tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ST011, dijamin oleh negara. Masa penawaran ST011 berlangsung mulai 6 November-6 Desember 2023. Berikut adalah tingkat kuponnya:
- ST011-T2 tenor 2 tahun kupon 6,30% (5,67% per tahun setelah pajak)
- ST011-T4 tenor 4 tahun kupon 6,50% (5,85% setelah pajak)
Tingkat imbal hasil ST011 jauh lebih tinggi dari bunga deposito. Ini menjadi kupon SBN tertinggi di tahun 2023 dan kemungkinan besar akan menjadi kupon yang tertinggi pula hingga akhir 2024. Beli ST011 di tanamduit bonus saldo reksa dana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 17 November 2023:
Dow Jones Berakhir Datar Jumat (17/11)
Dow berakhir datar pada hari Jumat yang lalu, mencatatkan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut karena didukung oleh data melambatnya inflasi awal pekan ini yang memicu optimisme bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve telah mencapai puncaknya.
Dow Jones Industrial Average naik 1 poin, atau 0,01%, sedangkan S&P 500 naik 0,13% dan NASDAQ Composite naik 0,08%. S&P 500 dan Nasdaq naik lebih dari 2% sepanjang minggu ini, sementara DJIA bersiap untuk kenaikan 2%.
Imbal Hasil US Treasury Terus Menurun
mbal Hasil (Yield) US Treasury terus menunjukkan penurunan. Yield Treasury melanjutkan penurunannya, karena optimisme bahwa suku bunga The Fed telah mencapai puncaknya sebagai reaksi dari data inflasi AS di awal minggu yang lalu.
Data inflasi AS menunjukkan penurunan sehingga memperkuat sentimen positif bagi investor global. Selain itu, klaim pengangguran mingguan meningkat, di lain pihak penjualan ritel AS turun untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan di bulan Oktober. Hal ini menunjukkan melambatnya permintaan pada awal kuartal keempat.
Vale Base Metals Menjual 14% Saham Pada Unit Pertambangan Nikel di Indonesia
Vale Base Metals mengatakan unitnya di Vale Canada dan Sumitomo Metal Mining dari Jepang menandatangani perjanjian awal pada hari Jumat yang lalu untuk menjual 14% saham di unit pertambangan nikel mereka di Indonesia kepada perusahaan pertambangan milik negara di Indonesia, MIND ID.
Divestasi saham merupakan syarat yang diwajibkan Indonesia untuk memperpanjang izin pertambangan Vale Indonesia yang akan berakhir pada tahun 2025. Investor asing wajib mendivestasi 51% sahamnya kepada pembeli lokal setelah jangka waktu tertentu beroperasi.
Perjanjian jual beli tersebut diharapkan selesai pada akhir Januari, saat ini MIND ID sedang melakukan uji tuntas dan akan segera menyampaikan penawaran harganya. Setelah selesai, MIND ID akan menjadi pemegang saham terbesar Vale Indonesia dengan kepemilikannya meningkat menjadi 34% dari 20%.
Vale Canada akan memegang 33,9%, turun dari 43,79%, dan Sumitomo 11,5%, turun dari 15,03%,. Sekitar 20% saham Vale Indonesia diperdagangkan secara publik. MIND ID sendiri adalah induk perusahaan dari 3 perusahaan publik pertambangan yang mayoritas dimiliki negara, yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Timah Tbk dan PT Bukit Asam Tbk. (Reuters)
Harga Minyak Melonjak 4%
Harga minyak melonjak naik lebih dari 4% pada hari Jumat yang, rebound (naik kembali) dari level terendah empat bulan di sesi sebelumnya, karena investor yang mengambil posisi short (menjual padahal belum memiliki barangnya) mengambil keuntungan (karena menjual di harga yang jauh lebih tinggi).
Minyak mentah berjangka Brent naik $3,19, atau sekitar 4,1%, pada $80,61 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik $2,99, atau 4,1%, pada $75,89. Kenaikan harga minyak ini masih jauh di bawah harga tertingginya di akhir September hingga awal bulan Oktober yang lalu yang sempat mencapai harga USD 90.
IHSG Naik Tipis Pada Penutupan Bursa Jumat (17/1)
Jumat lalu (17/11) IHSG kembali menguat 0,28% atau 19,66 poin ke 6.977,67. Saham di luar LQ45, yaitu BREN yang berkapitalisasi Rp800+ T naik 10,96% dan saham AMMN naik 4,84%.
Sementara itu, indeks saham selain IHSG mengalami penurunan, LQ45 -0,33%, IDX30 – 0,38%, Bisnis27 -0,21%, SRI Kehati -0,27%. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp8,47 triliun. Secara mingguan IHSG menguat 2,47% utamanya ditopang oleh data inflasi AS yang kian melandai dan membuat pelaku pasar optimis tingkat bunga US tidak akan naik.
Hal ini berdampak positif pada kinerja pasar ekuitas global. (Data Indonesia dan CNBC)
Tren Kenaikan Harga Obligasi Berdenominasi Rupiah Masih Berlanjut
Tren penguatan harga obligasi berdenominasi Rupiah masih berlanjut pada perdagangan hari terakhir pekan lalu. Berdasarkan data dari PHEI, yield Surat Utang Negara (SUN) Benchmark 5-tahun (FR0095) berada di level 6,58%(-4bps).
Sementara itu, untuk yield SUN benchmark 10-tahun (FR0096) ditutup di level 6,63%(-7bps). Berdasarkan data BTMM ID Bloomberg, yield curve SUN 5-tahun turun sebesar 5bps menjadi 6,66%.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar IDR18.9 triliun di hari Jumat, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar IDR15.3 triliun. FR0096 dan FR0081 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar IDR4,1 triliun dan IDR1,9 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar IDR778,3 miliar. (BNI Securities)
Rekomendasi
- Sejak awal tahun IHSG pertumbuhan menunjukkan pertumbuhan tipis, +1,57%. Melemahnya inflasi di AS memberi harapan bahwa US Federal Reserve tidak akan menaikkan tingkat bunga US, investor berharap di pertengahan tahun 2024 tingkat bunga akan mulai turun.
- Pada akhir tahun 2023 ini besar harapan IHSG akan ditutup di atas 7000 dan harapan terjadinya window dressing menjadi tinggi. Sebagai gambaran IHSG pernah mencapai angka 7200+ di tahun 2022 yang lalu, level ini menjadi angka psikologis di akhir tahun 2023, sehingga bisa memberikan tambahan pertumbuhan sekitar 3% sejak saat ini.
- Investor dengan profil risiko agresif dapat mempertimbangkan untuk menambah investasinya di reksa dana saham dan/atau reksa dana indeks saham dengan pertimbangan bahwa di bulan Desember 2023 akan terjadi window dressing yaitu kenaikan harga saham yang tidak biasa karena investor dan juga emiten ingin terjadi pertumbuhan harga saham yang optimal sepanjang tahun 2023.
- Tingkat bunga sudah berada di titik tertinggi dan karena inflasi US melemah maka harga obligasi mulai menunjukkan penurunan. Yield obligasi US 10 tahun yang sempat mencapai angka 5,00 di pertengahan Oktober yang lalu sudah menunjukkan penurunan yang cukup dalam ke 4,4 atau terjadi penurunan yield sekitar 12%.
- Saatnya berinvestasi di Surat Berharga Negara seri Sukuk Tabungan ST011 dan menambah investasi di reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang karena penurunan yield artinya adalah kenaikan harga obligasi dimana obligasi menjadi portfolio terbesar di reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!