Apa yang dimaksud dengan blue chip? Saham apa saja yang masuk kategori blue chip? Yuk, kita kupas tuntas pada artikel berikut!
Pengertian Saham Blue Chip
Saham blue chip adalah saham lapis satu yang menjadi penggerak utama IHSG. Hal ini tidak dapat kita pungkiri mengingat kapitalisasi pasar saham-sahamnya besar, di atas 10 Triliun. Dengan fundamental yang kuat, penyertaan modal pada perusahaan first liner ini cocok untuk investasi jangka panjang.
Dalam jangka panjang saham bluechip dapat memberikan keuntungan yang lebih stabil. Selain itu, pembagian dividen yang konsisten juga jadi alasan kuat produk ini sangat menarik minat investor. Umumnya, perusahaan ini punya kemampuan untuk bertahan di segala kondisi ekonomi.
Ciri-ciri Saham Lapis Satu
Biasanya, blue chip stocks sudah cukup lama terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan punya kapitalisasi besar (>10 Triliun). Kapitalisasi pasar yang besar membuat investor sulit memanipulasi harga.
Likuiditas dari sahamnya juga bagus. Semakin banyak kepemilikan publik atas sahamnya, makin baik juga tingkat likuiditasnya. Apa saja ciri-ciri lainnya yang jadi karakteristik jenis saham ini? Yuk, kita bahas!
1. Market Cap Tinggi
Market cap atau kapitalisasi pasar adalah nilai keseluruhan pasar secara agregat dari sebuah perusahaan. Biasanya, market cap menjadi indikator penting bagi investor dalam menilai kualitas suatu perusahaan. Salah satu ciri utama dari saham blue chip adalah tingkat kapitalisasi pasar yang tinggi, di atas 10 Triliun.
2. Pergerakan Harga Stabil
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, first liner stocks cocok untuk investasi jangka panjang karena tingkat pertumbuhan dan fluktuasi harganya cenderung lebih stabil. Pasalnya, perusahaan yang sudah masuk kategori ini bukan lagi perusahaan yang bertumbuh, tetapi sudah mapan dan kuat.
Jadi, saat kondisi pasar sedang tidak menentu, harga sahamnya cenderung lebih stabil dan tidak terlalu terdampak sentimen negatif.
Baca juga: 9 Manfaat Laporan Keuangan Bagi Perusahaan dan Investor
3. Mendominasi Sektor Industri
Umumnya, perusahaan yang sahamnya tergolong blue chip adalah raksasa di industri tempatnya bernaung. Produknya menjadi top of mind, baik nasional maupun internasional. Sebagai contoh, BCA, BRI, BNI, dan Mandiri mendominasi sektor industri perbankan. Tentu kita tahu, bahwa jumlah nasabah mereka di Indonesia sangatlah banyak.
4. Pembagian Dividen Konsisten
Dividen berasal dari laba yang perusahaan hasilkan dan diberikan kepada investor dalam periode tertentu. Nah, saham bluechip umumnya membagikan dividen kepada investornya secara rutin dan terjadwal, sebagai bentuk apresiasi atas dukungan investor.
5. Kinerja Perusahaan Solid
Ciri lainnya dapat kita lihat dari kinerja perusahaan secara historis. Indikator pendukung kesolidan kinerja perusahaan di antaranya: konsistensi laba dari tahun ke tahun, punya produk berkualitas yang masyarakat cintai, dan terus bertumbuh dari waktu ke waktu.
Artinya, kinerja solid ini membuat perusahaan tidak mudah goyah dan alami kebangkrutan jika sewaktu-waktu terjadi krisis ekonomi.
Daftar Saham Blue Chip Terbaru 2023
Dilansir dari situs resmi Bursa Efek indonesia, IDX Channel, berikut adalah 45 daftar saham blue chip terupdate tahun 2023.
- ACES (Ace Hardware Indonesia)
- ADRO (Adaro Energy)
- AKRA (AKR Corporindo)
- AMRT (Sumber Alfaria Trijaya)
- ANTM (Aneka Tambang)
- ARTO (Bank Jago)
- ASII (Astra International)
- BBCA (Bank Central Asia atau BCA)
- BBNI (Bank Negara Indonesia atau BNI)
- BBRI (Bank Rakyat Indonesia atau BRI)
- BBTN (Bank Tabungan Negara atau BTM)
- BMRI (Bank Mandiri)
- BRIS (Bank Syariah Indonesia)
- BRPT (Barito Pacific)
- BUKA (Bukalapak.com)
- CPIN (Charoen Pokphand Indonesia)
- EMTK (Elang Mahkota Teknologi)
- ESSA (Surya Esa Perkasa)
- EXCL (XL Axiata)
- GGRM (Gudang Garam)
- GOTO (GoTo Gojek Tokopedia)
- HRUM (Harum Energy)
- ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur)
- INCO (Vale Indonesia)
- INDF (Indofood Sukses Makmur)
- INDY (Indika Energy)
- INKP (Indah Kiat Pulp & Paper)
- INTP (Indocement Tunggal Prakarsa)
- ITMG (Indo Tambangraya Megah)
- KBLF (Kalbe Farma)
- MAPI ( Mitra Adiperkasa)
- MDKA (Merdeka Copper Gold)
- MEDC (Medco Energi Internasional)
- PGAS (Perusahaan Gas Negara atau PGN)
- PTBA (Bukit Asam)
- SCMA (Surya Citra Media)
- SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul)
- SMGR (Semen Indonesia)
- SRTG (Saratoga Investama Sedaya)
- TBIG (Tower Bersama Infrastructure)
- TLKM (Telkom Indonesia)
- TOWR (Sarana Menara Nusantara)
- TPIA (Chandra Asri Petrochemical)
- UNTR (United Tractors)
- UNVR (Unilever Indonesia)
Kesimpulan
Tidak dapat dipungkiri, saham blue chip adalah idaman para investor. Selain kinerjanya stabil, fundamental perusahaannya juga baik. Nilai kapitalisasinya yang tinggi serta dominasi di sektor industri membuat kinerja emiten blue chip stabil dalam jangka panjang.
Bagi kamu yang ingin berinvestasi saham, tetapi masih pemula, kamu bisa mulai dari reksadana saham (RDS) terlebih dahulu. Dalam portofolio suatu produk RDS, biasanya banyak terdapat saham lapis satu di dalamnya. Kamu nggak perlu pusing, karena ada manajer investasi yang siap menyusun strategi investasi dan mengalokasikan dana kamu ke saham terbaik.
Kamu bisa berinvestasi reksa dana melalui aplikasi tanamduit. Tersedia banyak pilihan produk reksadana sesuai kebutuhanmu. Yuk, download tanamduit sekarang!
Dapatkan bonus investasi s.d. 50 ribu dengan daftar tanamduit menggunakan kode referal “MULAIREKSADANA”. Klik banner di bawah ini untuk kepoin cara klaim bonusnya!
