Beranda » belajar » Inspirasi » 6 Alasan Kenapa Startup Layoff Massal + Solusi Menghadapi PHK

6 Alasan Kenapa Startup Layoff Massal + Solusi Menghadapi PHK

oleh | Des 13, 2022

Sepanjang tahun 2022, sejumlah perusahaan rintisan (startup) melakukan PHK massal. Belum lama ini, startup besar yang digandrungi anak muda di bursa tenaga kerja seperti GoTo, Shopee, dan Ruangguru juga melakukan efisiensi dengan kebijakan layoff. Mengutip dari berbagai sumber, alasan utama kenapa startup layoff adalah sulitnya pencairan dana baru dari investor hingga ancaman resesi global.

Berita seperti ini jelas menebar kekhawatiran tersendiri di kalangan karyawan. Nah, supaya kita lebih memahami alasan di balik keputusan tersebut, yuk, kita bahas bersama di artikel ini!

Baca juga: Apa Itu Layoff? Ini Pengertian, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

Kenapa Startup Layoff?

Ada beberapa alasan utama yang jadi penyebab PHK massal di berbagai perusahaan rintisan. Yuk, kita bahas satu per satu!

1. Strategi bakar duit yang kurang efektif

Fenomena bakar duit ini biasanya berkaitan dengan kegiatan pemasaran dan penjualan seperti promosi, penggunaan brand ambassador ternama, bonus akuisisi pengguna, dan masih banyak lagi. Biasanya sebuah perusahaan rintisan menerapkan strategi ini setelah mendapatkan suntikan dana dari investor.

Strategi ini mendapat sambutan baik dari sisi konsumen, pegawai, dan publik. Makanya, nggak heran kalau strategi promosi gencar seperti ini membuat startup tumbuh di pasar konsumen promo hunter. Nah, saat perusahaan tersebut mulai bertumbuh dengan strategi ini, banyak kompetitor bermunculan dengan promo lebih besar.

Pada akhirnya, untuk mempertahankan pelanggan supaya nggak pindah ke lain hati, mereka harus terus mencari pendanaan baru. Namun, lama-kelamaan, perusahaan jadi kesulitan mendapatkan revenue yang sebanding dengan burnt money yang mereka keluarkan. 

2. Beban Gaji Karyawan Terlalu Besar

Gaji rata-rata karyawan yang tinggi tentu membuat biaya operasional perusahaan sangatlah besar. Alhasil, saat penyusunan laporan keuangan, revenue yang perusahaan dapat nggak nutup biaya operasionalnya.

Nah, untuk mencapai target revenue yang diharapkan, opsi jalan yang bisa diambil adalah mengurangi biaya operasional, salah satunya adalah mengurangi jumlah karyawan.

3. Ketidakpastian Ekonomi Global

Isu resesi ekonomi 2023 yang beberapa bulan ini jadi pembicaraan hangat merupakan salah satu sentimen yang jadi penyebab kenapa startup layoff. Halim Hartono, Partner of Indogen Capital mengutarakan bahwa alasan pemutusan hubungan kerja sejumlah karyawan adalah upaya antisipasi menghadapi ketidakpastian ekonomi global tahun 2023.

Langkah satu ini merupakan strategi untuk bertahan di tahun yang penuh ketidakpastian. Hal ini bisa jadi langkah terpenting untuk bisa mengurangi ekspansi.

4. Robotisasi dan Otomatisasi

Kemajuan teknologi di era modern yang sangat pesat beberapa tahun ke belakang memang memberikan dampak positif dalam kehidupan kita. Namun, di sisi lain, banyak bidang pekerjaan yang awalnya dilakukan oleh manusia, kini posisinya bisa digantikan oleh robot atau sistem artificial intellegence (AI).

Dengan adanya robotisasi dan otomatisasi, perusahaan nggak perlu lagi membayar orang untuk melakukan pekerjaan tertentu. Alhasil, biaya operasional jadi bisa berkurang signifikan.

5. Penutupan Bisnis/Unit Bisnis

Kalau tadi kita sempat membahas seputar pengurangan biaya operasional, kondisi ini merupakan salah satu worst case yang jadi alasan kenapa startup layoff. Perusahaan yang terus merugi hingga kegagalan manajemen dalam mengelola bisnis menjadi faktor paling berpengaruh.

Akhirnya, perusahaan harus menutup unit bisnis yang dirasa nggak profitable lagi, bahkan bisa gulung tikar. Penutupan suatu bisnis pasti berujung PHK massal yang tidak bisa dielakkan.

6. Merger dan Akuisisi

Merger adalah suatu kondisi di mana dua perusahaan berbeda bergabung menjadi suatu perusahaan baru. Biasanya, hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan dan dapat menyebabkan perubahan arah bisnis. Salah satu dampak merger adalah munculnya kepemimpinan baru sehingga berdampak pada keputusan manajerial seperti penghematan anggaran dan penghilangan beberapa posisi. 

Sementara itu, akuisisi adalah suatu kondisi ketika perusahaan diambil alih oleh perusahaan lain. Secara umum, akuisisi punya dampak mirip dengan merger, yaitu adanya perubahan kebijakan. Kedua kondisi ini memungkinkan terjadinya pemberhentian sejumlah karyawan.

Solusi Menghadapi PHK

Layoff bisa terjadi kapan saja, kepada siapa saja. Oleh karena itu, kalau amit-amitnya kita jadi salah satu orang yang terdampak, kita harus mempersiapkan beberapa solusi untuk menghadapinya.

1. Bersedih Secukupnya, Pelan-pelan Tenangkan Diri

Tidak ada salahnya untuk merasakan kesedihan saat alami layoff. Ingat, ini bukanlah salahmu, karena ini berada di luar kendali kita. Nggak ada gunanya untuk menyalahkan diri sendiri. Barulah saat kesedihan mereda, pelan-pelan tenangkan diri sambil coba sharing dengan keluarga maupun teman terdekatmu.

2. Susun Rencana Masa Depan

Setelah bisa menerima keadaan dan bersikap tenang, solusi menghadapi PHK selanjutnya adalah mulai menyusun rencana masa depan lagi. Kira-kira, ke depannya karir yang kamu inginkan seperti apa. Sambil mengisi waktu, jika memungkinkan, tambah skill terkait bidang pekerjaan yang kamu minati dengan mengikuti kelas atau bootcamp.

Mulailah mencari-cari lowongan pekerjaan di situs atau aplikasi pencari kerja. Barulah setelahnya update kembali CV dan portofoliomu.

Baca juga: Lengkap & Mudah, Contoh Rencana Masa Depan yang Bisa Jadi Acuan

3. Perbaiki CV & Portofolio

Saat telah lama bekerja di suatu perusahaan, sering kali kita nggak melakukan update berkala berkas CV dan portofolio. Oleh karena itu, sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukannya. Catat pencapaian selama mengemban suatu jobdesc di perusahaanmu selanjutnya dan masukkan dalam portofolio. Hal ini tentu bisa jadi nilai plus tersendiri di mata rekruiter perusahaan.

4. Catat Pengeluaran dan Buat Anggaran

Sebagai bentuk antisipasi, cara menghadapi layoff lainnya adalah dengan mulai rutin mencatat keuangan untuk bisa mengetahui jumlah pemasukan dan pengeluaran tiap bulannya. Barulah setelahnya kamu bisa membuat anggaran sebagai acuan untuk tetap menjaga kesehatan finansialmu.

Pada dasarnya, setiap orang punya alokasi gaji dan kebutuhan yang berbeda. Nah, buat yang masih bingung, kamu bisa mencoba rumus alokasi gaji sederhana berikut:

rumus-alokasi-gaji-sederhana

Semisal gaji kamu Rp5 juta per bulan, maka rinciannya sebagai berikut:

  1. Kebutuhan, cicilan, dan tagihan 65% (Rp3.250.000,-)
  2. Dana darurat 10% (Rp500.000,-)
  3. Tabungan dan investasi 10% (Rp500.000,-)
  4. Self reward 10% (Rp500.000,-)
  5. Sedekah 5% (Rp250.000,-)

5. Siapkan Tabungan Dana Darurat

Di tengah badai layoff di mana-mana sebagai karyawan, kita memang nggak bisa memprediksi kapan hal itu menimpa kita. Makanya, penting banget untuk punya persediaan dana darurat. Keberadaan tabungan tersebut akan membantu kamu menghadapi situasi krisis, salah satunya adalah kehilangan pekerjaan.

Dengan adanya tabungan tersebut, kebutuhanmu dan keluarga masih bisa terpenuhi sampai nanti mendapatkan pekerjaan baru. Jumlah dana darurat bagi setiap individu berbeda, tergantung pengeluaran bulanan masing-masing.

Berikut adalah besar dana darurat ideal yang bisa kamu siapkan sesuai dengan jumlah pengeluaran per bulannya.

antisipasi-kenapa-startup-layoff-dengan-tabungan-dana-darurat

Sisihkan minimal 10% dari total pendapatanmu untuk tabungan darurat di awal saat gajian. Taruh pada rekening terpisah atau pada instrumen rendah risiko seperti reksadana pasar uang (RDPU).

Kesimpulan

Banyak faktor yang bisa jadi alasan kenapa startup layoff massal sepanjang tahun 2022 ini. Mulai dari strategi bakar duit yang kurang efektif, proyeksi krisis ekonomi global, penutupan bisnis atau unit bisnis, hingga merger dan akuisisi. Sebagai karyawan, yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri untuk situasi tidak terduga di masa mendatang. Salah satunya adalah dengan mengatur keuangan dengan baik dan mempersiapkan tabungan jaga-jaga.

Kamu bisa menaruh sebagian tabungan tersebut pada instrumen investasi rendah risiko seperti reksadana pasar uang (RDPU). Di tanamduit, tersedia berbagai pilihan produk RDPU dan reksadana lainnya yang bisa disesuaikan dengan kebutuhanmu.

Yuk, download tanamduit sekarang!

tanamduit Team

tanamduit adalah penyedia layanan investasi reksa dana, emas, SBN, dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile