru mengenai Devisa Hasil Ekspor yang baru saja ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto akan berlaku efektif 1 Maret 2025. Peraturan ini mengharuskan eksportir menyimpan hasil penjualan ekspornya di bank dalam negeri. Hal ini akan menjadi game changer karena berpotensi menambah nilai cadangan devisa sekitar USD80 miliar dalam setahun ke depan, sehingga total cadangan devisa dapat menjadi 1,5x dari cadangan yang ada saat ini, yaitu sekitar USD156,1 M.
- Meningkatnya cadangan devisa akan membuat nilai Rupiah menguat, kepercayaan investor terhadap keuangan Indonesia semakin naik, serta memberi ruang yang besar bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga rupiah dan menurunkan bunga pinjaman. Hal ini akan meningkatkan kegiatan ekonomi Indonesia dan berdampak positif terhadap kinerja emiten (harga saham), serta menguatnya harga obligasi Indonesia.
- Data terakhir ekonomi AS, yaitu masih tingginya inflasi dan melemahnya penjualan ritel, memberikan sinyal yang mixed mengenai arah suku bunga. Tingginya inflasi membuat suku bunga USD masih akan tetap tinggi. Namun, melemahnya penjualan ritel yang menggambarkan turunnya daya beli masyarakat, memberi sinyal bahwa US Fed perlu menurunkan suku bunga untuk mendorong daya beli.
- Walaupun kebijakan kenaikan tarif oleh Trump ditunda dengan target akan dimulai 1 April 2025, hal ini tetap membuat ekonomi global menjadi sulit diprediksi.
-
Ketidakpastian ekonomi global akan membuat volatilitas di yield obligasi US Treasury, serta US Dollar Index masih akan cukup tinggi. Alhasil, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar juga masih volatile, demikian juga dengan harga saham dan yield obligasi rupiah.
-
Harga emas masih berpotensi untuk naik karena pembelian emas yang dilakukan oleh bank sentral utama dunia masih akan berlangsung sebagai usaha untuk diversifikasi portfolio cadangan devisa selain obligasi US Treasury.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return lebih tinggi dibandingkan bunga deposito.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana sesuai profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.