tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG Kembali Turun Karena Investor Asing Masih Terus Melakukan Jual Bersih.
- Harga Surat Utang Negara Naik.
- Rekor Baru, Harga Emas Melonjak di Tengah Ketegangan Perdagangan Trump.
- Yield Obligasi US Treasury Turun, Ketegangan Perdagangan Picu Pencarian Aset Aman.
- SBN ORI027 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,65%/tahun untuk tenor 3 tahun (ORI027-T3) dan 6,75%/tahun untuk tenor 6 tahun ( (ORI027-T6). Imbal hasil ORI027 tertinggi sejak tahun 2020!
- Kupon ORI027 dibayar setiap bulan di tanggal 15, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
- Masa penawaran ORI027: 27 Januari 2025–20 Februari 2025.
Investasi ORI027 di tanamduit, bonus jutaan rupiah!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 13 Februari 2025.
IHSG Kembali Turun Karena Investor Asing Masih Terus Melakukan Jual Bersih
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,48% ke level 6,613.568 pada Kamis, 13 Februari 2025.
Investor asing masih melakukan penjualan bersih senilai Rp817 miliar. Sejak awal tahun 2025, telah terjadi transaksi net sell asing sebesar Rp9,9 triliun.
Saham-saham blue chip besar seperti Amman Mineral Internasional (AMMN), Bank Central Asia (BBCA), dan Chandra Asri Pacific (TPIA) mengalami penurunan yang signifikan, berkontribusi besar terhadap penurunan IHSG.
Lonjakan inflasi di AS yang mencapai 3% pada bulan Januari juga menjadi salah satu faktor yang membebani pasar. Hal ini membuat harapan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve semakin suram, dan akan membuat suku bunga Rupiah juga sulit turun.
Kenaikan inflasi AS dipicu oleh meningkatnya harga energi dan pangan, terutama telur, yang melonjak akibat wabah flu burung.
Sementara dari sisi positif, mayoritas bursa Asia-Pasifik menunjukkan penguatan. Nikkei dan Hang Seng memimpin kenaikan, menciptakan harapan baru di kalangan investor setelah periode tekanan di pasar domestik.
Ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter AS memperburuk kondisi di pasar Indonesia. Namun, optimisme tentang potensi penyelesaian konflik antara Rusia dan Ukraina memberi dorongan positif di pasar Asia.
Investor kini lebih berhati-hati dalam menilai risiko, dan menyikapi volatilitas pasar dengan memperhatikan perkembangan inflasi dan kebijakan suku bunga mendatang. (CNBC Indonesia)
Harga Surat Utang Negara Naik
Pada perdagangan hari Kamis, 13 Februari 2025, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami peningkatan kecil.
Yield untuk SUN Benchmark 5-tahun turun menjadi 6,61% dan 10-tahun menjadi 6,82%. Sementara itu, yield curve SUN 10-tahun stabil di level 6,84%.
Pasar secara keseluruhan menunjukkan kinerja positif meski tidak ada perubahan pada yield curve SUN 10-tahun.
Namun, volume transaksi SBN secara outright tercatat hanya Rp19,5 triliun, lebih rendah dibandingkan Rp25,3 triliun sebelumnya. FR0103 dan FR0104 menjadi seri yang paling aktif ditransaksikan.
Di sisi lain, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sedikit menguat, bergerak dari Rp16.376 menjadi Rp16.361 per USD. Ini menunjukkan bahwa meski pasar obligasi fluktuatif, rupiah dapat mempertahankan kekuatannya di tengah perkembangan pasar.
Tak hanya itu, indikator global juga menunjukkan adanya perubahan sentimen yang positif. Hal ini tercermin dari penurunan yield US Treasury dan penurunan Credit Default Swap (CDS) Indonesia.
Yield curve US Treasury 5-tahun dan 10-tahun masing-masing turun, mengindikasikan perbaikan dalam persepsi risiko di pasar, yang dapat berimbas positif pada pasar domestik.
Dengan kondisi ini, para analis menyarankan untuk tetap memantau pergerakan selanjutnya di pasar obligasi dan nilai tukar. (BNI Sekuritas)
Rekor Baru, Harga Emas Melonjak di Tengah Ketegangan Perdagangan Trump
Kamis (13/2), harga emas mencapai level tertinggi baru di atas USD2.925 per ons setelah Presiden Trump mengumumkan rencana tarif timbal balik pada negara memberlakukan pajak impor terhadap barang AS.
Langkah Trump untuk memberlakukan tarif timbal balik menambah tarif yang sudah ada, seperti 25% pada impor baja dan aluminium, serta 10% untuk barang dari China.
Kenaikan tarif ini memicu kekhawatiran tentang dampak negatif pada perdagangan global dan ekonomi. Hal ini membuat investor mencari perlindungan dalam bentuk emas sebagai aset aman.
Sementara itu, data inflasi PPI AS untuk bulan Januari menunjukkan pertumbuhan yang kuat, yang memperkuat dugaan bahwa Federal Reserve mungkin akan menunda pemotongan suku bunga.
Meskipun ada sinyal variatif dari data ekonomi, permintaan terhadap emas tetap tinggi, didorong oleh ketidakpastian geopolitik.
Selain itu, kelemahan dolar juga menambah dukungan harga emas, membuatnya lebih terjangkau bagi pembeli asing dan semakin meningkatkan minat untuk berinvestasi dalam logam berharga ini. (Trading Economics)
Yield Obligasi US Treasury Turun, Ketegangan Perdagangan Picu Pencarian Aset Aman
Kamis (13/2), imbal hasil (yield) obligasi US Treasury 10-tahun turun di bawah 4,55% setelah Presiden Trump mengumumkan rencana untuk mempertimbangkan tarif timbal balik.
Penurunan ini menunjukkan bahwa investor mengabaikan kenaikan inflasi dan justru lebih fokus pada ketidakpastian kebijakan perdagangan.
Dengan kekhawatiran mengenai potensi kenaikan biaya akibat tarif, para investor beralih mencari aset yang lebih aman, salah satunya adalah obligasi US Treasury.
Sementara itu, harga produsen untuk bulan Januari juga menunjukkan hasil di atas ekspektasi, yang menyebabkan imbal hasil obligasi sebelumnya tercatat lebih tinggi di atas 4,65%.
Saat ini, inflasi utama AS mencapai 3%, sementara inflasi inti berada di 3,3%, sebagian besar didorong oleh kenaikan harga di sektor tempat tinggal dan transportasi. Angka inflasi ini memunculkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin menunda pemotongan suku bunga.
Selain itu, proses penetapan tarif baru oleh pemerintah AS diperkirakan dapat memakan waktu sehingga menambah ketidakpastian di pasar. (Trading Economics)
Ulasan
- IHSG sangat terpukul karena faktor eksternal kebijakan Trump yang inflationary serta masih kuatnya ekonomi AS. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,03%, lebih rendah dari target 5,20%. Hal ini mendorong investor asing keluar dari bursa saham Indonesia menuju negara yang menawarkan return lebih stabil, terutama Amerika Serikat.
- Inflasi AS di bulan Januari naik secara tak terduga. Hal ini mendorong peningkatan yield US Treasury dan mengurangi ekspektasi terhadap penurunan suku bunga USD oleh the Fed. Alhasil, mata uang USD akan tetap kuat.
- Investor global cenderung akan tetap berinvestasi di pasar yang mata uangnya kuat dan memberi return yang lebih menarik, seperti pasar saham dan obligasi AS.
- Mata uang rupiah terancam sulit untuk menguat. Akibatnya, pasar obligasi dan saham diperkirakan masih akan tertekan untuk sementara waktu.
- Harga emas masih berpotensi naik. Sebab, walaupun suku bunga US masih bertahan di level saat ini, sebagian bank sentral selain US Fed telah menurunkan suku bunga dan membuat penurunan harga emas tertahan. Jika US Fed menurunkan suku bunga di tahun 2025, harga emas akan kembali naik.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return lebih tinggi dibandingkan bunga deposito.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana sesuai profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.