Yield obligasi seringkali menjadi faktor yang menentukan apakah suatu obligasi layak untuk dibeli. Hal ini terjadi karena yield merepresentasikan potensi profit atau keuntungan yang dapat investor peroleh dari suatu obligasi.
Nah, sebelum mulai investasi obligasi, yuk ketahui apa itu yield, jenis-jenisnya, dan faktor yang mempengaruhinya!
Daftar isi
1. Apa Itu Yield Obligasi?
2. Yield Obligasi dan Kupon Obligasi, Apa Bedanya?
3. Jenis-jenis Yield
4. Faktor yang Mempengaruhi Yield
5. Kesimpulan
Apa Itu Yield Obligasi?
Yield adalah persentase tingkat pengembalian (return) yang akan investor terima dari suatu obligasi.
Istilah ini menunjukkan potensi keuntungan yang dapat investor peroleh dari suatu obligasi. Semakin tinggi persentasenya, semakin besar potensi keuntungan yang bisa investor dapatkan.
Sebagai contoh, katakanlah produk obligasi C memiliki yield sebesar 5%.
Artinya, investor yang membeli obligasi C berpotensi mendapatkan keuntungan sebesar 5% jika investor tidak menjual kembali obligasi C hingga jatuh tempo. Jadi, yield bersifat seperti indikator atau gambaran profit dari suatu obligasi.
Meskipun demikian, investor tidak betul-betul menerima pembayaran imbal hasil sesuai dengan persentase yield. Pembayaran imbal hasil yang investor terima akan menyesuaikan dengan tingkat kupon obligasi.
Yield dan Kupon Obligasi, Apa Bedanya?
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, yield adalah indikator yang menunjukkan potensi pengembalian/keuntungan (return) dari suatu obligasi.
Di sisi lain, kupon adalah tingkat pengembalian sebenarnya yang investor terima.
Sederhananya, yield digunakan sebagai salah satu alat ukur kinerja obligasi, untuk menentukan apakah obligasi tersebut layak beli dan akan menghasilkan profit yang optimal. Namun, investor akan menerima pengembalian (return) sesuai dengan tingkat kupon yang berlaku.
Nah, sistem kupon mirip dengan bunga pada deposito. Bedanya, bunga deposito dibayarkan setelah jatuh tempo. Sementara itu, kupon obligasi dibayarkan secara berkala hingga jatuh tempo.
Obligasi FR seri 0081 misalnya, memiliki yield 6,06% dengan tingkat kupon 6,5%/tahun yang dibayarkan setiap 6 bulan.
Nah, artinya, jika investor meng-hold kepemilikan FR0081 hingga jatuh tempo dan tidak menjualnya di pasar sekunder, investor akan mendapatkan pengembalian (return) sebesar 6,06% dari FR0081.
Namun, investor akan mendapatkan pembayaran imbal hasil secara berkala setiap 6 bulan, sebesar 6,5%/tahun dari jumlah obligasi yang dimiliki.
Sebagai ilustrasi, jika investor membeli FR0081 sebanyak 1 juta rupiah, ia berhak mendapat pembayaran kupon sebesar 65ribu (1.000.000 x 6,5%) per tahun. Karena kupon FR0081 “cair” setiap enam bulan, investor akan menerima pembayaran sebesar 32.500 per 6 bulan.
Baca juga: Apa Itu Kupon Obligasi? Ini Pengertian dan Jenis-Jenisnya
Jenis-jenis Yield
Berikut adalah jenis-jenis yield obligasi.
1. Yield to Maturity (YTM)
YTM adalah potensi total pengembalian yang akan investor dapatkan jika memegang obligasi hingga jatuh tempo.
Penghitungan persentase yield to maturity (YTM) dapat menjadi gambaran dalam memperkirakan imbal hasil yang investor peroleh selama periode investasi.
Baca juga: Apa Itu Yield to Maturity? Ini Pengertian, Cara Menghitung, dan Contohnya
2. Current Yield
Current yield adalah persentase pengembalian tahunan dari sebuah obligasi. Istilah ini menggambarkan berapa banyak pengembalian (return) yang dapat diperoleh dari suatu obligasi dalam satu tahun berdasarkan harga pasar saat ini.
Cara menghitungnya adalah dengan membagi suku bunga saat ini dengan harga pasar saat ini.
3. Yield to Call (YTC)
Sebagian obligasi bersifat callable. Dengan kata lain, penerbit obligasi dapat meng-call alias membeli atau menebus obligasi sebelum jatuh tempo. Hal ini umumnya terjadi pada obligasi korporasi.
Nah, yield to call adalah tingkat pengembalian yang akan investor peroleh hingga pihak penerbit obligasi menebus atau meng-call obligasi yang telah diterbitkan.
4. Yield to Worst
Yield to worst adalah potensi tingkat pengembalian terendah dari suatu obligasi, jika sewaktu-waktu obligasi tersebut ditebus sebelum jatuh tempo.
Cara menghitung yield to worst adalah dengan mengkomparasi YTM dan YTC, lalu ambil angka terendah dari keduanya.
Faktor yang Memengaruhi Yield Obligasi
Tingkat kupon obligasi sangat dipengaruhi oleh harganya di pasar sekunder. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga obligasi di antaranya:
- Tingkat suku bunga acuan.
- Nilai tukar Rupiah.
- Imbal hasil acuan (benchmark) obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun.
Pertama, secara teori, jika suku bunga acuan BI turun, harga obligasi dengan kupon tetap seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) di pasar sekunder akan naik.
Kupon tetap dari ORI membuat tingkat imbal hasil dari investor tidak akan terpengaruh sama sekali oleh perubahan suku bunga acuan sehingga terlihat lebih menguntungkan bagi investor. Itulah sebabnya mengapa harga ORI justru naik saat suku bunga acuan turun.
Kedua, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang menguat juga akan meningkatkan nilai ORI dalam Rupiah di kacamata global.
Ketiga, bila yield obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun turun, pasar akan semakin diuntungkan. Perlu kamu pahami kalau yield berbanding terbalik dengan harganya di pasar sekunder. Semakin rendah yield obligasi, semakin tinggi harganya di pasar.
Kesimpulan
Yield obligasi adalah indikator tingkat pengembalian (return) atau keuntungan dari suatu obligasi. Semakin tinggi yield, semakin besar potensi keuntungan yang bisa investor peroleh. Terdapat beberapa jenis yield, yaitu YTM, current yield, YTC, dan YTW.
Pemerintah menerbitkan obligasi negara dalam bentuk surat berharga yang dikenal dengan nama Surat Berharga Negara (SBN). Imbal hasil SBN berkisar di rentang 6%/tahun, dan pembayaran imbal hasilnya telah dijamin oleh pemerintah melalui Undang-Undang. Karena itu, SBN menjadi salah satu instrumen investasi yang paling aman dan menjanjikan untuk investor pemula.
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) seri Sukuk Ritel SR021 telah rilis! Masa penawaran dibuka pada tanggal 23 Agustus s.d. 18 September 2024.
Kupon berjenis fixed rate, dengan kupon SR021-T3 sebesar 6,35%/tahun dan SR021-T5 sebesar 6,45%/tahun. Raih kesempatan memperoleh bonus reksadana s.d. jutaan rupiah dengan berinvestasi SR021 di tanamduit!
Yuk, investasi SR021 dengan download tanamduit sekarang! tanamduit telah menjadi mitra distribusi yang telah dipercaya Kementerian Keuangan RI sejak awal perilisan SBN secara online tahun 2018.
Cara Beli SBN
Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk melakukan pembelian SBN, di antaranya:
- Download aplikasi tanamduit dan registrasi akun tanamduit.
- Klik menu “SBN” pada dashboard aplikasi tanamduit, lalu klik produk yang sedang dalam masa penawaran.
- Buat rekening SBN.
- Setelah pembuatan rekening SBN berhasil, ulangi langkah kedua dan selesaikan pembayaran.