tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ST011, dijamin oleh negara. Masa penawaran ST011 berlangsung mulai 6 November-6 Desember 2023. Berikut adalah tingkat kuponnya:
- ST011-T2 tenor 2 tahun kupon 6,30% (5,67% per tahun setelah pajak)
- ST011-T4 tenor 4 tahun kupon 6,50% (5,85% setelah pajak)
Tingkat imbal hasil ST011 jauh lebih tinggi dari bunga deposito. Ini menjadi kupon SBN tertinggi di tahun 2023 dan kemungkinan besar akan menjadi kupon yang tertinggi pula hingga akhir 2024. Beli ST011 di tanamduit bonus saldo reksa dana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 14 November 2023:
Indeks Harga Konsumen (CPI) AS Turun ke Angka 3,2%
Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan bahwa Indeks harga konsumen (CPI) adalah 3,2% pada bulan Oktober secara tahunan, melambat dari angka 3,7% pada bulan September, sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga bahan bakar.
Angka inflasi yang lebih rendah dari perkiraan ini menambah ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunganya lagi. Pedagang sekarang memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunganya dan melakukan penurunan suku bunga pertama pada bulan Mei, menurut Alat Pemantau Suku Bunga Fed Investing.com.
Meskipun begitu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan untuk tetap waspada terhadap kesimpulan prematur bahwa risiko inflasi telah mereda, dan The Fed akan terus memantau indikator-indikator ekonomi dengan cermat.
Inflasi AS Melambat, Imbal Hasil Treasury Turun Tajam
Dirilisnya data melambatnya inflasi AS di bulan Oktober menyebabkan Imbal hasil Treasury turun tajam, dengan imbal hasil pada tenor 2 tahun Treasury turun 21 basis poin menjadi 4,832%, sedangkan imbal hasil Treasury 10-tahun turun 18 basis poin menjadi 4,455%. Harga obligasi biasanya bergerak berbanding terbalik dengan imbal hasil.
Indeks Dow Jones Tutup Lebih Tinggi (14/11)
Dow ditutup lebih tinggi pada hari Selasa karena penurunan yield Treasury dimana saham-saham teknologi memperoleh keuntungan setelah laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan.
Hal ini mendukung ekspektasi investor bahwa siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve telah berakhir. Dow Jones Industrial Average ditutup naik 489 poin atau 1,4%, sedangkan S&P 500 naik 1,9% dan NASDAQ Composite naik 2,4%.
Data yang lebih lambat dari perkiraan ini menambah ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunganya lagi. Pedagang sekarang memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunganya dan melakukan penurunan suku bunga pertama pada bulan Mei, menurut alat pemantau suku bunga The Fed Investing.com. (Investing)
IHSG Menguat Pada Selasa (14/11)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan hari Selasa (14/11). Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI Business mencatat bahwa IHSG mengalami kenaikan sebesar 23,74 poin atau naik 0,35%, mencapai level 6.862,05 pada penutupan perdagangan.
Kendati IHSG menguat, tapi investor asing mencatatkan net sell atau jual bersih sebesar Rp 113,37 miliar di seluruh sektor. Adapun sejumlah saham yang banyak dikoleksi asing turut menopang laju IHSG, antara lain Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank BCA (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Adaro Energy (ADRO). (Bisnis)
Pergerakan Harga Emas Dipengaruhi Tingkat Inflasi
Analis DCFX Andrew Fischer menyatakan pergerakan harga emas akan dipengaruhi oleh hasil data inflasi. Jika data inflasi lebih tinggi dari perkiraan, harga emas kemungkinan turun karena kemungkinan naiknya suku bunga AS akan meningkat.
Sebaliknya, jika data inflasi sesuai perkiraan, yakni 3,3% atau lebih rendah, harga emas cenderung naik. Kenaikan suku bunga AS akan mengurangi daya tarik emas batangan sebagai investasi, karena emas tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, kenaikan suku bunga akan membuat dolar AS semakin kuat, dan harga emas sulit dijangkau. Saat ini, pasar memperkirakan dengan tinggi kepastian sebesar 86%, bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25-5,5% pada bulan Desember mendatang.(Bisnis, 14 Nov 2023).
Catatan: Berita terakhir inflasi AS mengalami penurunan atau pelambatan dan diharapkan US Fed tidak menaikkan suku bunga di bulan Desember mendatang. (Bisnis)
Kuota SBN Seri ST011 Makin Tipis!
SBN seri ST011. Per Rabu jam 6.40 pagi ini kuota SBN seri ST011 tenor 2 tahun (ST011T2) tersisa Rp1,085 T dari Rp5 T yang ditawarkan, sedangkan kuota bertenor 4 tahun (ST011T4) tersisa Rp1,533 T dari Rp3 T yang ditawarkan.
Masa penawaran ST011 adalah sampai dengan tanggal 6 Desember 2023. Minat investor terhadap ST011 tergolong tinggi terbukti dalam 9 hari (dari 30 hari masa penawaran) ST011T4 telah terjual hamper 80% dan ST011T4 terjual sekitar 50% dari yang ditawarkan.
Faktor utama tingginya minat investor akan ST011 adalah tingginya kupon SBN ini dimana kupon ST011T2 adalah 6,30% dan ST011T4 adalah 6,50%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan deposito bank dan bunga jaminan LPS 4,25%.
Rekomendasi
- Inflasi AS yang melambat menjadi indikasi tidak akan dinaikkannya suku bunga USD oleh US Fed di bulan Desember mendatang. Tekanan kenaikan yield obligasi Treasury US akan mereda, demikian juga terhadap tingkat bunga Rupiah yang tidak akan naik lagi, tekanan naik terhadap yield Surat Utang Negara RI juga mereda.
- Saat ini adalah momentum tepat untuk berinvestasi di fixed income instrument, yaitu SBN seri ST011 dan reksadana pendapatan tetap.
- Untuk investor dengan profil risiko agresif dapat mempertimbangkan menambah investasi secara berkala di reksadana saham dan/atau reksadana indeks saham dan/atau reksa dana campuran, karena harga-harga saham saat ini relatif murah.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!