High risk high return adalah istilah bagi imbal hasil investasi yang besar itu selalu memiliki risiko yang besar juga. Dalam jangka pendek, produk ini sangat fluktuatif atau cenderung naik-turun harganya.
Oleh sebab itu, produk reksadana ini memiliki risiko tinggi. Namun, kamu dapat memperoleh imbal hasil optimal dalam jangka panjang lebih dari 5 tahun. Produk investasi high risk high return cocok sekali bagi orang dengan profil risiko agresif. Profil risiko adalah indikator toleransi investor saat menghadapi risiko investasi.
Baca juga: Kenali Jenis Profil Risiko Investasi, Kamu Terhadap Tipe Apa?
Idealnya, kamu mengalokasikan uang dingin atau alokasi dana menganggur yang tidak kamu pakai untuk kebutuhan dalam waktu dekat. Investor dapat memilih produk dengan imbal hasil dan risiko tinggi yang sangat beragam. Mulai dari reksa dana saham, hingga kripto. Berikut merupakan contoh produknya yang wajib kamu ketahui.
Contoh Produk High Risk High Return
1. Reksadana Saham
Salah satu contoh produk dengan imbal hasil dan risiko tinggi adalah reksadana saham atau indeks. Jika berinvestasi di instrumen ini, maka investor tidak perlu memiliki kemampuan analisis kondisi market karena ada Manajer Investasi (MI) profesional. Dalam hal ini, MI akan mengoptimalkan imbal hasilmu dengan mengatur alokasi aset investasi minimal 80 persen portofolio ke produk saham.
Investor dapat mengetahui performa produk reksadana melalui data Nilai Aktiva Bersih (NAB) dalam periode tertentu. Di aplikasi tanamduit, kamu juga bisa mulai berinvestasi reksadana saham mulai dari Rp10 ribu dengan mudah dan aman.
Baca juga: Reksadana Saham: Ketahui Pengertian dan Keuntungannya!
2. Saham
Produk saham cocok sekali bagi investor yang ingin mendapatkan imbal hasil tinggi dan berani mengambil risiko tinggi. Aset saham adalah produk penyertaan modal investor terhadap suatu perusahaan yang memungkinkan investor punya kepemilikan perusahaan terbuka.
Instrumen high risk high return ini cocok sekali bagi kamu yang ingin mengoptimalkan penghasilan dalam jangka panjang. Sebelum memulai investasi, kamu juga harus mengenali emiten atau produk saham dari perusahaan dengan fundamental yang baik.
Selain itu, investor perlu memiliki kemampuan analisis kondisi market untuk mengoptimalkan investasi. Dengan begitu, hasil hasil akan lebih optimal di masa yang akan datang.
3. Kripto
Kripto adalah aset digital berbaris blockchain yang memiliki kode rahasia yang rumit dan digunakan untuk transaksi mata uang virtual. Dalam hal ini, transaksi keuangan itu dapat membuat transaksi keuangan lebih aman karena metode kriptografi ini menggunakan kode khusus melalui teknologi blockchain.
Aset digital ini memungkinkan semua orang di dunia melakukan transaksi secara global tanpa perantara. Seseorang dapat menjual kripto dengan mata uang biasa juga kapan saja dan di mana saja.
Popularitas kripto di Indonesia semakin berkembang karena mampu menghasilkan imbal hasil fantastis. Namun, pergerakan harganya sangat fluktuatif sehingga sangat berisiko tinggi. Oleh karena itu, kamu harus menganalisis strategi khusus dan tetap melakukan diversifikasi investasi.
Baca juga: Tips Diversifikasi Investasi Bagi Pemula Untuk Minimalkan Risiko.
Strategi Investasi Aset High Rish High Return
1. Pelajari Strategi Investasi
Saat berinvestasi, penting bagi investor untuk mengenali strategi investasi terbaik. Pastikan produk penanaman modal pilihanmu itu sesuai dengan profil risiko investasi. Dengan begitu, kamu dapat memperkirakan strategi khusus untuk meminimalisir risiko yang tinggi. Strategi tersebut juga dapat kamu sesuaikan dengan tujuan investasimu.
2. Melakukan Riset Mendalam
Sebelum mengalokasikan uangmu ke produk high risk, kamu perlu melakukan riset mendalam. Strategi ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk aset pilihamu memiliki performa yang baik. Dengan begitu, keuntungan di masa yang akan datang akan lebih optimal.
Setelah mulai terjun di dunia pasar modal, kamu juga tetap harus memantau pergerakan harga secara berkala. Jadi, kamu bisa mengenali kapan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual asetmu. Dalam hal ini, penting juga memilih instrumen aset dengan fundamental baik dan cocok dengan strategi investasimu.
3. Usahakan Tidak FOMO
Seringkali, para investor merasa FOMO atau Fear of Missing Out. Setelah melihat investor lain mendapatkan keuntungan besar dari hasil investasi high risk, seorang investor kerap merasa takut tertinggal kesempatan meraih keuntungan besar. Padahal, transaksi jual-beli aset tanpa pertimbangan yang matang dapat berakibat fatal.
Aset dengan fundamental yang buruk memiliki potensi penurunan harga terjun bebas. Jangan sampai tergiur dengan keuntungan investor lain sehingga melupakan strategi investasi dan tidak melakukan riset mendalam.
Baca juga: Apa Itu FOMO dalam Trading? Ini Dampak dan Bahayanya Bagi Investor
4. Hati-hati Saat Berinvestasi
Saat berinvestasi di instrumen high risk high return, investor tidak boleh gegabah dan harus selalu berhati-hati dalam mengeluarkan modal. Jangan sampai mengeluarkan modal besar sekaligus tanpa pertimbangan matang.
Oleh karena itu, kamu harus memiliki pengetahuan seputar dunia pasar modal dan mengenali kondisi perekonomian terkini. Hal ini karena investasi produk high risk tidak bisa hanya mengandalkan insting, melainkan perlu pengetahuan dan keahlian khusus. Kamu juga dapat berkonsultasi ke ahlinya untuk meminimalisir risiko.
5. Lakukan Diversifikasi Investasi
Salah satu strategi terbaik untuk meminimalisir risiko adalah diversifikasi investasi. Jika terjun ke lingkup pasar saham atau high risk asset lainnya, maka kamu perlu mengamankan aset di instrumen aset lain yang lebih aman dengan risiko rendah.
Emas menjadi salah satu aset yang mampu menjaga nilainya di tengah kondisi ekonomi bergejolak. Pada saat saham atau kripto anjlok, asetmu di instrumen lainnya dapat tetap terjaga. Di aplikasi tanamduit, kamu bisa investasi high risk asset melalui produk reksadana saham atau indeks.
Eitss… kamu juga bisa beli emas dan Surat Berharga Negara (SBN) di aplikasi tanamduit dengan mudah dan aman. Jadi, kamu bisa mengoptimalkan penghasilanmu dalam satu aplikasi saja.
Kesimpulan
Dalam berinvestasi, istilah high risk high return itu mengacu pada instrumen investasi yang mampu menghasilkan imbal hasil besar dengan risiko tinggi. Contoh produknya antara lain reksadana saham, saham, dan kripto. Produk penanaman modal ini bersifat fluktuatif sehingga harganya naik-turun dalam periode singkat.
Namun, investor dapat memperoleh imbal hasil besar dalam jangka panjang atau periode tertentu. Meskipun mengalokasikan sebagian penghasilan ke instrumen berisiko tinggi, kamu juga harus melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko kerugian.
Di aplikasi tanamduit, kamu bisa mulai berinvestasi reksadana saham mulai dari Rp10 ribu, lho. tanamduit adalah aplikasi investasi yang menyediakan layanan investasi reksadana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang sudah berizin dan diawasi oleh OJK. Selain reksadana, kamu juga dapat melakukan diversifikasi ke aset lain seperti emas dan SBN. Klik di sini untuk download aplikasi tanamduit sekarang!